NEWS
Polda Bali Gandeng LSM JARRAK Ajak Petani Kaya
Badung, JARRAKPOS.com – Meningkatkan ketahanan pangan serta peningkatan produksi padi petani hingga lebih dari dua kali lipat, Polda Bali menggandeng LSM JARRAK Bali melakukan pendampingan petani di Subak Mundul Kuali Segempel, Rabu (20/3/2019). Melalui program yang dinamai ‘Memaksa Petani Kaya’ ide dari Dirreskrimsus Polda Bali, Kombes Pol Yuliar Kus Nugroho, S.I.K., M.H. yang telah mengaplikasikan teknik peningkatan produksi dengan menggunakan teknik tanam jajar legowo yang didukung penggunaan pupuk Green fertilizer. Hadir dalam kegiatan pendampingan tersebut Ketua BPW LSM JARRAK Bali, I Made Rai Sukarya, Kasubdit 1 Kompol Leo Martin Pasaribu, SIK.MH., Kasubdit 3, AKBP Ida Putu Wedanajati, SH.MH., Kanit 3 Sub 1 Kompol Drs I Wayan Sinariyasa., serta Kanit 4 Sub 1 AKP Yusak Agustinus, SIK.
Dirreskrimsus Yuliar Nugroho, dihadapan petani mengatakan selama ini produksi padi di petani sekitar lima ton per hektar. Capaian ini awalnya dipandang para petani tidak mampu ditingkatkan, namun melalui pengalaman dan penjelasan dari Kombes Pol. Yuliar Nugroho petani diyakinkan agar mampu meningkatkan produksi gabah 10 hingga 12 ton per hektar. Menggunakan pupuk Green Fertilizer sejak awal pembibitan dijelaskannya akan memacu pertumbuhan dan perkembangan akar sehingga akan meningkatkan produktivitas tanaman. “Biasanya produksi petani di sini lima ton per hektar. Saya sudah praktek langsung empat tahun, mudah-mudahan hasilnya bisa sampai 12 ton artinya hampir dua kali lipat lebih,” harapnya.
Baca juga :
https://jarrakpos.com/2019/03/20/rai-wirajaya-dana-desa-adat-bisa-masuk-apbn-2020/
Kombes Pol. Yuliar Nugroho menjelaskan selama ini produksi petani sulit ditingkatkan karena disebabkan banyak faktor seperti halnya teknik tanam. Sehingga didukung dengan teknik pemupukan yang benar dengan sistem tanam jajar legowo. Penurunan produksi juga disebabkan karena petani masih terbiasa menggunakan bibit dari hasil panen sehingga padi tumbuh tidak unggul. Semestinya tersedianya bibit berkualitas dari pemerintah menjadi tahapan awal dalam menentukan hasil produksi. “Selama ini memang salah teknisnya. Kalau yang bekas panen jangan dipakai bibit, beli yang ditoko berlebel biru diproduksi pemerintah khusuanya yang bibit unggul. Kalau Biasanya produksi lima ton bisa jadi 10 hingga 12 ton berarti kesejahteraan petani bisa kita tingkatkan dengan cara ini. 10 ton saja berarti produksi petani naik dua kali lipat kalau harga gabah 4500 kali lima ton berarti Rp 20 juta jadi segitu petani untungnya per hektar bertambah,” jelasnya.
Selain menjelaskan pentingnya pengaplikasian teknik tanam jajar legowo Kombes Pol. Yuliar Nugroho dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan penggunaan pupuk Green fertilizer. Dimana diawali dengan perendaman bibit selama 24 jam kedalam larutan pupuk Green fertilizer, dengan takaran tiga sendok makan yang dilarutkan kedalam 15 liter air. Setelah ditiriskan bibit siap untuk ditabur untuk tanam pindah. Di usia tujuh hari dilakukan penyemprotan cairan untuk mendukung pertumbuhan bibit. Bibit siap dipindahkan pada usia 14 hingga 18 hari dengan mengimplementasikan sistem tanam jajar legowo agar tanaman padi bisa tumbuh baik yang disesuaikan dengan arah matahari terbit. Selanjutnya pemupukan dilakukan seperti biasa dengan menggunakan pupuk dasar ditambah dengan pupuk Green fertilizer. Pupuk ini akan mengurang penggunaan pupuk kimia sehingga produksi bulir padi saat panen lebih utuh.
Baca juga : Gairah Bisnis di Bali Menurun, Perizinan Terlalu Berat
“Petani harus ikut disiplin pada cara pemupukan menggunakan Green fertilizer. Karena disitu hama seperti keong-keong akan kabur dan memacu pertumbuhan. Ada hawa yang tidak disukai para hewan. Kalau mau kaya harus capek, maindset petani harus dirubah,” jelasnya seraya mengatakan pupuk Green fertilizer juga bisa digunakan untuk komoditi pertanian lainnya serta perkebunan dan holtikultura. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login