NEWS
Mamfaat Besar Gunung Api Dibalik Bahaya Erupsi
KARANGASEM, JARRAK POS – Kepala Sub- Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana menjelaskan keberadaan gunung api sejatinya memiliki manfaat besar bagi kehidupan. “Untuk itu perlu diketahui oleh masyarakat dengan baik, seperti pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang,” kata Devy di Karangasem, Minggu (18/3/2018).
Hal itu disampaikan ketika diskusi bersama Relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Agung Bali di Pos Pantau Gunung Agung, Rendang Karangasem. Ia mengatakan, pasca erupsi gunung api akan menyuburkan tanah, sumber air panas yang bermanfaat, sumber pembangkit listrik, lahan tambang pasir maupun obyek wisata. Pengembangan pariwisata yang sudah dilakukan oleh masyarakat sekitar Gunung Merapi Yogyakarta. “Untuk itu, gunung api membawa berkah yang melimpah bagi masyarakat,” ungkapnya.
Namun, bencana erupsi memiliki dampak global, hal itu dibuktikkan dengan letusan Gunung Tambora tahun 1815 yang mengakibatkan kelaparan dan meninggalnya hewan-hewan yang digunakan sebagai sarana transportasi.
Dengan kondisi tersebut, justru mendorong terlahirnya sebuah inovasi baru dan kini menjadi mata pencaharian. Pada penjalasan tersebut mencontohkan adanya usaha tembal ban, karena adanya transportasi mobil dan kendaraan bermotor yang menggantikan hewan kuda.
Devy mengaku bersyukur gejala erupsi gunung api dapat diprediksi sehingga adanya level mulai dari I, II, III dan IV.
Gejala itu dapat diketahui dalam hitungan jam, hari, minggu, bukan dan tahun. Namun kepastian terjadi letusan memang belum dapat diketahui secara pasti karena setiap gunung api memiliki karakter sendiri. Begitu juga pada penetapan Gunung Api Agung dari level III ke level IV karena adanya parameter yang menunjukkan letusan yang dasyat sehingga masyarakat dihimbau menjauhi radius Kawasan Rawan Bencana (KRB), namun pada akhirnya tidak terjadi. “Kondisi itu jauh lebih baik, daripada tidak ada kesiapan dan menimbulkan korban jiwa mengingat dalam catatan peristiwa gunung api Indonesia memiliki letusan terbesar dan korban terbanyak di dunia,” ungkapnya.
Dengan demikian, pihaknya meminta agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya erupsi gunung api baik berupa abu vulkanik, awan panas, lahar panas maupun dingin. Selain itu, ada kemungkinan dampak sekundernya berupa wabah penyakit, longsor maupun potensi tsunami. Sementara itu, Ketua Pasebaya Agung Bali Gede Pawana menambahkan, pengetahuan tersebut agar diketahui oleh masyarakat luas, khususnya kepada warga lingkar Gunung Agung sebanyak 28 desa terdampak.
Upaya itu untuk memberikan keyakinan dan tidak menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Maka dari itu, setiap masing-masing individu agar selalu siap siaga dan melengkapi diri dengan perlengkapan pertolongan seperti masker yang standard. “Serta selalu mengikuti pentunjuk dari pemerintah dan lembaga terkait,” tutupnya. aya/ama
You must be logged in to post a comment Login