NEWS
UNIKU dan UNISA Bandung, Gelar Pelatihan Bagi Kaum Difabel
KUNINGAN, JarrakPos.Com – Dalam rangka mendorong terciptanya kemandirian ekonomi bagi komunitas disabilitas, khususnya bagi mereka yang Difabel rungu wicara, kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) bertajuk “Kemandirian Ekonomi Komunitas Disabilitas Rungu Wicara Melalui Pelatihan Produksi Roti dan Pemasaran Digital” telah sukses diselenggarakan pada tanggal 13-15 September 2024 kemarin di Desa Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Camat Singaparna yang secara resmi membuka acara, Pemerintah Desa, Komunitas Disabilitas, Kepala Sekolah SLB, serta para mitra.
“Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara akademisi dari Universitas Kuningan (Uniku) dan Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Bandung, yang bermitra dengan Komunitas Disabilitas Singaparna, Pemerintah Desa Singaparna, Tim Inklusi PD ‘Aisyiyah Kabupaten Tasikmalaya dan ABS Bakery Bandung menggelar Pelatihan Produksi Roti dan Kue Kering untuk para Difabel Rungu Wicara,” kata Ketua Tim PKM Teti Rahmawati, SE., M.Si., Ak. CA., Kamis (18/9/2024). Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas disabilitas rungu wicara dengan memberikan keterampilan dalam produksi roti dan pemahaman mengenai pemasaran digital.
“Sehingga mereka dapat mengembangkan kemandirian ekonomi melalui usaha mikro,” katanya lagi.
Diterangkannya, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengintegrasikan inklusivitas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, dengan harapan bahwa Desa Singaparna menjadi desa yang ramah bagi semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
“Kedepannya diharapkan Desa Singaparna dapat menjadi model desa ramah disabilitas, di mana komunitas disabilitas memiliki kesempatan yang setara dalam berwirausaha dan berkontribusi bagi pembangunan ekonomi lokal. Para difabel rungu wicara diharapkan mampu mempraktikkan langsung semua keterampilan yang telah dipelajari dengan membuat produk roti dan kue kering secara mandiri dan mulai merancang strategi pemasaran melalui media digital,” terangnya penuh harap.
Masih menurutnya, hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi komunitas disabilitas rungu wicara di Desa Singaparna untuk mencapai kemandirian ekonomi dan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi Desa.
“Hari pertama diawali dengan pelatihan mengenai peningkatan kepercayaan diri, yang diberikan oleh Hayyinah Rahayu, seorang ahli psikologi. Materi ini dirancang khusus untuk membangun keyakinan komunitas disabilitas rungu wicara bahwa mereka memiliki kesempatan yang setara dengan masyarakat lainnya dalam hal berwirausaha dan mencapai kemandirian ekonomi. Melalui pendampingan yang intensif, para peserta dilatih untuk melihat potensi diri mereka serta memahami bahwa disabilitas bukanlah halangan dalam meraih sukses,” terangnya lagi.
Pada sesi siang, peserta mendapatkan pelatihan tentang pemasaran digital yang disampaikan oleh Siti Nuke Nurfatimah dosen Uniku. Peserta diajarkan mengenai cara memanfaatkan platform digital seperti media sosial dan e-commerce untuk memasarkan produk roti mereka secara lebih luas.
“Materi ini diharapkan dapat membuka peluang bagi mereka untuk menjangkau pasar yang lebih besar di luar Desa Singaparna. Pelatihan ini membekali para peserta dengan keterampilan untuk memanfaatkan berbagai platform digital seperti WhatsApp, Facebook, TikTok, dan Instagram sebagai sarana pemasaran produk. Dalam pelatihan ini juga ditekankan bahwa mayoritas penyandang disabilitas rungu wicara dewasa telah memiliki smartphone Android, sehingga peluang untuk mengoptimalkan teknologi dalam pemasaran produk sangat besar,” ujarnya menjelaskan.
Di hari kedua, masih menurut dosen Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uniku, fokus pelatihan beralih pada produksi roti yang dipandu Bersama oleh Mimi Maryami dan saya sendiri (Teti Rahmawati).
“Para peserta diajari teknik-teknik dasar pembuatan roti berkualitas. Para peserta tampak antusias dan semangat dalam belajar teknik baru yang diharapkan dapat menjadi modal awal untuk memulai usaha. Mereka diajak untuk mempraktikkan setiap tahap dari proses produksi agar kelak mampu menjalankan usaha mandiri,” jelasnya.
Di hari terakhir, peserta dilatih untuk membuat kue kering dengan variasi resep yang menarik, yang diharapkan dapat menambah diversifikasi produk dalam usaha mereka.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi fondasi kuat bagi komunitas disabilitas rungu wicara di Desa Singaparna untuk membangun usaha mandiri berbasis kuliner. Selain itu, dukungan dari Pemerintah dan para mitra semakin memperkuat tujuan untuk menjadikan Desa Singaparna sebagai desa ramah disabilitas yang inklusif, dimana setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam berkontribusi terhadap perekonomian lokal,” tegasnya penuh harap.
Dalam kegiatan PKM tersebut, dibantu dua orang mahasiswa semester 4 dari Prodi Akuntansi FEB Uniku bernama Wulan salma Hana dan Reyhan Rizalul Dzikri turut berperan aktif dalam setiap tahapan pelaksanaan program. Keterlibatan mereka mencakup beberapa aspek, antara lain memfasilitasi pelatihan produksi roti dan kue kering, serta pemasaran digital.
“Mereka membantu peserta memahami materi yang diberikan oleh para ahli dan mendampingi saat praktik langsung, memastikan peserta dapat mengikuti setiap tahapan dengan baik. Mahasiswa yang memiliki pengetahuan di bidang digital marketing turut memberikan bimbingan kepada peserta dalam memanfaatkan platform seperti WhatsApp, Facebook, TikTok, dan Instagram untuk memasarkan produk mereka. Melalui keterlibatan ini, mahasiswa tidak hanya memperluas wawasan dan pengalaman praktis mereka, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam upaya pemberdayaan komunitas disabilitas rungu wicara,” tegasnya lagi. Tim juga menyampaikan, terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, khususnya kepada DRTPM, Dirjen Dikti Ristek, Kemendikbud Ristek Dikti RI yang telah mensupport kegiatan pengabdian sehingga dapat berjalan dengan baik.
“Semoga kedepan bisa mendapat kesempatan lagi dengan skema yang lain yaitu Bina Desa dalam rangka mewujudkan Desa Singaparna Ramah Disabilitas dan Lansia,” pungkasnya penuh harap. (Agh@n)
You must be logged in to post a comment Login