DAERAH
ChildFund International Gelar Workshop di Belu, “Membangun Soft Skill Siswa SMK: Sinergi Kurikulum dan Kebutuhan Industri”
NTT, Jarrakpos.com- ChildFund International di Indonesia, bekerja sama dengan Yayasan Karunia Pengembangan Anak, menggelar workshop bertajuk “Membangun Soft Skill Siswa SMK: Sinergi Kurikulum dan Kebutuhan Industri”.
Acara yang berlangsung di Kota Atambua, Kabupaten Belu ini menghadirkan Farida Fahmalatif, S.Pd, M.Pd seorang Kepala SMK Berprestasi Tingkat Nasional yang dikenal atas kontribusinya dalam implementasi integrasi Soft Skill ke Kurikulum SMK dan menghubungkan pendidikan dengan kebutuhan dunia industri.
Dalam kesempatan tersebut, Partnership Portfolio Officer-ChildFund International, Itha Kale mengatakan, saat ini, dunia industri membutuhkan anak-anak yang tidak hanya memiliki kemampuan akademis dan kemampuan teknis tapi juga harus memiliki Soft Skill.
“Workshop ini menjadi salah satu langkah nyata ChildFund untuk meningkatkan daya saing siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan intrapersonal, kegiatan ini bertujuan agar siswa SMK memiliki kepercayaan diri, kemampuan komunikasi, dan adaptabilitas yang diperlukan di dunia kerja,” ucap Itha, Sabtu, (7/12/2024).
“Kegiatan Workshop yang mendapatkan dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan jawaban atas harapan terwujudnya tamatan SMK yang mampu bersaing,” kata Ayub Sanam selaku Kepala Bidang SMA/SMK/SLB, Dinas Pendidikan Provinsi NTT.
Menurut Meinrad Indra Cahya, Program Specialist ChildFund International, keterampilan lunak atau soft skill memiliki peran yang tak kalah penting dibandingkan keterampilan teknis dalam dunia industri.
“ChildFund International di Indonesia telah mengembangkan modul soft skill yang komprehensif dan holistik, yang dirancang untuk menjawab kebutuhan industri sekaligus membangun karakter siswa yang siap bersaing di dunia kerja,” jelas Meinrad.
Farida Fahmalatif, dalam paparannya, menekankan pentingnya sinergi antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan industri secara praktis. Menurutnya, soft skill seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kerja sama tim harus mendapat porsi perhatian yang sama dengan keterampilan teknis.
Ia juga memuji langkah ChildFund yang proaktif dalam menyelaraskan pendidikan vokasi dengan tuntutan dunia kerja dan telah menyediakan modul soft skill yang siap digunakan.
Workshop ini juga menjadi ajang kolaborasi antara institusi pendidikan, organisasi masyarakat, dan dunia usaha. Dengan menggandeng mitra lokal seperti Yayasan Cita Madani, ChildFund International berharap dapat memberikan dampak yang berkelanjutan bagi siswa SMK, khususnya di wilayah Kupang.
Keterlibatan berbagai pihak ini menunjukkan pentingnya pendekatan kolektif dalam membangun generasi muda yang unggul.
ChildFund International terus berkomitmen mendukung pendidikan vokasi di Indonesia melalui inisiatif-inisiatif seperti workshop ini. Dengan pendekatan yang inklusif dan terintegrasi, organisasi ini percaya bahwa penguatan soft skill akan membuka lebih banyak peluang bagi siswa SMK untuk sukses di masa depan.***
You must be logged in to post a comment Login