POLITIK
Faktor Logistik Kunci Pilwali Denpasar Tak Mudah Wujudkan Skenario Kotak Kosong
Denpasar, JARRAKPOS.com – Suhu politik di Kota Denpasar menuju Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwali) Denpasar kini semakin menghangat. Kekuatan akar rumput di Partai PDI perjuangan untuk mengusung I Gusti Ngurah Jaya Negara sebagai bakal calon (Balon) Walikota Denpasar terus menguat, namun belum ada tanda-tanda siapa yang akan menjadi pendampingnya (Balon Wakil Walikota). Sementara tokoh independen, salah satunya Anak Agung Ngurah Manik Danendra alias Agung Manik Danendra (AMD), namanya makin santer terdengar dan terus terlihat makin giat mencari dukungan partai politik, agar terbentuk koalisi gemuk minus PDI Perjuangan.
Mencermati peta politik tersebut, sesepuh politik yang juga politisi senior dari Partai Hanura, Ida Bagus Ketut Kiana, SH. angkat bicara saat ditemui, Sabtu (26/10/2019). Mantan Ketua PNI Marhaenisme Bali itu, mengatakan hingga saat ini belum bisa digambarkan siapa calon walikota lain yang akan mengimbangi Jaya Negara. Termasuk juga siapa yang akan mendampingi calon kuat dari partai berlambang banteng moncong putih ini. “Mengimbangi berarti siapa yang akan dilawan termasuk yang mendampingi. Sampai saat ini belum bisa kita pastikan. Kalau di PDI P memang Pak Jaya Negara yang unggul untuk jadi calon walikotanya. Tapi untuk wakilnya saya baca ke kader-kader dari analisa politik belakangan masih sedikit tarik ulur,” ungkapnya.
Baca juga : Signal Positif AMD Maju Pilwali Kota Denpasar 2020 Terus Menguat
Dari analisa Ketua Lembaga Bantuan Hukum Partai Hanura Provinsi Bali ini, juga menegaskan gambaran peta politik yang ada di Kota Denpasar, kemungkinan kecil akan ada tokoh dari salah satu partai yang akan maju sebagai bintang tanding, terlebih saat ini telah terpilih dan dilantik, sehingga tidak akan berani mundur sebagai wakil rakyat atau DPR tanpa perhitungan yang matang. Ditegaskannya juga faktor logistik juga akan menjadi penentu siapa yang akan maju bertanding. Seperti halnya di PDI Perjuangan akan memunculkan tiga nama pilihan untuk posisi wakil yakni dari kader, kalangan birokrat dan pengusaha. Pilihan ini mesti ditentukan karena faktor logistik akan sangat berpengaruh dalam pergerakan untuk memenangkan calon yang diunggulkan dan akan diusung oleh PDIP.
Situasi Politik yang cukup hangat di Kota Denpasar juga dipastikan tokoh masyarakat asal Sanur ini sangat tipis kemungkinan akan ada satu pasangan calon untuk melawan kotak kosong. Namun ketika diitanya kemana arah Partai Hanura pada Pemilu serentak 2020, Gus Kiana sapaan akrabnya hanya menjawab diplomatis mengingat keputusan itu ada di pucuk pimpinan partai. “Secara pribadi tidak berani mendukung si A atau si B, tapi yang jelas saya arahnya siapa yang menang saya yang menafsirkan,” ungkapnya bahwa pilihan politik bisa berubah setiap saat. “Memilih yang menang dan mana yang punya kemampuan untuk memimpin dan kami sendiri punya tujuan untuk memudahkan komunikasi politik dalam rangka membesarkan partai,” imbuhnya.
Baca juga : AMD Ambil Formulir Balon Walikota Denpasar
Tapi sayangnya menurut Gus Kiana, biasanya oknom-oknum kader di bawah yang malah lebih sering menghambat tujuan positif para pimpinannya dalam memainkan peta politik kebersamaan. “Itu dapat dilihat pada hajatan Pemilu dan saat mau diberikan kepercayaan selalu dihalang-halangi, ya karena niat baik dan benar belum tentu benar bila ditarik kewilayah politik dan kepentingan,” bebernya, seraya menyebut dua pasangan calon yang diprediksi akan lahir sama-sama memiliki potensi untuk menang. Sehingga para calon atau partai politik pengusung akan dituntut menyediakan logistik yang tidak sedikit untuk memenangkan calon sekaligus membesarkan partai.
Pria yang pernah menjadi kandidat dalam Pemilu sebagai calon wakil walikota Denpasar di tahun 2005 ini juga memaparkan Denpasar memerlukan pemimpin yang berani serta tegas dalam mengambil sikap. “Kapan Dharmawangsa, kapan Krisna dan kapan Bima. Tiga hal ini harus dimiliki pemimpin ke depan,” tandas pria yang kini dikenal sering menyembuhkan masyarakat melalui sistem pelukatan dengan membawa pasien ke alam bawah sadar. eja/ama