Connect with us

    NEWS

    Pengangkatan Habib Lutfi Bin Yahya Sebagai Kalungguhan Kraton Kasepuhan Cirebon Berujung Ricuh.

    Published

    on

    CIREBON, JARRAKPOS.COM – Kericuhan yang terjadi di Keraton Kasepuhan pada hari Rabu 2 Oktober 2024 di awali adanya pengangkatan Klan Baalawi Habib Lutfi Bin Yahya asal Pekalongan sebagai Kalungguhan Keraton Kasepuhan.

    Pengangkatan tersebut di lakukan oleh Pangeran Heru Nursyamsi yang mengaku dirinya sebagai Sultan Kasepuhan Cirebon yang sah.

    Pengangkatan tersebut menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak, sehingga menimbulkan amarah dari para pihak yang merasa keberatan atas pengangkatan Habib Lutfi dari Pekalongan yang notabenenya bukan bagian dari keluarga besar Keraton Kasepuhan.

    Kemarahan warga juga terkait adanya pernyataan dari oknum Habaib yang mengatakan, dzuriat Wali Songo terputus dari Nabi Muhamad SAW

    Advertisement

    Namun di tengah kemarahan warga Cirebon yang sedang membela dzuriyat Wali Songo, Pangeran Heru Nursyamsi yang mengaku sebagai Sultan yang sah mengeluarkan surat pengangkatan untuk Habib Lutfi sebagai Kalungguhan Kraton Kasepuhan Cirebon.

    Atas kejadian tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan publik warga Cirebon dan sekitarnya yang masih menjunjung tinggi keluhuran Wali Songo khususnya dzuriyatnya yang ada di Kraton Kasepuhan Cirebon

    Menanggapi pertanyaan dari berbagai pihak, Prabu Dias Panglima Besar Macan Ali Keraton Kasepuhan Cirebon mencari kebenaran yang sesungguhnya apa yang sedang terjadi.

    Prabu Dias mengatakan, Kericuhan yang terjadi diawali oleh peristiwa yang terjadi beberapa hari yang lalu beredarnya surat pengangkatan Habib Lutfi Bin Yahya oleh Pangeran Heru Nursyamsi sebagai Kalungguhan di Kasualtanan Kasepuhan Cirebon.

    Advertisement

    ” Tadinya kami tidak peduli juga sih dengan hal-hal yang begitu, namun ternyata banyak pihak yang menghubungi saya.

    ” Dan banyak pihak juga yang menanyakan betul atau tidak atas pengangkatan Habib Litfi sebagai Kalungguhan, dan saya tidak bisa jawab, ” kata Dias.

    Untuk mengetahui kebenaran, maka Prabu Dias bertanya ke dalam Kraton Kasepuhan, dan ternyata pihak Keraton yang dipimpin oleh PRA Luqman Zulkaedin Kasultanan Kasepuhan Cirebon ke-XV yang sah tidak pernah mengeluarkan surat pengangkatan Habib Lutfi sebagai Kalungguhan di Kraton Kasepuhan.

    Hasil dari bertanya ke dalam Kraton di sampaikan oleh Prabu Dias ke publik dan hasil penyampaian tersebut di balas dengan caci maki oleh kelompok Pangeran Heru Nursyamsi.

    Advertisement

    Bahkan Pangeran Heru Nursyamsi dengan di dampingi oleh Youtuber yang bernama Mahesa Albantani pendukung Habib Lutfi (muhibbin) dan para pengikutnya mendatangi Kraton Kasepuhan Cirebon untuk menanyakan apa yang di sampaikan oleh Prabu Dias.

    Kedatangan mereka ke Kraton Kasepuhan di usir oleh sekelompok besar dari pendukung dzuriyat Wali Songo yang mendukung tesis dari Kyai Imadudin Ustman Albantani yang sedang viral.

    Sebelumnya, Mahesa Albantani di Youtube sambil suara lantang menantang-nantang Kyai Syarif dan Kyai Abas Buntet yang tentunya kedua Kyai tersebut memiliki banyak santri dan pendukung.

    Atas pernyataan keras Mahesa Albantani di Youtube menimbulkan amarah dari pendukung Kyai Syarif dan Kyai Abas yang tidak terima gurunya di tantang-tantang, seperti di rendahkan.

    Advertisement

    Dan dalam Kejadian tersebut Mahesa di amankan oleh pihak Kepolisian, dan Pangeran Heru Nursyamsi lari di kejar oleh masa yang penuh amarah.

    Beruntung kericuhan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa namun jika tidak segera di selesaikan secara menyeluruh bisa menimbulkan konflik lebih besar.

    ” Orang se-Indonesia sedang membela dzuriyat Wali Songo yang tidak di akui atau di hilangkan oleh sekelompok oknum Habib, itu palah seperti melawan arus dengan mengangkat Habib Lutfi sebagai Kalungguhan Kraton Kasepuhan ya jelas menimbulkan amarah warga Cirebon.

    ” Untuk mencegah konflik horizontal, hari ini kami sudah sepakat, kejadian tersebut akan di selesaikan melalui pertemuan dengan menggelar diskusi dan yang hadir adalah orang-orang yang memiliki kompeten.

    Advertisement

    ” Dan itu akan di lakukan tentunya tidak sekali dua kali, tentunya berulang-ulang, dan posisi kami bukan penentu, tapi menjembatani ” pungkas Dias

    (Hadi. S)

    Continue Reading
    Advertisement
    Click to comment

    You must be logged in to post a comment Login

    Leave a Reply