EKONOMI
Kucurkan Bantuan Dekonsentrasi, Gubernur Koster Pastikan Ketahanan Pangan 2020
Denpasar, JARRAKPOS.com – Gubernur Bali, Wayan Koster selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menekankan, aktifitas pertanian harus lebih diintensifkan sekaligus meningkatkan pendapatan petani untuk keberlanjutan usaha taninya. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si., saat membahas kesiapan ketahanan pangan di Kantornya, Sabtu (2/5/2020) mengatakan salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut telah didukung dana dekonsentrasi dari pemerintah pusat.
Dijelaskan Wisnuardhana, Dana Dekonsentrasi adalah dana pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Gubernur untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi yang berasal dari APBN. Tidak kurang dari Rp3,2 miliar dikucurkan untuk anggaran tersebut dan disiapkan untuk bantuan benih tanaman pangan dan sayuran. Beberapa bantuan bahkan telah diterima kelompok tani untuk memastikan kesiaoan pangan tahun 2020 sangat mencukupi.
“Pemberdayaan petani dalam mengintensifkan usaha tani sehingga produksi khususnya pangan pokok dapat terjaga sesuai kebutuhan adalah keharusan. Terlebih saat ini dengan adanya wabah Covid-19, yang melemahkan seluruh sektor perekonomian, dilain pihak pangan untuk masyarakat harus tetap tersedia sesuai waktu dan jumlah kebutuhan,” ujar Wisnuardhana.
Dipaparkan, penyaluran bantuan berupa benih diprioritaskan untuk penyangga pangan pokok, yang dilaksanakan secara bertahap sesuai musim tanam. Adapun bantuan benih tersebut meliputi: 1. Bantuan benih kedele, kacang tanah dan jagung untuk luasan 11.125 Ha. 2. Bantuan benih padi untuk luasan 15.350 Ha, 3. Bantuan benih bawang merah 59 Ha. 4. Bantuan bawang putih 50 Ha. 5. Bantuan bibit cabai 373 Ha. Disamping bantuan benih juga dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung.
“Kami juga telah salurkan bantuan lain berupa alat perontok gabah (power threser) 20 unit, peralatan pasca panen serta penyaluran pupuk bersubsidi. Kami akan terus berupaya memfasilitasi kebutuhan sarana produksi petani dan membantu pemasarannya, sehingga pangan tersedia dan petani harus diuntungkan,” tegas Wisnuardhana didampingi Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali, Anak Agung Ngurah Arga Putra. eja/ama