EKONOMI
Dukung Pergub Produk Lokal, Aspehorti Buka Kontak Bisnis Pertanian Lebih Luas
Denpasar, JARRAKPOS.com – Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura (Aspehorti) Bali diharapkan mampu mendukung penuh petani di Bali dalam memproduksi dan memasarkan produksi tani. Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnu Wardhana, MSi., selaku inisiator lahirnya Aspehorti berharap asosiasi tani dan pelaku usaha tani ini harus benar-benar mampu mengoptimalkan potensi pertanian melalui peraturan yang sangat memihak pada petani lokal. “Aspehorti Bali harus siap mengawal dan mensukseskan Pergub Nomor 99 tahun 2018,” harap Wisnu Wardhana pada perayaan Hut ke-2 Aspehorti Bali di Denpasar, Jumat (3/5/2019).
Lahir sejak tanggal 27 April 2017 Aspehorti Bali sudah berusia dua tahun, sehingga diharapkan pengalaman organisasi ini semakin fokus untuk mendukung pelaksanaan Pergub produk lokal tentang pemasaran dan pemanfaatan produk pertanian perikanan dan industri lokal Bali. Dengan melibatkan para pelaku usaha yang didalamnya juga ada ekportir dan pedagang antar pulau untuk berbagai macam produksi tani. Sehingga memudahkan koordinasi antara Aspehorti dengan Dinas Pertanian yang semakin jelas dalam mendukung peningkatan terjadinya kontak bisnis. Ini juga yang mendasari setiap pelaksanaan Festival Agrobisnis selalu memberikan kepercayaan kepada Aspehorti untuk menjadi panitia penyelenggara. “Kedepan saya harapkan peran Aspehorti ditingkatkan,” tegas Wisnu Wardhana.
Baca juga : Pedagang Ritel Tradisional Larang Akses Anak-Anak Membeli Rokok
Sebagai ujung tombak bagi petani dengan adanya Pergub Nomer 99 tahun 2018, Aspehorti harus mampu memfasilitasi serta mengidentifikasi produk horti dari sisi produksi sehingga mampu menciptakan akses kerjasama. Pemetaan sentra produksi kedepan juga diharapkan semakain baik terlebih akan ada Pergub baru yang mengatur tentang pertanian organik sehingga akan memacu produksi pertanian yang lebih berkualitas. “Jadi bagaimana petani melaksanakan usaha tani secara organik, supaya kwalitas produknya bisa bagus sesuai dengan kebutuhan pasar dan aman dikomsumsi,” jelasnya seraya berharap Aspehorti kedepan terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak sehingga petani benar-benar mampu didampingi untuk meningkatkan kualitas produksi.
Gencarnya ekpor komoditi pertanian Bali saat ini juga dijelaskan telah didukung program Kementerian Pertanian melalui I-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports) atau Peta Komoditas Ekspor Pertanian Indonesia. Sehingga potensi produksi dan paparan pasar untuk ekpor ke luar negeri bisa diakses dwngan mudah. Ini juga ditegaskan Wisnu Wardhana menjadi PR besar bagi Aspehorti untuk menggarap potensi yang semakin meningkat. Didukung kepengurusan Asoehorti yang sudah terbentuk merata di kabupaten/ kota di seluruh Bali kini ditegaskan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Bali sudah menyusun sistem informasi sehingga sentra produksi dan peluang pasar bisa disingkronkan dengan program I-MACE. Ini memungkinkan produk lokal tidak saja terserap di Bali dengan optimal namun mampu membuka pasar di luar Bali (antar pulau) hingga ekpor bila terjadi peningkatan produksi yang besar saat panen raya.
Baca juga : Perkuat Ketahanan Pangan Nasional, Pupuk Kaltim Suplay 31 Ribu Ton Pupuk Bersubsidi
Dalam kesempatan tersebut Ketua Aspehorti Bali, Ir. I Wayan Sugiarta berharap implementasi penerapan Pergub Nomor 99 tahun 2018 semakin baik sehingga semangat bertani masyarakat Bali meningkat. Ia menjelaskan pemasaran dan pemanfaatan produk pertanian oleh hotel, restoran swalayan dan katering saat ini sudah mencapai 90 persen namun disayangkan istilah produk lokal masih termasuk komoditi yang didatangkan dari luar Bali. Ini menurutnya juga penting dibuatkan regulasi sehingga produk lokal Bali tidak kalah dengan produk luar yang sejak awal sudah ikut menguasai pasar. Wayan Sugiarta juga menjelaskan saat ini pihaknya terus mendorong agar beberapa komoditi bisa dihasilkan di Bali yang saat ini produksinya masih dinilai sangat kecil. “Di hotel-hotel sekarang banyak memakai produk lokal yang dimaksud oleh lokal itu tidak impor. Produk luar Bali contoh nanas itu semua dari Kediri, dari Blitar dan Temanggung. Disitulah mis yang menjadi tantangan bagi kita di Dinas Pertanian. Bagaimana benar-benar melindungi petani kita, karena seperti semangka, melon masih banyak didatangkan dari Jawa,” jelasnya. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login