PARIWISATA
7,4 Jam Non Stop Mata Tertutup dan Mulut Dilakban Main Drum, BPJ Bunyikan Genderang Persatuan
Denpasar, JARRAKPOS.com – Yayasan Bakti Pertiwi Jati (BPJ) menggelar kegiatan bertema “Genderang Persatuan Indonesia, Membumikan Nusantara Menduniakan Indonesia” untuk mengisi rangkaian kemeriahan HUT ke-74 Kemerdekaan RI di bekas Taman Festival Padang Galak, Sanur, Sabtu (10/8/2019). Kegiatan ini turut menghadirkan Drummer Indonesia Pemegang Rekor Dunia Kunto Hartono dengan memainkan drum selama 7,4 jam non stop dengan mata ditutup, telinga disumpal dan mulut dilakban.
Pembina Yayasan BPJ, I Gusti Ngurah Bagus Muditha menjelaskan sebagai bagian dari gerakan pecinta heritage pihaknya ingin ikut andil dalam menyuarakan 74 tahun kemerdekaan RI. Kebetulan semangat ini juga telah digaungkan drumer dunia Kunto Hartono yang dikenal selalu mengangkat heritage, seni dan budaya nusantara ke level dunia. Pertunjukan memukul drum yang juga menampilkan gendang Bali juga diisi kegiatan spiritual dan melukis dengan mata tertutup yang dilakukan Ki Jembrong F SE.
Baca juga : Petani di Tabanan Dipaksa Kaya, LSM JARRAK Perkenalkan Pupuk Green Fertilizer
Pria yang akrap disapa Turah Bagus ini juga menjelaskan kegiatan tersebut untuk kembali menguatkan harapan dan upaya menjaga kekayaan seni dan budaya bangsa. Menurutnya kemerdekaan harus dimaknai lebih luas baik bagi manusia, bagi alam dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kegiatan ini sekaligus menghargai kekayaan warisan leluhur sehingga berbagai potensi bisa dikelola dengan baik seperti halnya kawasan Pantai Padang Galak yang harus dikelola lebih baik sebagai salah satu destinasi unggulan.
Hal senada disampaikan Pembina Yayasan BPJ lainnya yakni Komang Gede Subudi. Dijelaskan pihaknya ingin kembali menguatkan fibrasi situs dan ritus melalui aktifitas nyata. Tidak hanya sebatas dalam bentuk imajiner namun melalui komunikasi secara faktual bahwa banyak potenai budaya yang bisa disinergikan untuk memaknai 74 tahun kemerdekaan RI. Disini BPJ ingin kembali menggugah seluruh masyarakat untuk kembali menyadari tanggung jawabnya dalam melestariakan adat istiadat dan keharmonisan alam.
Baca juga : Wakil Rakyat “Sejuta Traktor” Kembali Terpilih Tiga Periode Jadi Ketua DPP PDIP
“Hidup sesuatu yang sifatnya buta dan tuli, kalu kita tidak eling dan ngeh (sadar, red) dengan itu kita akan buta dan tuli terhadap lingkungan terhadap orang lain dan terhadap yang terjadi di sekitar kuta. Mari kita ngeh dan eling supaya buta dan tuli kita itu sirnah sehingga semakin sensitif kepada lingkungan kita. Disitulah roh budaya, roh leluhur kita yang namanya situs ritus akan kembali terpancar,” jelas Subudi lanjut mengatakan dengan penjawantahan semangat kemerdekaan ini kalaborasi dan imajinasi mengisi kemerdekaan mampu dipadukan dengan fibrasi spiritual yang diimplementasikan dalam pergaulan sehari-hari. “Kita ambil momen bulan Agustus yang mengandung arti arfiah yang tinggi bagi bagsa Indonesia, bangsa yang dibebaskan dari penjajahan. Jadi mari kita sebarkan virus-virus kebaikan itu melalui diri kita, sekeliling kita, kawan-kawan kita dan terus akan membesar,” tandas pria yang juga pendiri Yasasan Bumi Bali Bagus (YBBB) ini.
Penanggung Jawab Kegiatan dari Yayasan BPJ, Mangku Made Sarayoga menjelaskan acara Genderang Persatuan Indonesia juga dikemas untuk mendukung aksi “Drum for Humanity” yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendonasikan sebagian hartanya melalui rekening Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di BCA: 6760303818. Dana yang terkumpul selama 7,4 jam NgeDrum tanpa henti ini akan disalurkan untuk kegiatan kemanusiaan yang akan disalurkan kepada masyarakat yang tertimpa musibah bencana alam yang akhir-akhir ini melanda Indonesia. Kegiatan ini juga sebagai pemanasan bagi Kunto sebelum menjalani rekor dunia “The Longest Drumming 111 Hours By A Team” yang akan dilakukannya bersama drummer dari empat negara untuk membantu anak-anak korban perang Palestina (#Drum4Palestine) di Nusa Dua, Bali, bulan Oktober 2019 mendatang. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login