POLITIK
“Perang” Pilgub di Medsos, Jadi Senjata Ampuh Cari Dukungan
Foto : Politisi Muda Partai NasDem asal Buleleng, Bagus Santa Wardana, SE.MSi.
[socialpoll id=”2499781″]
Denpasar, JARRAKPOS.com – Media sosial (Medsos) semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat untuk menyalurkan dukungan ditengah perhelatan Pilgub Bali 2018. Sehingga banyak kalangan menilai “perang” di Medsos sebagai media provokatif yang sangat potensial untuk menyampaikan dukungan, karena bisa dimamfaatkan siapa saja dan dari lapisan masyarakat manapun tanpa ada filter (penyaring informasi, red). Kebebasan dalam mengungkapkan sesuatu di Medsos menjadi senjata ampuh mendulang simpati dan dukungan, namun disisi lain justru tindakan di Medsos bisa melemahkan dukungan karena tidak mendapatkan simpati dari warganet. “Medsos ini kan suatu media yang berperan sangat sentral di zaman modern dan sangat kita butuhkan. Bila dimamfaatkan dengan baik seperti halnya dalam Pilgub Bali saat ini, justru Medsos menjadi media komunikasi dalam mendulang dukungan bagi Paslon atau figur yang disdukung,” papar Politisi Muda Partai NasDem asal Buleleng, Bagus Santa Wardana, SE.MSi di Denpasar, Sabtu (12/5/2018).
Medsos sebagai jembatan informasi bagi masyarakat kini banyak dimamfaatkan kalangan muda atau kalangan milenial, karena tersedianya akses komunikasi yang cepat utamanya berbagai sajian berita yang lagi up to date (teranyar, red). Berbagai berita yang sedang menjadi isu sentral bisa dipilih secara selektif. Kondisi inilah yang dimamfaatkan warganet dalam perhelatan Pilgub Bali 2018 dalam menyatakan dan mengekspresikan dukungan di Medsos. Melalui status, caption di Medsos atau berbagi berita aktual seputar kandidat yang diusung atau berita kandidat lawan yang bernuansa melemahkan akan menjadi upaya provokatif. Terlepas dari situasi tersebut, hal elegan yang semestinya dilakukan warganet harus diarahkan pada upaya membangun dukungan dan emosional para pendukung saja karena hasilnya akannlebih baik. “Dalam Pilgub umpamanya semua orang bisa mendukung Paslon yang disukai, sehingga pemikiran dan ide serta berbagi berita yang dilakukan di Medsos mampu menjadi viral dan didukung warganet lainnya. Bukan malah bersifat provokatif memancing kisruh yang membuat situasi panas dan keluar dari harapan yang ingin dicapai,” jelas Wakil Sekretaris Garda Pemuda NasDem Bali ini.
Politisi muda yang merupakan anak salah satu mantan orang nomer dua di Buleleng ini juga menegaskan, masyarakat boleh membagikan berbagai berita di Medsos hingga membuat satatus atau berbagai poto dengan caption yang menarik namun tidak memancing reaksi atau emosional pihak lain. Keterbukaan informasi di dunia digital ini justru harus mampu mengarahkan ide dan saran sebagai upaya membangun konsep bersama menumbuhkan kepekaan khususnya dalam mendulang dukungan. Masyarakat juga diharapkan jangan dengan mudah membagikan berita hanya melihat judul sehingga langsung beranggapan mampu menyerang kandidat yang tidak didukung. Justru tindakan ini bisa menjadi cara yang dinilai tidak elegan dan melemahkan simpati dari warganet lainnya yang berseberangan dari sisi cara pikir, sehingga potensi merangkul dukungan malah menjadi bias dan upaya menumbuhkan simpati pihak lain menjadi berkurang. “Jangan sekedar membagikan berita. Pendukung cerdas dalam demokrasi Pilkada Bali harus dilakukan berkaca pada program yang disampaikan Paslon melalui visi-misi yang tercantum dalam apa yang mereka gagaskan di setiap kampanye. Jadi disetiap media yang mereka tampilkan dan shere ke publik diberitakan secara netral, kalau mendukung silahkan secara pribadi jangan terlaku provokatif. Kalau memang terlaku kencang dan ada hal tidak berkenan maka hubungan pertemanan menjadi retak sehingga melemahkan upaya mendulang dukungan,” tegasnya.
Pihaknya juga menerangkan, komentar sebuah berita yang diviralkan atau telah viral akan memberikan pengaruh secara spikologis bagi yang membacanya. Terlepas dari dampak negatif atau positif dalam sebuah tindakan di Medsos masyarakat milenial saat ini secara umum sudah dinilai lebih peka dan peduli secara utuh dalam nenyikapi berita yang beredar. Sehingga warganet tidak lagi hanya konsen kepada satu berita saja namun mampu memandang persoalan yang ada lebih luas dengan melihat reverensi berita terkait lainnya. Warganet yang cerdas juga tidak hanya membaca judul berita lalu membagikannya namun membaca isi dari berita yang tersajikan dan melihat sumber berita apakah dapat dipercaya, terkait sumber dan pihak yang bertanggung jawab dari berita atau informasi yang beredar atau yang akan dibagikan kepada warganet secara luas. “Masyarakat melenial lebih peka dan peduli terhadap suatu berita, dia tidak hanya konsen terhadap satu isu atau berita. Tapi dia menyimak seluruh berita hingga sub berita. Sumber berita dan kepastian berita dari mana, siapa yang menulis hingga siapa orang yang berkomentar, tokoh masyarakat, akademisi atau orang yang memiliki intelektual atau hanya bahasa sampah,” tutup salah satu Staf Ahli DPRD Provinsi Bali ini. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login