POLITIK
Gus Gaga Tak Takut Potong Gaji, Wabah Covid-19 Jangan Dijadikan Panggung Politik
Gianyar, JARRAKPOS.com – Wakil Ketua DPRD Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra sejak merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19 langsung turun bergerak untuk membantu masyarakat. Selain membagikan masker dan handsanitizer, juga terus menyediakan sarana dan bahan spraying disinfektan untuk mencebah pandemi Covid-19 di wilayahnya. Wajar saja, sudah sangat banyak biaya pribadi yang ia keluarkan, bahkan sebelum gajian harus digunakan untuk operasional dan mempersiapkan bahan-bahan disinfeltan, termasuk alat pelindung diri (APD) gratis bagi masyarakat. Jadi tidak benar anggota DPRD Gianyar tidak mau potong gaji, sebab masalah kontribusi ke masyarakat diserahkan ke masing-masing anggota dewan, disampaing lewat jalur partai masing-masing. Selain itu, faktanya sudah potong gaji untuk kegiatan pencegahan Covid 19 ini. Apalagi, Gus Gaga sapaan akrab Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Gianyar ini, menyebutkan selaku anggota dewan tidak pernah takut gajinya dipotong, namun hanya meminta jangan ikut latah gembar-gembor potong gaji, karena jangan sampai musibah Covid-19 malah digunakan untuk panggung politik.
Hal itu juga sempat diutarakan Gus Gaga saat Rapat Pimpinan AKD (Alat Kelengkapan Dewan) Rabu (8/4/2020) yang membahas persidangan LKPJ Bupati Gianyar. Bahkan, di sela-sela rapat tersebut, tercetus penanganan Covid-19 dimana secara lembaga merupakan suatu kewajiban untuk mendukung penuh kebijakan Bupati Gianyar dengan menyetujui relokasi anggaran. Sedangkan secara pribadi, sudah diserahkan ke masing-masing anggota dewan, sehingga sebenarnya belum ada ungkapan tidak sepakat untuk potong gaji dewan di Gianyar. Hanya saja, Gus Gaga meminta anggota DPRD Gianyar jangan ikut serta latah dan gembar-gembor berbicara potong gaji. “Kenapa kita tidak bicara potong gaji? Sebab kami yang di dewan sebelum ramai isu potong gaji, sudah melakukan hal tersebut. Pastinya kita terus bekerja maksimal untuk masyarakat melawan wabah Covid-19,” bebernya saat dihubungi, Kamis (9/4/2020).
Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gianyar itu, mengakui selalu bekerja keras untuk membantu masyarakat melawan Covid-19 dengan menggunakan sebagian, bahkan sampai melebihi penghasilannya. Jadi kalau anggota dewan hanya dipotong gaji, akan terlalu sempit pemikirannya. Karena yang terpenting adalah aksinya di tengah masyarakat dengan memberikan edukasi dan bantuan langsung, baik berupa masker, hand sanitizer, alat dan cairan disinfektan. “Bahkan kami juga memberikan sembako kepada warga yang membutuhkan,” tegasnya, seraya menilai isu potong gaji anggota dewan di media massa jangan dijadikan ajang panggung politik, karena wabah virus ini merupakan musibah bersama. Selain itu, selama menjadi wakil rakyat selalu berprinsif terus bekerja tanpa berita, sebab faktanya di lapangan sebelum mendapatkan gaji sudah bergerak melawan virus Corona.
Terbukti, sejak 29 Maret 2020 bersama masyarakat dan para pemuda di Gianyar sudah melakukan penyemprotan disinfektan ke beberapa wilayah hingga sekarang. Gerakan tersebut sudah barang tentu cukup banyak memakai dana operasional. “Sebelum kami mendapatkan gaji, kami sudah melakukan gerakan dan kita kan gak mungkin setiap gerakan untuk melawan Covid-19 harus menunggu gaji dewan cair dahulu. Sebab kalau untuk melawan wabah Covid-19 jangan berbicara nominal uang berapa nilainya? Tetapi bagaimana kita (anggota dewan, red) bisa berkontribusi kepada masyarakat,” jelasnya seraya menambahkan pihaknya tidak ingin menjadikan wabah pandemic Covid-19 dijadikan panggung sesasi politik, apalagi sampai dijadikan ajang jualan politik. Artinya, pihaknya tidak perlu mengumumkan ke publik, apalagi sampai memberitakan dengan bangga untuk memotong gajinya.
Di samping itu, dikatakan Gus Gaga sangat menyadari bahwa dirinya bisa duduk sebagai anggota DPRD Gianyar, juga berkat dukungan dari masyarakat, sehingg sangat wajar masyarakat harus mendapatkan kontribusinya. Jadi anggota dewan jangan terpaku hanya potong gaji saja, karena hal tersebut dianggapnya terlalu picik. Namun pihaknya sangat menyadari resiko menjadi anggota dewan jika bekerja tidak pernah diberitakan, sehingga tidak banyak yang tahu sebelum adanya isu potong gaji, selama ini seluruh penghasilannya sudah digunakan untuk membantu masyarakat melawan Covid-19. “Kalau hanya potong gaji saja gampang itu, tinggal potong aja gaji beres sudah. Tetapikan problem masyarakat kan terus berlanjut. Maka dari itu, selain potong gaji, kontribusi anggota dewan juga ditunggu masyarakat yang telah mendukungnya, sehingga bisa jadi anggota DPRD,” tegasnya. tra/ama