EKONOMI
Tekan Inflasi, BI KPw Bali Dorong Kota Denpasar Bangun CAS
Denpasar, JARRAKPOS.com – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar bersama Bank Indonesia melaksanakan High Level Meeting (HLM) untuk merumuskan strategi menekan inflasi harga tiga bulan terakhir, Selasa (22/10/2019). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI ) Bali, Trisno Nugroho menjelaskan kontribusi Denpasar terhadap inflasi Bali sebesar 83 persen, sisanya Singaraja. Sehingga BI KPw Bali sepakat dengan TPID Denpasar untuk menjaga inflasi, salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan membangun CAS (controlled atmosphere storage).
Trisno Nugroho menegaskan dengan memiliki CAS maka Denpasar melalui PD Pasar mampu menyimpan bahan pangan yang mudah busuk hingga bertahan dua bulan. Dijelaskannya komponen terbesar penyumbang inflasi di Denpasar adalah bahan pangan seperti bawang merah, cabai, tomat, sayur, buah hingga daging dan telur. Oleh karena itu diperlukan tempat penyimpanan yang mampu menjaga kesegaran bahan pangan tersebut dalam jangka waktu lama. Juga disepakati keberadaan PD Sewaka Dharma tidak hanya sebagai kios tapi juga bisa berdagang, sehingga dapat menyetok bahan pangan.“Karena Denpasar defisit pangan, tanah dan lahan tidak ada, bisa berdagang dengan Bangli, Karangasem dan Singaraja melakukan perjanjian dengan NTB, Sidoarjo, dengan pusat supply-nya di Denpasar. Itu upaya yang bisa dilakukan untuk menahan inflasi di Denpasar,” ungkapnya.
Baca juga : KPwBI Bali Launching E-Retribusi Pasar di Jembrana
Tahun 2019, inflasi Bali diproyeksikan antara 2,8 persen hingga 2,9 persen, di bawah target nasional. Proyeksi ini dengan melihat proyeksi tiga bulan ke depan. Pada Oktober diproyeksi terjadi deflasi 0,52 persen, November deflasi 0,2 persen dan Desember diprediksi inflasi. Melihat data dua tahun terakhir pada bulan Desember, tahun 2017 terjadi inflasi 1,05 persen, tahun 2018 inflasi turun menjadi 0,7 persen, maka 2019 diharapkan turun menjadi 0,5 persen. Sedangkan Denpasar pada Oktober diprediksi deflasi 0,2 persen (mtm), November 0,3 persen (mtm) dan Desember 0,5 persen (mtm). Ia mengkhawatirkan terjadi inflasi pada Desember karena bulan itu merupakan peak season dari wisman dan tahun baru sehingga mendorong inflasi naik.
Dalam kesempatan tersebut Sekda Kota Denpasar, Rai Iswara mengatakan Bank Indonesia bersama TPID Kota Denpasar sudah cukup tanggap untuk menekan terjadinya inflasi hingga akhir tahun 2019. Pihaknya juga akan segera melakukan komunikasi dengan Kementerian Perdagangan agar Denpasar memiliki CAS di Pasar Badung. Hal ini ditegaskannya akan menjadi alternatif pemecahan permasalaha tatkala terjadi paceklik pada beberapa komoditas yang tidak bisa disimpan lama termasuk didalamnya beberapa varian komoditas daging.
Baca juga : “Bank Indonesia Mengajar” Angkat Digitalisasi Ekonomi Digital
“Ini yang tercetus dalam High Level Meeting hari ini. Kedua kita sepakat bersama Kapolresta, Bulog dan BPS untuk menjaga hal-hal terkait menjadi kendala perkembangan TPID. Kita sudah sepakat seperti yang disampaikan Pimpinan BI dan kita sepakati adalah menjaga jejaring komunikasi dan kordinasi diantara tim. Ini yang sedang kita garab bersama sehingga secara bertahap penanganan inflasi di Kota Denpasar akan semakin sempurna,” tegasnya. eja/ama