Pulau Bali Jadi Icon Dunia Pusat Budaya Dukun dan Balian

Badung, JARRAKPOS.com – Melestarikan budaya spritual dan budaya pengobatan tradisional, Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (FKPPAI) Bali melaksanakan berbagai kegiatan sosial di Gedung Komunitas Peduli Umat (KPU) Santi Guna Center yang beralamat di Jalan Marga Padang Damai 8, Banjar Padangbali, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Selasa (27/8/2019). Kegiatan serangkaian HUT ke-2 FKPPAI Bali ini juga diisi prosesi mejaya-jaya pengurus baru masa bhakti 2019-2024, di pimpin Ida Pandita Mpu Nabe Putra Ananda Prateka Dukuh Prabu dari Griya Prabu Tabanan.

Insert foto : Sekjen FKPPAI Pusat, Dani Maharsa Djarot (kanan) bersama Pendiri KPU Dalung Made Sudarsana.

Sekjen FKPPAI Pusat, Dani Maharsa Djarot mengatakan, di Bali sudah terbentuk kepengurusan baru hasil Konferensi daerah luar biasa (Konferdalub) bulan Juni lalu. Kepengurusan lima tahun kedepan untuk Bali dinahkodai Anak Agung Gede Wiraguna yang sebelumnya menjabat DPC FKPPAI Bangli. Sehingga dengan diawali kegiatan sosial donor darah dan cek kesehatan, pengobatan medis dan non medis, konsultasi spiritual, pameran dan bazar menjadi agenda HUT ke-2 FKPPAI Bali untuk menunjukkan eksistensi komunitas untuk melestarikan budaya spritual dan budaya pengobatan tradisional.

Baca juga : Ny Putri Koster Memotivasi Keluarga Krama Bali Punya 4 Anak

Dibawah bimbingan Ketua Dewan Pembina Jend. TNI (Purn) Dr. H. Wiranto, FKPPAI dijelaskan akan menjadikan Bali sebagai pusat pelestarian dan pengembangan budaya spiritual dan pengobatan. Karena dinilai di Pulau Dewata aspek spiritual sangat terjaga, dimana antara adat, budaya dan spiritual terlihat seperti menyatu sehingga mampu tumbuh menjadi icon yang mendunia sebagai percontohan bagi DPD FKPPAI se-Indonesia. “Kami ada di 15 provinsi, berbasis pengobatan dan spiritual kami ingin menanamkan pemahaman kepada masyarakat Indonesia bahwa budaya spiritual itu ada, budaya dukun, budaya balian itu ada dan kita tidak bisa mengingkari itu,” jelas Dani Maharsa Djarot.

Bn-24/8/2019

Disampaikan pula bahwa budaya pengobatan dan spiritual yang dikembangkan ratusan anggotanya adalah sesuatu yang nyata dan masuk akal namun sebagian kalangan masih memberikan penilain miring hingga menganggap sebagai sebuah hal yang keliru (musrik). Sebagai bagian dari Healing Service yang sudah begitu berkembang di dunia barat, momen ini juga mengajak seluruh anggota FKPPAI Bali memberdayakan spiritual dalam tubuh layaknya keyakinan pada ayat-ayat suci yang memiliki kekuatan penyembuhan dan penuntun untuk pencaharian jati diri. Kehadiran FKPPAI juga diharapkan mampu menghilangkan krisis budaya dan meningkatkan rasa toleransi beragama, berbangsa dan bernegara.

Baca juga : Surat Belum Direspon, PAKAR Desak Koster Segera Bangun Politeknik EBTK di Karangasem

Dalam kesempatan tersebut Pendiri KPU Made Sudarsana, menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan FKPPAI Bali. Ia menilai apa yang menjadi visi misi forum ini melalui 9 Kode etik yakni Nawa Dharma sejalan dengan program kerja KPU untuk terus memperkuat sendi-sendi kebersamaan di masyarakat melalui berbagai bentuk kegiatan di bidang sosial, budaya, seni, adat-istiadat serta keagamaan. Tokoh spiritual yang akrap disapa Pak Penting ini juga merasa sangat terhormat karena didudukkan menjadi salah satu Dewan Pembina FKPPAI Bali. “Kami rutin melaksanakan berbagai kegiatan pengobatan gratis dan donor darah serta kegaitan adat dan keagamaan lainnya. Ini akan menjadi kekuatan untuk saling mengisi sesuai tagline baku kami Komunitas Peduli Umat Dari Kita Untuk Kita Menuju Kebersamaan,” beber Pak Penting. eja/ama