PARIWISATA
Singa Barong Singapadu Ngeretak-tak di Kota Surabaya
Surabaya, JARRAKPOS.com – Desa Singapadu yang tidak lepas dari seni pertunjukan dramatari Barong Ket dan Topeng dengan Lakon Kunti Seraya yang sudah ada sejak tahun 1948, membuat komunitas ini semakin percaya sendiri untuk tampil dari panggung ke panggung pementasan seiring waktu perkembangan tari bebarongan makin menjadi eksis di dunia seni pertunjukan. Komunitas yang sudah muncul sejak 2005 pernah menyabet gelar juara 1 Barong Bali yang di selenggarakan Museum Gunarsa Klungkung. Seniman-seniman muda pun tampak banyak yang menggeluti bapang barong. Seperti komunitas Singa Barong Singapadu yang telah banyak melahirkan generasi muda hingga dipercaya dalam pementasan lomba di PKB menyabet gelar Jayanti 1 Bali PKB 2019.
Beranjak dari PKB Singa Barong pun banyak mendapat undangan untuk pentas bebalihan di sejumlah pura di Bali maupun luar Bali. Terbukti kali ini, Singa Barong Ngeretak-tak di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (30/11/2019). Pementasan yang tepat diadakan di Pura Agung Jagat Karana, Banjar Besar, Surabaya itu, berhasil memukau penonton dari warga umat Hindu yang menetap di Kota Surabaya. Bertepatan dengan tahun mas ke-50 berdirinya pura tersebut, Singa Barong bersama Saptana Jagara tampil maksimal dengan lakon (cerita) Sunda Upasunda berasil membuat penonton bernostalgia, kerena sebagai besar warga Hindu Surabaya kelahiran Bali yang merantau ke Jawa sejak tahun 70-an. Maka itu, pementasan darmatari barong berhasil membuat penonton tidak beranjak dari tempat duduk.
Baca juga : Tangan Dingin Gubernur Koster, Ubah Wajah Baru PKB di Bali Era Baru
Pementasan yang berdurasi dua jam ini diawali tari pembuka Sekarjagat, Kebyar Duduk hingga pementasan Tari barong yang ditarikan Seniman Muda Singapadu. Made Bayu Surya Wijaya, selaku Bapang Barong mengatakan dirinya sangat merespon positif dalam kesempatan itu bisa tampil menghibur warga Hindu di Surabaya. “Saya selaku penari sangat merespons sekali dengan adanya undangan untuk ngayah pentas seni di Kota Surabaya. Di samping bisa berdharma yatra sembahyang dan kita bisa ikut ngayah dalam tujuan memberi support untuk umat Hindu di Surabaya dan mengedukasi kepada anak anak Generasi muda di sana harus tetap bisa berkesenian Bali dimana pun kita berada dan lebih bagusnya bisa berkolaborasi dengan kesenian Jawa akan lebih bagus dinikmati mata untuk menonton kesenian tersebut,” paparnya.
Di sisi lain, I Made Komo selaku Panitia Kesenian Banjar Besar, Surabaya, juga selaku Pengempon Pura Agung Jagat Karana mengatakan pengempon pura yang terdiri dari warga Hindu yang terbagi menjadi 11 sektor hanya bisa berterimakasih kepada komunitas Singa Barong dan Saptana Jagaraga. “Kita hanya bisa ucapkan terimakasih, karena sudah bisa tampil maksimal dengan bentuk keikhlasan dalam ngayah pentas seni pada Tahun mas 50 tahun Pura Agung Jagat Karana,” ujar Made Komo. dwi/ama