NEWS
20 Kartunis Bali Pajang 50 Karya di Galeri Bukuku Gedong 3 Wartam
Denpasar, JARRAKPOS.com – Ada 50 karya dari 20 kartunis Bali di Galeri Bukuku Gedong 3 Wartam Denpasar mengikuti “Pameran Kartun Hindu di Mata Kartunis Bali”. Kartun adalah media kritisi, mengkritik berbalut humor. Menyentil tanpa membikin orang tersinggung. Menjewer tanpa membuat orang teler. Dan humor, sesungguhnya sudah sangat melekat dalam kehidupan keagamaaan kita. Lakon lakon seperti pan balangtamak, lelucon para punakawan wayang, tari topeng dan pentas bebondresan dala pujawali atau acara keagamaan, sebenarnya menampilkan retorika kartunal kehidupan kita sehari hari.
Tapi bagaimana garis-garis kartun oleh 20 kartunis yang memajang karya sepanjang September di galeri bukuku? Benarkah bisa menjadi medium penyadaran jiwa dan pencerahan nurani, tanpa menghilangkan ketajanam taring kritikannya? Anda harus menyaksikan goras-gores garisnya sambil tersenyum mencatat pesan-pesan sufi didalamnya! Pameran yang menggelar hampir 90 karya dibagi dalam dua model ini, dibuka I Dewa Gede Palguna bersama I Gusti Ngurah Agung Diatmika, Senin (1/9/2020). Ditampilkan 40 karya, model off line dan sisanya model multimedia yang bisa dilihat dalam Acara HITV CH3, Tivi canal Youtube.
Mia Kusuma Dewi selaku Public Relation Majalah Wartam menyebutkan seluruh Karun ini sebenarnya adalah lanjutan rekaman lensa kartunis yang mengkritisi Denpasar saat ini, dalam rangkaian benang merah memori jabatan I B Rai Mantra, sebagai Walikota. Namun melihat benang merah nuansa Hindu dalam banyak karya, maka Galeri Bukuku menampilkan kembali kartun – kartun itu dengan kurasi ulang selaras dengan muatan Hindu dan pesan yang di bawanya. “Dan ini tidak mudah! Semua karya ingin tampil, hampir semua mengandung nilai Hindu, Tattwa, Susila dan Acara sampai Pan covir, pandemi Corona Virus yang mengganas,” paparnya.
Untuk memudahkan menikmati karya, kurator membagi 3 katagori sesuai Tri Hita Karana, Parhyangan, Pawongan dan Palemahan. Semua karya mewakili nada dan irama hindu, dengan irisan yang selaras. “Karena kita tahu KATA HINDU mengedepankan hal yang menjadi idialisme kita bersama. H sebagai harmoni, I adalah inspiring, N sebagai natural, D diversity dan U adalah unity. Semua perbedaan menjadi satu dalam kaidah alami yang harmonis dan tetap mengispirasi,” jelasnya. Seperti diketahui, di Jalan Nangka Selatan 29a ini dikenal sebagai gedong 3. Gedong tiga warna. merah, putih hitam, warna akrab dalam keagamaan kita.
Gedong 3 ini punya tiga fungsi. pertama, gedong cita, melahirkan gagasan baru yang tetap berbasis hindu. Kedua gedong sastra, pusat penerbitan hindu. Ketiga, gedong pustaka, perpustakaan hindu disebut hindu mikro library. Gedong tiga, dikelola Santi Foundation, melahirkan majalah hindu, Wartam, sebagai jendela hindu dharma.Terbit tiap bulan, memberi narasi, mencari solusi hindu kekinian, dengan baner membuka mata, menangkap makna. Gedong 3, juga punya media pencerahan lewat canal youtube disebut HITV CH 3, hindu tv chanel 3. Chanel tattwa, susila dan acara, yang tayang saban senin, rabo dan sabtu. Ada juga Penerbitan khusus, wartam plus, untuk bukubuku pendidikan hindu, populer dan pencerahan.
Anak-anak Hindu, disediakan hischooling, sekolah rumah hindu dharma, sekolah on line, bimbel hindu, dan juga club yoga, yang disebut easy yoga. Para siswa dan mahasiswa, para pembaca yang haus bacaan atau para pengarang yang ingin membeli buku dan menjual buku, kita sediakan Butik buku Hindu, sebagai altarnya pustaka dharma. Dan ruangan ini, galeri bukuku,mengemas kata, menata aksara. Karena galeri bukuku, memajang buku-buku utama karya Akademisi, para penulis senior, untuk mengangkat karya intektual mereka, setara dengan fine art.
Galeri bukuku adalah rumah para kutu buku hindu, yang terus berupaya menjadikan dirinya sebagai mata air, yang mengundang binatang, menjangan dan kijang tiap saat datang, meminum air pencerahan, sebagai oase di pusat kota. tim/ama/ksm