DAERAH
Target Politik “Habisi” Ismaya, Ustad Amin : Terlihat Seperti Kasus Kriminalisasi dan Pembunuhan Karakter
Denpasar, JARRAKPOS.com – Kehadiran Ustad Muhammad Amin hampir luput dari pandangan publik pada persidangan ke-enam terdakwa kasus penurunan baliho yang melibatkan tiga terdakwa kasus dugaan melawan pejabat yang sedang bertugas masing-masing I Ketut Putra Ismaya Jaya, I Ketut Sutama, dan I GN Endrajaya alias Gung Wah, Sabtu (8/12/2018). Ustad seribu ulama ini nampak hadir dipersidangan sesaat seteleh politisi senior Gede Pasek Suardika bertolak, usai majelis hakim mendengarkan keterangan saksi kunci Kabid Trantip Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Rai Dharmadi. Ustad Amin dalam kesempatan tersebut mengaku sengaja hadir untuk melihat secara langsung persidangan yang mengagendakan keterangan beberapa saksi. Karena menurutnya sidang kasus yang melibatkan sahabatnya ini (Ismaya, red) terlihat seperti kasus kriminalisasi dan pembuhuhan karakter. “Kalau saya lihat, Pak Ismaya sebenarnya sepertinya ditargetkan oleh seseorang, tapi kita tidak tahu (menuduh). Tapi melihat siapa yang jadi saksi dan apa yang dialami itu kayaknya seperti satu target memang. Karena tidak seharusnya,” ungkapnya.
Tanpa mau menguliti masalah hukum, Ustad Muhammad Amin mengatakan seharusnya orang yang dijadikan tersangka adalah orang yang melakukan penganiayaan atau pemukulan, sehingga kasus ini terkesan dipolitisasi. Sementara Ismaya dalam kasus tersebut sangat jelas tidak melakukan penganiayaan, memukul atau menendang atau hal lainnya berupa kekerasan fisik. Ustad Amin berharap mudah-mudahan hukum bisa ditegakkan secara benar. Karena ia melihat sosok Ismaya memiliki berbagai kontribusi buat Bali. Berdiri sebagai Sekjen Laskar Bali pria yang akrap disapa Mangku Bima ini juga dijelaskan mampu membawa keharmonisan bagi Ormas di Bali. “Masuknya beliau di Laskasr Bali keributan sudah tidak ada, apa-apa bagus lah. Mungkin itu harus menjadi perhatian kita bersama, kalau salah itu memang salah kalau benar itu dibenarkan. Kalau memang salah salahin saja tidak apa-apa. Kalau memang tidak, tolong direhabilitasi namanya. Kasian karena dia punya anak, punya keluarga. Kalau secara pribadi tidak punya kepentingan, saya tidak punya kepentingan apa apa dengan Pak Ismaya,” paparnya.
Baca juga : Hasil Visum Penendangan Kasus Ismaya Nihil Jaksa Hadirkan Dua Saksi Polisi
Ditegaskannya apa yang diperdengarkan dalam persidangan oleh saksi benar-benar harus dijadikan majelis hakim sebagai fakta persidangan. Jangan sampai ketidak adilan berimbas pada upaya pembunuhan karakter atau menghabisi karir politik seseorang. Sebagai hak seorang warga negara kasus ini diharapkan jangan sampai mengorbankan banyak hal. Karena di balik ketiga terdakwa khususnya Ismaya yang juga memiliki keluarga, anak, sahabat pekerjaan dan relasi kerja. Saya sebagai teman Pak Ismaya berharap mudah-mudahan apa yang benar, benar adanya dan yang salah salah adanya. Pelaksanaan sidang yang dinilai cukup panjang ini diharapkan Ustad Amin mampu membuat permasalahan yang disidangkan terang-benderang, sehingga bila terdakwa bersalah maka harus dijatuhi hukuman sesuai kesalahan. Namun bila terbukti tidak bersalah atau perlakuan hukuman berlebih diberikan mohon juga majelis hakim mempertimbangkan untuk dibebaskan.
“Sidang ini supaya terang-benderang, artinya kalau memang Pak Ismaya bersalah tolong hukum sesuai kesalahannya tapi kalau tidak tolong dibebaskan. Karena kasian dengan teman-teman. Pak Ismaya ini bukan hanya berteman dengan orang kalangan Hindu tapi dari kalangan Muslim juga banyak. Kebetulan saya juga Muslim,” jelasnya. Seraya mengatakan bila benar ini bagian dari kriminalisasi maka kedepan jangankan untuk menjadi DPD RI, menjadi Kelihan Banjar saja seseorang akan mengalami banyak kerugian baik dari sisi waktu, tenaga, perjuangan bahkan finansial. “Hak politik seseorang jangan dibubuh, seseorang kan punya hak untuk berpolitik. Tatkala hak politik seseorang dibunuh maka banyak sekali yang dikorbankan. Beliau berteman baik dengan siapa saja, saya tau karakter beliau seperti apa, saya tau. Nah apabila melihat Bali diganggu sama orang ini lebih marah daripada aparat, seperti itu,” harapnya. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login