POLITIK
Wayan Sudirta Harapkan Pemda Canangkan Program Kongkrit Difabel
Gunaksa, JARRAKPOS.com – Krama Bali yang menderita cacat bawaan maupun cacat permanen karena kecelakaan, perlu mendapat perhatian serius Pemerintah Daerah, dengan program bantuan sosial mikro yang kongkret, untuk membantu kelangsungan hidup mereka. Diantara mereka ada yang lumpuh permanen dan dibantu keluarganya, ada yang sejak bayi sudah lumpuh dan mengharuskan orangtuanya merawat penuh hingga tidak bisa mencari nafkah. Hal itu dinyatakan Anggota DPR RI, I Wayan Sudirta, setelah kunjungan khusus menemui warga disabilitas antara lain di Desa Gunaksa-Kabupaten Klungkung, beberapa desa di Kecamatan Abang-Karangasem, dan 4-6 September turun di beberapa desa Kecamatan Bebandem.
‘’Bantuan kami tentu tidak seberapa, karena harus memperhatikan seluruh Bali, kemampuan juga terbatas. Tapi, melihat kondisi mereka yang mengenaskan, dengan keluarga yang juga banyak keterbatasan, niscaya Pemerintah Daerah diharapkan serius membantu mereka,’’ kata Sudirta. Sudirta yakin, jumlah warga disabilitas di Bali masih cukup banyak dan benar-benar membutuhkan perhatian, terlebih di kantong-kantong daerah yang angka warga miskinnya masih tinggi, karena mereka tidak mampu mencari nafkah. Mereka akan semakin berat kehidupannya kalau keluarga yang berbaik hati merawatnya, juga dalam kondisi perekonomian yang serba pas-pasan. ‘’Kita berharap, mereka mendapat prioritas untuk dibantu dengan program pemerintah daerah,’’ lanjut Sudirta.
Dalam kunjungan langsung secara ‘’door to door’’ itu, sebagian diwakili oleh Relawan Putu Wirata Dwikora, Made Suka Artha, dan Nyoman Artana, didampingi Pengurus Ranting PDIP Bebandem Wayan Tusta dkk, Sudirta beberapa kali bertemu keluarga yang lumpuh setelah jatuh dari memanjat kelapa, sebagai pekerjaan utamanya. Karena jatuh dari ketinggian pohon, sebagian besar yang terjatuh, akhirnya lumpuh permanen, ada juga yang meninggal. Saat mengunjungi anak kecil bernama Luh Wenten Arni (9) yang total lumpuh dan cacat permanen, Relawan bertemu ibunya yang harus bekerja harian untuk menghidupi ketiga anaknya.
‘’Suami saya terjatuh dari pohon kelapa dan meninggal 4 tahun lalu,’’ kata ibu Luh Wenten, sambil memangku anaknya yang terlihat seperti bayi 5 tahun.
Diantara yang lumpuh permanen, dialami Nyoman Nesa, Desa Buanagiri, Kecamatan Bebandem. Ia terjatuh 9 tahun lalu dari pohon kelapa, Pinggangnya patah dan harus diisi pen sampai sekarang. ‘’Sudah sempat dirawat beberapa ahli tulang, tapi kondisi saya seperti ini,’’ kata Komang Rastika, memperlihatkan kedua betisnya yang mengecil. Ia sudah 9 tahun terbaring di kamar, ditemani sebuah televisi kecil di depannya, untuk hiburan. Istrinya, menemani dengan setia, sambil membuat tenunan di kamarnya. Dalam kunjungan tanggal 4 sampai 6 September 2020, Sudirta tidak hanya menemui warga desa yang cacat seperti di Kecamatan Bebandem, Karangasem tersebut. Beberapa komunitas di wilayah Kota Denpasar, ia terima secara bersahaja, sambil berolahraga di lapangan Renon. Diantaranya ada Komunitas COBRA, pentolan KORdEM Kota Denpasar, beberapa tokoh organisasi yang konsen terhadap masalah pariwisata dan kesehatan, khususnya di masa pandemi Covid-19 yang dampaknya sangat besar terhadap ekonomi masyarakat Bali.
Aspirasi warga Kota Denpasar, umumnya mengharapkan pariwisata Bali dalam ‘’tatanan normal baru’’ dapat secara bertahap memulihkan perekonomian masyarakat. Mereka mendukung Pemerintah Pusat maupun Provinsi Bali, menerapkan protokol penanggulangan pandemi Covid-19 secara ketat dan disiplin, agar kecenderungan penularan Covid-19 maupun angka kematian dapat ditekan serendah mungkin dan tingkat kesembuhan bisa ditingkatkan sampai mendekati 100%. ora/ama/ksm