INTERNASIONAL
Hebat! Tahun 2018 Desa Berawa Gelar Beach Arts Festival Pertama
[socialpoll id=”2481371″]
BERAWA, JARRAK POS – Kawasan pesisir punya peran besar dalam dinamika pariwisata Bali. Sebagai pintu gerbang pariwisata Bali, Badung punya banyak pantai eksotis dan tersohor. Beberapa kawasan telah terkelola baik. Namun lainnya masih kurang. Terutama pola pengelolaan pariwisata berbasis komunitas. Salah satunya kawasan pantai Berawa di Desa Tibubeneng – Kuta Utara.
Desa Tibubeneng sebagai empunya Pantai Berawa, belumlah populer. Berangkat dari situasi itu, tercetuslah ide festival bernuansa pesisir, untuk memberdayakan masyarakat setempat. “Festival pertama ini kita harap mampu berdampak promosi pariwisata bagi kawasan Berawa, Desa Tibubeneng – Kuta Selatan,” ujar Prebekel Desa Tibubeneng I Made Kamajaya disela-sela Jumpa Pers di Berawa, Minggu (18/2/2018).
Festival ini diberi tajuk ”Berawa Beach Arts Festival” dengan tema Pasisi Lango ”Gate of Transition”. Festival ini berupaya memberi ruang dan kemungkinan transformasi, kreasi inovatif dengan bahasa ungkap personal maupun komunal. “Festival digelar pada 22-25 Februari 2018 akan engkolaborasikan berbagai macam aktivitas seni,” bebernya didampingi Camat Kuta Utara Drs. A.A Ngurah Arimbawa.
Selain itu disebutkan, festival juga diisi pertunjukan kecak kolosal 5555 (lima ribu lima ratus lima puluh lima), pameran seni visual dan patung, pertunjukan wayang inovatif, workshop seni lukis, live sketch, topeng dan recycle art, parade budaya, musik kolaborasi, workshop kuliner tradisional, hingga pembuatan Lawar (hasil laut). “Kecak 5555 adalah sebuah karya musik kecak instrumental. Disajikan secara konser,” imbuh Direktur Artisktik Pertunjukan Gede Tilem Pastika bersama Kurator Seni Rupa Wayan Seriyoga Parta.
Dikatakan, pertunjukan festival mengambil format instrumental karena ingin memberikan ruang eksplorasi terhadap elemen-elemen kecak seperti warna suara dan formulasi kilitan kecak secara murni. Kecak 5555 mengambil babon dari kekayaan garap kecak Ulapan Blahkiuh, Badung. Selain mengolah elemen warna suara chorus ‘cak’,juga ada unsur body cak dengan memaksimalkan warna suara dari tepukan tangan, dada dan paha. “Peserta kecak gabungan dari siswa SMK dan beberapa SMA di Badung. Keunikan kecak ini tidak hanya menampilkan laki-laki, tetapi juga melibatkan perempuan,” jelasnya.
Dalam hal kuliner, Bali juga punya taste (sajian rasa) khas. Maka Sesi Food & Beverage Corner akan mencoba menawarkan “Sensasi Rasa”. Yakni menggabungkan minuman tradisional Bali dengan buah lokal Bali seperti: juwet, sentul, kaliasem, cermai, bekul, kepundung dan lainnya. juga Herbal seperti vanili, kayu manis, kayu putih, kemiri, jahe, sereh, dan lainnya. Tak lupa pula tuak dan arak yang sangat melekat dengan masyarakat Bali.
Bahan-bahan lokal ini akan racik jadi minuman bercita rasa fusion; kombinasi antara traditional drink dan international style yang diracik menjadi sajian “Cocktail”. Sebagai makanan pendamping , akan disajikan beberapa jajanan Bali seperti laklak, satuh, bendu, uli, pisang rai dan lain-lainnya.Dari masyarakat Tibubeneng sendiri akan menghadirkan Sea Food Festival yang menghadirkan berbagai olahan laut dengan sensasi bumbu ala Bali. Setiap banjar dari 13 banjar akan menghadirkan booth sajian mereka masing-masing.
Masyarakat juga menyajikan berbagai garapannya masing-masing yang disajikan dalam parade seni budaya pada pembukaan festival oleh 13 Banjar adat di daerah desa Tibubeneng. Parade ini dikurasi oleh I Gede Tilem Pastika. Program ini juga akan memberikan pengalaman dan pengetahuan perihal narasi di balik sajian makanan tersebut. Termasuk nilai sejarahnya. Selain itu, berbagai lomba akan digelar seperti kompetisi patung pasir, tari hingga lomba mancing. UMKM Bali turut terlibat. Di sela festival, akan digelar Semiloka bertajuk “Pasisi Lango”: Pesisir Sebagai Tonggak Peradaban.
Khusus program seni rupa, akan menghadirkan karya seni rupa “Site-art Project:. Karya yang disuguhkan meliputi : seni lukis, patung, art installation, video art, performace art yang merespon ruangan dalam (indoor) dan luar (outdoor). Pameran seni rupa akan diikuti oleh puluhan perupa bereputasi nasional dan internasional. Mereka berasal dari Bali, Yogyakarta, Bandung dan Batu, Jawa Timur. Pameran seni rupa menggunakan mekanisme kuratorial. Agar lebih tertata konsep dan presentasinya.
Kuratorial diampu oleh kurator nasional Rizki A. Zaelany, bersama team Gurat Institute yaitu: I Wayan Seriyoga Parta & I Made Susanta Dwitanaya. Serta Dewa Gede Purwita & Ketut Putrayasa sebagai direktur Artistik di bidang seni rupa, sedangkan untuk seni pertunjukan yaitu Tilem Pastika dan Adi Santika. Berawa Beach Arts Festival juga akan menampilkan Performing arts & Music berupa: garapan tari dan komposisi musik yang mengangkat nilai-nilai pesisir Kuta Utara. Jangan lewatkan kolaborasi Agus Teja (flute music instrumental) dan Balawan (Guitar instrumental). eja/ama
cara menjadi reseller nibras
03/04/2018 at 3:53 am
Ahaa, its nice discussion about this post at this place at this blog, I have read all
that, so now me also commenting at this place.