PARIWISATA
Yakinkan Wisatawan Memilih Bali, BPPD Denpasar Harapkan Pemerintah Optimalkan Strategi 3T
Denpasar, JARRAKPOS.com – Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar IB Gede Sidharta mengingatkan konsistensi penerapan standar protokol kesehatan CHSE atau Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan). Upaya itu dalam meyakinkan wisatawan memilih Bali khususnya Denpasar sebagai tujuan utama liburan. “Semua harus konsisten, baik dari pelaku pariwisata, pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan masyarakat, ” kata Gusde Sidharta di Denpasar, Rabu (18/11/2020).
Hal itu disampaikan ketika Domestic Virtual Sales Mission yang dihadiri para buyer dari berbagai negara dunia seperti India, Vietnam, South Afrika, Bangladesh, Thailand, Guangzhou, Dubai, New Delhi, Namibia, Singapore, Australia, France, Timor leste, Philippines. Acara itu berlangsung komunikatif yang dipandu oleh Yoke Darmawan berlangsung sekitar elama dua jam. Gusde mengharapkan, pemerintah terus mengoptimalkan strategi 3T, yakni tracing (penelusuran), testing (pengujian), dan treatment (perawatan) dalam memerangi Covid-19.
Namun, jurus 3T sama sekali tidak membantu apbila warga masyarakat kurang mematuhi kaidah saat memasuki situasi adaptasi normal baru yang mensyaratkan tiga keutamaan, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan alias 3 M. Untuk itu, pihaknya telah mendorong agar tes SWAB lebih masif untuk membantu mendukung data rencana membuka penerbangan internasional. Data yang memperkuat keamanan dari Covid-19 dapat diterima secara internasional. “Kami telah melakukan SWAB gratis kepada masyarakat Sanur yang kerjasama dengan BNPB,” ujarnya.
Upaya itu, diharapkan meyakinan wisatawan datang kembali Sanur yang merupakan andalan utama destinasi Kota Denpasar. Pariwisata Bali agar segera bangkit, apalagi Kota Denpasar mendapatkan pendapatan asli daerah (PAD) 45 persen dari pajak hotel dan restoran (PHR). Selain melakukan pembenahan dan penataan akomodasi pariwisata dan destinasi, langkah itu dalam menjaga keberlanjutan kepariwisataan. “Meskipun kondisi tidak mudah dari akibat pandemi, perbaikan tetap dilakukan,” tutupnya. aya/jmg