Connect with us

    NEWS

    Dauh Wijana Raih Gelar Doktor, Temukan Formula Menyama Braya Bisnis Properti

    Published

    on

    Ket foto : Dr.Ir. I Made Dauh Wijana, MM tercatat sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3,83. (Ist).

    [socialpoll id=”2481371″]


    Jimbaran, JARRAKPOS.com – Siapa yang tidak kenal Made Dauh Wijana? Kini Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Gianyar dua periode itu, resmi menyandang gelar doktor yang meneliti sektor “properti” dilepas langsung Rektor Universitas Udayana Prof.Dr.dr.AA. Rak Sudewi, Sp.S(K) di Kampus Bukit Jimbaran Sabtu (26/5/2018). Menariknya pria yang baru kembali dilantik menjadi wakil rakyat di DPRD Provinsi Bali ini, ditengah kesibukannya juga sebagai pengusaha properti terus berusaha keras agar lulus dengan predikat sangat memuaskan. Melalui desertasi yang mengangkat judul “Peran Keputusan Investasi dalam Memediasi Orientasi Kewirausahaan dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Perusahaan” terselip tujuan untuk menemukan formulasi, jitu agar bisnis properti di Pulau Dewata kembali menggeliat.

    Dr.Ir. I Made Dauh Wijana, MM tercatat sebagai lulusan terbaik di program study yang ia ambil dengan IPK 3,83 dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kemampuannya untuk menguasai ilmu ekonomi khususnya manajemen keuangan yang sekaligus didukung profesinya sebagai praktisi di bidang pembangunan dan properti. Hasil kajian dalam desertasi yang ia susun sekaligus menjadi formulasi bagi pengembangan bisnis properti di Bali. Sasaran penelitian dilakunan pada perusahaan properti di Kota Denpasar, yang diarahkan untuk mencari jawaban atas melemahnya bisnis properti 3 tahun terakhir sehingga perlu dicarikan variabel yang mampu kembali menggeliatkan sektor padat modal ini. “Mencoba melakukan kajian apa yang menyebabkan terjadinya penurunan kinerja usaha di sektor properti akhir-akhir ini ditengah kebutuhan akan perumahan yang meningkat,” jelasnya.

    Advertisement

    Penurunan sektor properti akibat pelambatan pertumbuhan ekonomi membuat sektor ini semakin tidak menggeliat. Untuk itu diperlukan variabel yang mampu mendorong kinerja orientasi perusahaan dan budaya organisasi sehingga mampu mempengaruhi kinerja. Dalam penelitian yang dilakukan ternyata menunjukkan dukungan budaya lokal dalam bentuk konsep “menyama braya” masyarakat Bali mampu memacu peningkatan perilaku dan keputusan investasi. Inilah yang menjadi semangat Anggota DPRD Provinsi Bali yang baru dilantik ini, untuk menuntaskan desertasinya sekaligus kembali berperan lebih baik dalam memajukan sektor properti di Bali. Dijelaskan lebih lanjut, konsep menyama braya sebagai variabel yang berperan penting untuk dilestarikan mampu mengedepankan konsep kerjasama dan gotong-royong hingga menjawab permasalahan permodalan yang selama ini tetap dikeluhkan para pengusaha.

    Rekomendasi dalam desertasi sangat jelas menjawab permasalahan permodalan dalam konsep menyama braya yang diimplementasikan dengan adanya upaya saling mendukung. Bisa saja dua perusahaan dikolaborasikan bersama dalam bentuk investasi lahan dan yang lainnya untuk penyediaan modal sehingga secara bertahap kinerja perusahaan akan mulai tumbuh tanpa harus dibebani bunga pinjaman di perbankan. Sumbangan keilmuan ini sangat jelas mengarahkan para pengusaha properti agar terus menggerakkan usahanya. Dengan demikian investasi terus menggeliat diawali upaya mengubah segmen pasar yang secara spikologis akan terus tumbuh. Dengan kata lain tidak membiarkan sektor properti stagnan atau tidak melakukan apa-apa yang justru malah memacu keterpurukan. “Penurunan properti mulai terjadi akhir tahun 2014, sekarang nampak menggeliat dengan pembangunan sejuta rumah dari pemerintah didukung kredit dari perbankan serta ditambah strategi kerjasama antar pengusaha dengan konsep menyama braya dalam rangka meningkatkan keputusan investasi,” tambahnya.

    Memang dalam desertasi tidak disampaikan berapa persen potensi peningkatan penjualan properti dengan adanya dukungan konsep menyama braya di sektor properti. Namun bisa dipastikan akan memberikan stimulus sehingga secara perlahan geliat ekononi akan tumbuh, penyerapan tenaga kerja meningkat hingga bermuara pada tumbuhnya daya beli masyarakat. Konsep ini tidak hanya mengoptimalkan terbangunnya sistem kerja sama, menekan bunga bank dan terbangunnya sistem pemasaran yang kuat namun juga menghilangkan aspek persaingan. “Kita bangun konsep kerjasama dan sistem pemasaran bukan membangun kompetitor,” tegasnya seraya menambahkan konsep ini mampu menguatkan jaringan bisnis properti di Bali karena didukung kepercayaan, sosial kapital dan peningkatan penjualan yang didukung jaringan bisnis sebagai marketing. eja/ama

    Advertisement
    Continue Reading
    Advertisement
    Click to comment

    You must be logged in to post a comment Login

    Leave a Reply