PARIWISATA
Buka Kembali Pariwisata Bali, Tunggu Intruksi Gubernur Koster
Denpasar, JARRAKPOS.com – Tunggu Intruksi Gubernur Koster, telah ada beberapa wisatawan mancanegara yang mengungkapkan kerinduannya ingin berlibur mengunjungi Bali, akan tetapi tingginya angka positif dari transmisi lokal menjadi salah satu alasan kenapa pariwisata Bali belum dibuka kembali di era kelaziman baru ini. Kadis Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa mengatakan, pembukaan kembali pariwisata Bali menunggu intruksi Gubernur Bali Wayan Koster selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali.
“Dari informasi yang saya dengar saat Webminar bapak Wagub Cok Ace, bahwa wisatawan asal Belanda yang ingin datang ke Bali pada bulan Oktober – Desember ini. Kendatipun demikian, kami masih menunggu perintah dari Bapak Gubernur kapan pariwisata dibuka kembali,” ujarnya di Denpasar, Selasa (16/6/2020). Pihaknya sendiri telah turun memonitor kesiapan beberapa industri pariwista maupun juga tempat wisata, khususnya dalam menerapkan protokol kesehatan menyongsong tatanan kehidupan Bali era baru.
“Saya lihat terutama hotel telah menerapkannya dengan baik. Mulai dari wisatawan turun dari mobil yang kemudian diukur suhu tubuh, mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir hingga hand sanitizer yang kesemua itu disiapkan oleh pihak hotel,” tuturnya. Kendatipun demikian, dalam pantauannya di lapangan, masih ada juga yang perlu ditingkatkan. Seperti di museum yang kesulitan mendapatkan thermogun, dan harganya tergolong mahal hingga mencapai Rp1,5 juta. “Mereka juga kesulitan mendapatkannya karena tidak tahu tempat membelinya. Nah inilah yang perlu difasilitasi. Tapi kalau hotel, saya rasa mereka sudah siap semuanya,” ujarnya.
Untuk diketahui, Bali yang merupakan desitinasi wisata dunia dengan mengusung tema “Pariwisata Budaya”, hampir 75 persen lebih masyarakatnya mengantungkan hidup dari industri pariwisata. Namun akibat pandemi ini, seluruh denyut nadi pariwisata mati suri karena ditutupnya penerbangan ke Bali untuk memutus penyebaran virus yang pertamakali kasusnya ditemukan di Wuhan, China. Sejak bulan Maret lalu, Bali tak dikunjungi wisatawan. Sektor pariwisata pun lesu, dan banyak karyawan yang bekerja disektor pariwisata dirumahkan maupun di-PHK tanpa pesangon. Kini mereka pun rindu akan kerincing dolar setelah tiga bulan lebih terdiam dan beralih profesi menjadi pedagang hingga petani untuk sekadar bertahan hidup. Mereka pun berharap, pandemi ini segera berlalu sehingga pariwisata bisa normal kembali seperti sediakala. mas/ama/*