Connect with us

    PARIWISATA

    Pandangan Koster, Pariwisata Tak Boleh Gerus Budaya Bali

    Published

    on

    GIANYAR, JARRAK POS – Calon Gubernur Bali yang diusung PDI Perjuangan Wayan Koster menegaskan pariwisata tak boleh menggerus budaya Bali. Jika budaya Bali tergerus, Koster yang berpasangan dengan Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati (Cok Ace) itu percaya Bali akan porak poranda. Sebab, kata Koster, budaya merupakan akar dari pariwisata itu sendiri. Untuk itu, budaya dan pariwisata tak boleh saling menegasikan.

    Jika terpilih menjadi Gubernur Bali Koster akan mengatur secara khusus mengenai proteksi budaya Bali. Pada saat sama, harus pula diatur dan dirumuskan program nyata bagaimana pariwisata berkontribusi terhadap keseltarian budaya Bali yang adi luhung. “Nantinya harus dituangkan dalam legislasi dan program yang diarahkan ke sana (proteksi dan kontribusi pariwisata terhadap budaya Bali),” kata Koster di hadapan Sulinggih, akademisi dan sejumlah tokoh masyarakat di Wantilan Pura Samuan Tiga Gianyar, Kamis (8/2/2018).

    [socialpoll id=”2481371″]

    Jika budaya rusak akibat pariwisata, Koster menilai tak ada bedanya Bali dengan daerah lain seperti Sumatera, Jakarta dan daerah lainnya. Bahkan yang lebih mengerikan, Koster menyebut jika budaya Bali rusak akibat pariwisata maka Bali akan kehilangan pendapatan yang cukup besar yang selama ini dihasilkan oleh Kabupaten Badung senilai Rp6 triliun setahun. “Kalau tidak mau itu terjadi, ini harus dipotret betul agar Bali bisa hidup ke depan. Pariwisata tidak boleh mengobrak-abrik hal itu (budaya). Pariwisata itu basisnya budaya Bali. Kita harus atur dengan baik agar pariwisata menghidupi kebudayaan Bali sebagai basisnya,” tegas Koster.

    Advertisement

    Ia mengakui selama ini pertumbuhan ekonomi di Bali cukup tinggi. Hal itu tak lain ditopang oleh industri pariwisata yang cukup tinggi. “Pertumbuhan ekonomi Bali 77,52 persen disumbang pariwisata dalam arti luas. Itu bagus, tapi juga menimbulkan ancaman kalau pariwisata rontok, maka rontok semua. Kita tidak mau hal itu terjadi. Maka semua harus diatur dengan baik ke depan,” papar sekaligus memaparkan kondisi perekonomian Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali cukup tinggi di atas 6 persen melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. “PDRB mencapai Rp177,2 triliun pada tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi cukup merata degan Indeks Gini Rasio cukup rendah yakni 0,340 pada tahun 2015,” ulas Koster.

    Di sisi lain, angka inflasi Bali selalu rendah. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Bali ditopang oleh sektor tersier, terutama industri pariwisata yang mencapai 77,52 persen pada tahun 2015 dan terus meningkat. Untuk sektor sekunder 6,83 persen, sektor primer sebesar 15,65 persen dan terus mengalami penurunan. aka/ama

    Continue Reading
    Advertisement
    Click to comment

    You must be logged in to post a comment Login

    Leave a Reply