EKONOMI
600 Hektar Sawah di Bali Disulap Jadi Pertanian Organik
“Bahwa penerapan pertanian organik harus dilaksanakan secara konsisten, tidak setengah-setengah. Berkelanjutan dan pada area yang luas maka dipastikan akan menunjukkan hasilnya yang optimal pada tiga kali musim tanam berikutnya,” jelas Edy Purwanto.
Dihadapan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Wisnuardhana, MSi., menjelaskan sebagaimana visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era Baru menekankan pada upaya menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali dengan penerapan nilai-nilai Sad Kertih. Yakni, Jagat Kertih, Jnana Kertih, Segara Kertih, Wana Kertih, Danu Kertih dan Atma Kertih. Salah satu program bidang pertanian pada visi misi tersebut adalah pengembangan pertanian organik yang diharapkan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan nilai-nilai Sad Kertih.
Baca juga : Program SIMLUHTAN Dinas Pertanian Pastikan Bantuan Petani Tepat Sasaran
Ditegaskan, pertanian organik adalah praktek budidaya tanaman dengan menekan serendah-rendahnya penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia tidak saja berdampak pada penurunan kesuburan tanah, meningkatkan pencemaran air, udara dan lingkungan juga menurunnya bio diversitas (keanekaragaman hayati). Selain berdampak pada keracunan karena residu bahan kimia pada produk pertanian.
Bersambung….