EKONOMI
Era Revolusi Industri 4.0, Petani di Bali Tingkatkan Ekspor Tiga Kali Lipat
Denpasar, JARRAKPOS.com – Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo mengajak seluruh petani di Bali berfikir maju, mandiri dan dibangun secara modern. Seruan ini kembali ia sampaikan pada acara Tani On Stage (TOS) atau Tani’s Day di Lapangan Monumen Bajra Sandhi, Renon, Minggu (5/1/2020). Memasuki era revolusi industri 4.0 sektor pertanian juga ditegaskannya harus dikelola secara tepat, efektif dan efesien. “Kegiatan ini hampir di semua ibu kota provinsi kita laksanakan, untuk mensosialisasikan pentingnya pertanian ditingkatkan secara bersama-sama,” ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Ditegaskan pertanian merupakan kekuatan bangsa, karena berkontribusi langsung bagi kebutuhan rakyat secara luas. Salah satu upaya agar pertanian maju harus dilakukan melalui usaha bersama, melalui penerapan cara tani didukung teknologi dan manajemen tani yang tepat. Dipastikan ke depan selain mampu melakukan pertanian secara efektif hasil yang juga dihasilkan akan semakin berkualitas guna mendukung target ekspor Bali meningkat tiga kali lipat. “Eropa, Amerika dan negara di Asia lainnya tidak punya produk tropis seperti kita. Ini ruang terbuka bagi masyarakat Indonesia khususnya petani Bali untuk tingkatkan nilai ekspor,” jelasnya.
Baca juga : Masih Impor 7 Ribu Ton, Pemprov Bali Genjot Produksi Panen Bawang Lokal
Dalam kesempatan tersebut Mentan Syahrul Yasin Limpo juga mengapresiasi program pembangunan oleh Gubernur Bali Wayan Koster utamanya dalam memajukan sektor pertanian. Dibukanya lahan pertanian yang semakin luas untuk melibatkan generasi muda kembali mencintai pekerjaan tani juga menjadi jawaban memperbanyak lapangan kerja. Dengan hadirnya sistem pertanian yang lebih baik, didukung teknologi dan terbangunnya ekosistem pertanian yang masif. “Pertanian harus makin maju, mandiri dan modern. Gubernur, Bupati, kepala desa, camat dan lurah harus mampu menghadirkan kekuatan pertanian untuk menjaga perut rakyat,” ujar mantan Bupati Goa dan Gubernur Sulawesi Selatan ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana dalam kesempatan tersebut mengatakan, pemerintah provinsi Bali melalui visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali era Baru, menempatkan bidang pertanian sebagai salah satu prioritas dari 4 (empat) bidang prioritas yang ditetapkan. Bali sebagai daerah agraris lahannya lebih dari 50% adalah lahan usaha tani, dan penduduknya juga lebih dari 50% adalah petani selebihnya didominasi pada sektor pariwisata dan sektor lainnya. “Sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB Bali relatif masih rendah yaitu 14,6%, sedangkan sektor pariwisata lebih dari 50%. Indikator lain yang menunjukkan masih relatif rendahnya pendapatan petani Bali adalah Nilai Tukar Petani (NTP) Bali yang baru mencapai rata-rata 107, walaupun masih lebih tinggi dari rata-rata NTP Nasional sebesar 105,” bebernya.
Baca juga : Ekspor 9 Ribu Ton Per Tahun, Komoditas Manggis Asal Bali Banjiri China
Dalam mengatasi kendala pemasaran hasil produksi telah diterbitkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali. Dimana dalam Peraturan Gubernur ini diatur tentang kewajiban hotel, restoran, pasar swalayan/pasar modern dan pengusaha katering memprioritaskan memasarkan dan memanfaatkan produk lokal Bali sebagai bentuk keberpihakannya terhadap petani lokal. Wisnuardhana dalam kesempatan tersebut juga mengucapkan terimakasih atas berbagai fasilitasi dan program serta pendanaan yang telah dialokasikan Kementerian Pertanian RI untuk pembangunan pertanian di provinsi Bali, baik melalui dana dekonsentrasi maupun dana tugas oembantuan. “Untuk waktu-waktu yang akan datang mohon kiranya program dan pendanaan dapat terus ditingkatkan khususnya dalam pengembangan komoditi unggulan Bali,” harapnya. eja/ama