DAERAH
Sudikerta Gandeng Cok Rat Gembosi Suara Kandang Banteng Buleleng
[socialpoll id=”2481371″]
BULELENG, JARRAK POS – Sesepuh PDI Perjuangan, Cok Ratmadi, tampaknya semakin berani pasang badan untuk memenangkan paslon diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) Mantra-Kerta, di Pilgub Bali 2018. Kedatangan Cok Ratmadi yang menyatakan diri sebagai “Dadong PDIP di Bali” dalam Kampanye paslon nomor urut 2 di Buleleng, kini membuat dinamika politik di Buleleng yang notabene kandang bagi calon Gubernur Bali diusung PDIP, Wayan Koster mulai terpecah.
Melalui Puri Agung Singaraja, paslon nomor 2 Mantra-Kerta mulai menjebol basis suara PDIP di Buleleng, dengan menggandeng Cok Rat. Kampanye yang dibalut dengan acara simakrama ini, dihadiri ribuan pendukung Mantra-Kerta yang terdiri dari tokoh lintas partai, lintas agama, hingga kader-kader PDIP Lama seperti, Made Arga Pinatih, IB Komang Banjar, Dewa Nyoman Sukrarawan dan Cok Ratmadi.
Kedatangan Cok Ratmadi bersama tokoh kader PDIP lama, menjadi amunisi tersendiri bagi KRB yang dimotori Golkar, untuk meraup kemenangan suara di Pilgub Bali 2018 nanti bagi Mantra-Kerta khusus di Buleleng. “Saya memilih figur, bukan warna. Sehingga, tekad saya mengusung Rai Mantra,” tegas Cok Rat dalam sambutannya dihadapan ribuan pendukung, sembari menunjuk Sudikerta.
Cok Rat kembali mengingatkan, agar masyarakat dalam menentukan pilihan jangan mudah disogok dengan nilai Rp100 ribu. Sebab, itu bakal merusak demokrasi. “Saya ingatkan pesan KPK, jangan kembangkan budaya nyogog, hancur semua. Mau dikasik uang seratus ribuan? Be sube mebayah, nangkil kemu, pesu munyi kan sube mebayah (Sudah dibayar, saat jadi, ada datang, keluar suara kan sudah dibayar). Jadi, wajar dilupakan,” sentil Cok Rat.
Dalam orasinya, Penglingsir Puri Agung Singaraja, AA. Ngurah Ugrasena justru menekankan, peran vital Puri sebagai wadah perjuangan bangsa dan negara. Dan Puri Singaraja, tempat perjuangan bangsa. “Saya sempat diskusi dengan pak Rai Mantra dan Sudikerta, mereka berjanji menumpahkan pemikirannya untuk membangun Buleleng,” ungkap AAN. Ugrasena yang disambut tepuk tangan meriah.
Dalam kampanye paslon Mantra-Kerta di Buleleng, hanya dihadiri oleh Cawagub Sudikerta, sedangkan Rai Mantra sedang berkampanye di wilayah Karangasem. Dalam simakramanya itu, Sudikerta hanya mengupas Konsep Nawacandra, yang merupakan wujud pemerataan pembangunan di 9 Kabupaten/Kota di Bali, dengan program kesejahteraan masyarakat, pertanian, pendidikan, kesehatan, dan program lainnya.
“Kalau mau terwujud program itu, maka coblos nomor 2, pilih Mantra-Kerta. Kalau di Buleleng ada 600 ribu pemilih bahkan kalau lebih, tiyang icen (Saya minta) 60 persen saja suaranya untuk kemenangan Mantra-Kerta. Karena apa? Agar demokrasi bisa berjalan,” ujar Sudikerta.
Dalam kampanye paslon Mantra-Kerta di Buleleng, tidak hanya menyambagi Puri Agung Singaraja, melainkan juga ke Desa Sidetape melakukan tatap muka dengan masyarakat dan di Desa Selat melakukan kegiatan persembahyangan di salah satu pura. Dalam kampanye ini, Sudikerta juga mengumpulkan tim pemenangan KRB di Buleleng termasuk Relawan Mantra-Kerta, untuk menyamakan persepsi, di Sekretariat DPD II Golkar Buleleng.
Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry melihat, aura kemenangan Mantra-Kerta di Buleleng sudah muncul, terlebih dengan adanya dukungan dari Cok Rat dan beberapa kader PDIP lawas. “Dengan gerakan ini, saya yakin akan ada gerakan-gerakan lainnya. Jadi, aura kemenangan Mantra-Kerta muncul dengan deras di Buleleng. Buleleng ini memilih figur untuk Bali,” jelas Sugawa Korry.
Disinggung terkait target 60 persen kemenangan itu, Sugawa mengaku, target yang kemenangan yang dipatok tidak muluk-muluk. Cukup persentase kemenangan, diatas orang tidak bisa menggugat di Mahkamah Konstitusi (MK). “Kalau saya targetnya menang, menang diatas orang tidak bisa menggugat kita di MK. Kalau gak salah 2 persen itu (selisih kemenangan, red). Jadi, 53 persen saja sudah cukup,” pungkas Sugawa Korry. ana/ama
You must be logged in to post a comment Login