NEWS
Pesan 152 Tahun Mahatma Gandhi, Seorang Hindu Waisnawa
Oleh Putu Suasta, Alumni UGM dan Universitas Cornell
Jarrakpos.com. Dalam bukunya Autobiografi Mahatma Gandhi yang ditulis oleh MK Gandhi setebal 730 halaman, ditulis Gandhi terlahir dalam agama Hindu dengan kepercayaan Vaishnava (Waisnawa), yang sangat taat, Gandhi membaca Bhagawan Gita, Sarascamuscaya, dan membaca cerita epik Mahabaratha, Ramayana, dan juga Manusmerti.
Dari ajaran Waisnawa itu dia mempunyai keyakinan bahwa moralitas adalah dasar dari segala hal, dan bahwa kebenaran adalah substansi dari segala moralitas.
Kebenaran menyiratkan keadilan dan merupakan syarat penting bagi tercapainya kedamaian. Perdamaian akan datang ketika kebenaran dikejar.
Prinsip Nir kekerasan yang digagas oleh Gandhi bukan sekedar strategi politik, tetapi merupakan pemikiran yang berakar dan berpijak dari spiritualitas.
Dia menyatakan bahwa jalan yang terbaik ntuk menemukan kebenaran adalah melakukan praksis, praktek secara aktif atas semua keyakinan yang berakar dari kepercayaan dan pengaruh ajaran hindu Waisnawa dan Bhagawan Githa.
Prinsip nir kekerasan ini merupakan kekuatan semesta yang bekerja dalam sanubari dan keadaan manusia. Prinsip ini menggunakan metode kerelaan menanggungkan semua penderitaan dengan penuh rasa cinta dan ahimsa.
Gerakan satyagraha berperinsip pada kebenaran dalam semua cara dan tindakan, kebenaran merupakan spirit, roh, dari semua tindakan.
Satyagraha menolak dengan pasti penggunaan kekerasan dalam semua manifestasinya.
Hal ini didasarkan pada realitas bahwa manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui kebenaran absolute, dengan demikian manusia juga memiliki konpetensi untuk mengakhiri non – kooperasi dan pembangkangan sipil adalah cabang dari satyagraha yang meliputi semua perlawanan Nir kekerasan demi mencari dan memperjuangkan kebenaran.
Seorang anak harus mempelajari satyagraha sebagai perjuangan hidup. Seseorang akan bisa dengan mudah menaklukkan kebencian dengan cinta kasih.
Satyagraha pasti tidak lahir dari amarah atau kebencian, tidak pernah rewel, tidak pernah kehilangan kesabaran dan tidak melakukan pemaksaan.
Oleh karena itu aktivitas satyagraha senantiasa bersungguh – sungguh melakukan intropeksi diri dan analisis diri, supaya mereka terbebas dari nafsu amarah, prasangka buruk dan semua kelemahan dan sifat buruk manusia lainnya.
Pembebasan diri dari semua dosa dan kesalahan sangat prinsip bagi aktivitas gerakan satyagraha.
Gerakan doa mengekspresikan kerinduan jiwadan membebaskan jiwa untuk kebenaran, membebaskan dari keterjajahan.
Doa nasional harus diiringi penghentian semua aktivitas bisns sebagai bentukbakat dengan tanpa keraguan semuanya harus dilakukan dengan damai bermantabat dan didasarkan atas kesadaran yang hakiki.
Gandhi menekankan pada generasi muda untuk melakukan perubahan dan transpormasi dengan doa dan gerakan nir kekerasan untuk kebebasan dan keterjajahan.
Metode puasa yang diinisiasi oleh Gandhi, puasa demi pencerahan spiritual dan kerelaan sebagai tahapan evolusi individu.
Pengalihan atas tubuh tidak akan bermakna apa – apa manakala seseorang tidak memiliki kerelaan untuk menanggungkan dan merasakan perihnya perut dan kelaparan.
Identifikasi dan keberpihakkan terhadap kaum miskin yang kelaparan menjadi sia – sia tanpa didasarkan pengalaman merasakan lapar itu sendiri.
Puasa harus didasari oleh kebenaran dan nir kekerasan sejati. Rasa tidak mungkin mendatangkan kemanfaatan manakala seseoarng masih memendam kebencian terhadap orang lain.
Menumpas Feodalisme
India dengan ratusan kerajaan, sudah sejak ratusan tahun merupakan sarannya feodalisme.
Raja – raja , tuan tanah, perang orang kaya dengan kasta tinggi hidup memperbudak kaum yang lemah, begitu pula kaum wanita.
Secara tradisional peran perempuan India secara ketat diatur dengan teritorial rumah tangga dan keluarga.
Peranan publiknya hampir tidak diberikan ruang karena tradisi dan pengaturan social, Gandhi dengan gerakan satyagraha, swadeshi, ahimsa dan gerakan kemerdekaan ingin merubah semua itu supaya India menjadi Negara yang merdeka dari inggris dan merdeka dari feodalisme.
Ketika kemerdekaan terjadi, kaum wanita diberikan kesetaraan hukum penuh dengan laki – laki disemua lini kehidupan.
Raj Kumari wanita pertama yang menjadi mentri kesehatan, Lasmi Pandit menjadi Dubes India di Rusia, Indira Gandhi menjadi Perdana Mentri selama 16 tahun.
Untuk mewujudkan India yang bebas dari feodalisme, India yang maju dan mandiri Gandhi mendirikan ASHRAM Satyagraha di Ahnedabad. Tujuan ashram ini adalah belajar, melayani, mengabdi untuk kesejahteraan universal.
Beberapa kepatuan dan pakta integritas yang harus dijalankan dalam kehidupan seseorang sumpah pada kebenaran, sumpah nir kekerasan, sumpah berselibat, sumpah untuk mengendalikan nafsu makan, sumpah tidak mencuri, sumpah melepaskan hak milik, sumpah swadeshi, sumpah tidak takut dan gentar, sumpah untuk menghapuskan ke-pariah-an, sumpah untuk bertoleransi.
Pemikiran dan gerakan Gandhi mempengaruhinpiran dan inspirasi pemenang nobel Desmand Tutu dan Nelson Mandala dari Afrika Selatan, Adolfo Parez dari Argentina, Lech Walesa dari Polandia, Shion Parez dari Israel, Oscar Arias Sances dari Costa Rica, Dalai Lama dari Tibet, Aung San Su Kyi dari Myammar, Jimmy Cartee dan Obama dari Amerika Serikat, Ibu Teresa dan Amartya Sen dari India.
Dalai Lama dalam pidato penerimaan hadiah Nobel 1989 berkata “Aku menerima penghargaan Nobel dengan rasa syukur yang mendalam atas nama mereka yang tertindas dan kepada semua yang berjuang untuk kebebasan, dan mereka yang bekerja untuk perdamaian dunia. Aku menerimanya sebagai penghormatan kepada Mahatma Gadhi orang yang mendirikan tradisi modern tanpa kekerasan untuk perubahan yang hidupnya mengajari dan menginspirasiku’’. Prof Gene Sharp mengatakan Gandhi adalah percobaan dalam pengembangan Nir kekerasan.
Koryanyan adalah perintis dan tidak selalu memadai, tetapin merupakan representasi dari pengembangan utama sejarah dalam etika dan politik.
152 tahun berlalu Gandhi meninggal diusianya yang ke-79 , 30 januari 1948. Dia dinyatakan sebagai puncak gunung yang terakhir mendapatkan sinar matahari terbenam yang meskipun lenyam dalam kabut waktu, namun senatiasa tetap dalam pikiran dari hati manusia, Gandhi selamanya menjadi puncak gunung kebenaran dan pembebasan.
Sumber : Putu Suasta
Editor : Kurnia
You must be logged in to post a comment Login