NEWS
PHDI Pusat Segera Turun Selesaikan Kasus Pura Terancam Digusur

Denpasar, JARRAKPOS.com – Permasalahan hukum beberapa pura di Kabupaten Badung akhirnya sampai di telinga Ketua Umum Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (WBT). Bahkan Ketua Tim Advokasi Desa Adat Canggu Made Sudiana bahkan diterima langsung di Denpasar, Jumat (9/8/2019) khusus untuk membicarakan permasalahan yang dihadapi krama Hindu terkait kasus lahan pura yang sudah dibongkar dan terancam digusur di wilayah Canggu, Badung. WBT mengaku PHDI pusat segera turun dan berharap permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan cara baik agar kehormatan berbangsa dan bernegara yang menjadi modal kerukunan hidup beragama di Indonesia terus bisa terjaga.

1Mg#Bn-9/8/2019
WBT menegaskan dalam penyelesaian masalah tersebut pihaknya sudah mempercayakan secara penuh jajaran pengurus Parisada baik yang ada di tingkat kabupaten maupun di tingkat Provinsi Bali. Permasahan ini dinilai sensitif karena pura sebagai bagian dari peradaban yang erat kaitannya bagi kehidupan sosial kemasyarakatan, seni dan budaya. Masalah (konflik) antar umat dinilai sebagai hal yang sensitif sehingga harus ditangani dengan bijaksana mengedepankan cara berfikir serta ilmu pengetahuan. “Jangan sampai yang lalu dinilai krodit (rumit, red) jangan sampai kembali terulang. Kita hidup ada suka, duka, lara, pati. Semua anak bangsa harus paham agama dan kegotong royongan serta persatuan adalah aset berbangsa dan bernegara,” ungkap mantan Pangdam IX/Udayana ini.
Baca juga : Tim Advokasi Desa Canggu Backup PHDI Selamatkan Pura Terancam Digusur
Sebagai pimpinan tertinggi majelis Umat Hindu, WBT tidak begitu heran masalah yang berkaitan dengan keagamaan selalu terjadi. Menurutnya konflik terjadi karena kedua belah pihak masing-masing ada yang tidak mengindahkan pakem kehidupan yang mesti dijalankan. Kendati demikian semua permasahan patut dijadikan bahan evaluasi agar tidak kembali terjadi di masa mendatang. WBT mengingatkan para umat untuk tetap pada koridor hukum dan kebenaran, jangan sampai salah melangkah sehingga permasahan menjadi semakin keruh. ” Ini semua menjadi pengalaman. Secara nasional kita juga melihat di beberpa kantong umat Hindu ada konflik. Katanya kita satu menyatu dari Sabang sampai Merauke, kalau begini apanya yang bersatu. Ajak mereka duduk dengan pemikiran bersih, jangan panas. Ya saya percayakan pada jajaran di Bali agar masalah ini segera bisa diselesaikan,” harapnya.

1Bl#Ik-9/8/2019
Ketua Tim Advokasi Desa Adat Canggu Made Sudiana kepada WBT juga meminta permasahan ini bisa diselesaikan dengan cepat diawali dengan dukungan yang berpihak pada kepentingan masyarakat secara luas. Jangan sampai masyarakat Bali kehilangan bagian terpenting dari adat, budaya dan ritual keagamaannya terlebih berupa pura dan laba pura. Dalam kesenpatan tersebut mantan wakil bupati Badung ini juga menjelaskan bahwa krama Desa Adat Canggu tidak saja dihadapkan pada beberapa permasalahan pura dadia namun juga terkait Pura Dalem Padonan sebagai Pura Kahyangan Desa yang rusak akibat sebagian besar pengemponnya berpindah keyakinan. Sudiana berharap pura dadia yang mengalami permasalahan segera bisa didukung penuh melalui pembentukan Tim Advokasi Gabungan, sementara untuk kasus Pura Dalem Padonan diharapkan agar segera memiliki keputusan kuat agar masyarakat Canggu memiliki dasar untuk kembali membangun pura yang kini hanya tiingal sisa-sisa candi saja.
Baca juga : PHDI Siapkan Rekomendasi Penyelamatan Pura Terancam Digusur di Canggu
Sudiana juga memahami WBT sangat bijaksana untuk memerintahkan jajaran di bawahnya dalam menyelasaikan permasalahan yang terjadi. Karena bagaimana juga masalah keagamaan bisa menjadi isu strategis secara nasional sehingga penanganannya harus dilakukan penuh di daerah. Sehingga sebagai Ketua Tim Advokasi Desa Adat Canggu pihaknya juga menyampaikan akan selalu berhati-hati dalam melangkah agar tidak menimbulkan benturan. Hal utama yang akan dilakukan yakni meredam timbulnya perluasan konflik, dan mengajak berbagai komponen, baik tokoh masyarakat, Parisada dan Majelis Desa Adat mengambil langkah startegis dan tetencana agar pelestarian adat, budaya dalam hal ini pura dan pelaba pura bisa kembali dimiliki para ahli waris dan pengempon pura. “Kita pasti melakukan pendekatan kepada seluruh kelembagaan umat dan adat. Parisada pusat pasti akan mendukung. Beliau Ketua Parisada pusat tentu punya kepentingan, karena beliau tokoh. Tentu harus berhati-hati agar jangan sampai proses yang dibangun menimbulkan benturan-benturan yang tajam. eja/ama
Ketut astika
12/08/2019 at 10:32 am
Memalukan….. ditanah sendiri tidak bisa mengayomi umat agar tetap ingat leluhur…
sekarang Pura di Tanah Dewata di rumah sendiri mau di gusur… kalau ini sampai terjadi .. berapa pura lagi yg akan di robohkan.. ? Bupati harus bertanggung jawab dengan situasi seperti ini…