Connect with us

    NEWS

    Pertemuan ChildFund International di NTT Gelorakan Stop Kekerasan Terhadap Anak

    Published

    on

    NTT, Jarrakpos.com- ChildFund International di Indonesia mengajak semua pihak terlibat dalam menyelesaikan masalah anak.

    Hal itu disampaikan dalam pertemuan Nasional dan Asia perlindungan anak di Hotel Harper, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa, 14 Mei 2024.

    Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi NTT, Ruth Laiskodat dan berlangsung selama empat hari, hingga 17 Mei 2024.

    Country Director ChildFund International Husnul Ma’ad mengatakan, dalam menyelesaikan masalah anak, ChildFund tidak bisa bekerja sendiri.

    Advertisement

    “Menyelesaikan masalah anak tidak bisa sendiri, semua pihak harus terlibat. Masalah ini harus diselesaikan sekarang, ayo kita berkolaborasi mewujudkan kesejahteraan untuk anak-anak kita,” ungkapnya.

    Lanjut Husnul Ma’ad, ChildFund telah bekerja selama 50 tahun.

    “Kita berkomitmen pada tahun 2024 ini berdampak kepada 5 juta anak dan keluarga di Indonesia, sampai dengan saat ini kita sudah menangani 2 juta lebih anak,” ucap Country Director ChildFund International Husnul Ma’ad.

    Selain itu anggota Komisi V DPRD NTT, Eman Kolfidus mengapresiasi pertemuan perlindungan anak Internasional yang digelar ChildFund.

    Advertisement

    “Kami mengapresiasi dan berterima kasih atas pertemuan Nasional dan Asean oleh ChildFund untuk berkolaborasi dalam mengatasi isu yang penting di NTT dan Indonesia tentang kekerasan dan perlindungan,” ucapnya.

    Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappelitbangda) Provinsi NTT, Alfonsius Theodorus dalam kesempataannya mengatakan, perlu usaha serius dalam mewujudkan program perlindungan anak

    “Perlu asumsi-asumsi yang kuat untuk anak-anak di NTT yang lebih baik. Program perlindungan khusus anak harus menerapkan variabel yang efektif. Kualitas keluarga menuju kemakmuran bangsa,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (Kemen-PPPA) Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak, Didiek menyebut ada 3 daerah di NTT penyumbang angka kekerasan tertinggi.

    Advertisement

    “Kalau melihat data sejak Januari sampai Mei, di NTT itu ada 136 korban anak, didominasi oleh Kota Kupang, Ngada dan Timor Tengah Selatan (TTS) tentunya kami berharap melalui pertemuan ini dapat mengidentifikasi masalah agar mendapatkan intervensi program yang efektif,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, pertemuan ini menghadirkan perwakilan dari 6 Negara dan 8 Provinsi terpilih.

    ChildFund International di Indonesia bersama mitra Yayasan Cita Masyarakat Madani (Yacita) menyelenggarakan Pertemuan Perlindungan Anak Nasional, yang juga bertepatan dengan Pertemuan Perlindungan Anak se-Asia.***

    Advertisement