OLAHRAGA
Gubernur Edy: Jangan Dijadikan PSMS Kendaraan Politik
MEDAN-Terpuruknya PSMS Medan yang tidak mampu melaju ke Liga 1 Indonesia membuat para suporter meminta Wali Kota Medan, Bobby Nasution untuk mengambil alih dan mengurusi klub sepakbola berjulukan ayam Kinantan itu.
Keinginan suporter agar menantu Presiden Joko Widodo mampu mengembalikan kejayaan PSMS Medan untuk bertarung di kasta tertinggi di Liga Indonesia. Yang saat ini, klub bola kebanggaan Kota Medan hanya mampu bermain di liga 2 di tanah air ini.
“Ada perlu saya sampaikan tentang PSMS ini, pada tahun 2015, PSMS saya ambil paksa saat jadi Pangdam,” ungkap Gubernur Edy dalam kegiatan Silaturahmi Gubernur Sumut dengan wartawan di rumah dinas Gubernur di Kota Medan, Jumat (28/1).
Mantan Pangdam I Bukit Barisan menjelaskan mengambil paksa PSMS Medan dari manajemen dulu. Dengan mengeluarkan uang pribadi untuk kebutuhan PSMS Medan dari belanja pemain, gaji pemain, beli tiket pesawat hingga laundry.
“Saya ambil PSMS ini, ada melaporkan saya ke Polisi. O saya Pangdam, tapi saya habis Rp 6 miliar. Untuk bayar, pemain, beli tiket pesawat hingga laundry. Untuk membangun PSMS,” jelas Edy.
Dengan begitu, Gubernur Edy mengungkapkan PSMS Medan berstatus Perseroan Terbatas (PT). Sehingga saham dimilikinya mencapai 51 persen.
“51 persen saham PSMS hak saya, 49 persen free saya berikan untuk mengikuti prosedur. Saat Pangdam, masuk PSMS Medan ke liga 1. Turun lagi, ke liga 2,” kata Edy.
Meski gagal melaju ke kasta tertinggi kompetisi sepakbola di Indonesia. Mantan Ketua Umum PSSI ini, mengatakan tetap memiliki ambisi dan target membawa PSMS Medan berlaga di Liga 1 Indonesia.
“Bagaimana progres kedepannya, harus masuk liga 1. untuk masuk ke liga 1, di liga 2 aja harus memerlukan uang Rp 12 miliar. ke Liga 1 sebesar Rp 25 miliar,” kata Edy.
Edy mengatakan PSMS Medan bukan dikelola dengan baik saja. Tapi, bagaimana manajemen membawa sponsor untuk membiayai belanja pemain. Karena, pemain yang hebat yang bisa membawa PSMS main di Liga 1.
“Pemain PSMS itu, dibayarkan Rp 500 juta, Rp 200 Juta, Rp 300 juta dibandingkan Ronaldo dan Messi jauh x harga, Messi itu Rp 124 triliun. Standard kita FIFA, Kalau kita mau menang. Beli pemain,” jelas Gubernur Edy.
Mantan Pangkostrad ini, tidak mempermasalahkan siapa yang ingin mengelola PSMS Medan kedepannya. Termasuk, Bobby Nasution tapi dengan catatan jangan membawa PSMS Medan kembali terpuruk nantinya.
“Kalau Wali Kota mau kelola, kelola lah. tidak mau mengelola tidak ada, cuma si Mulyadi. Kalau saham, Singapura mau ikut memiliki sahamnya,” kata Edy.
Demi perkembangan dan kemajuan PSMS Medan, Gubernur Edy siap membangun komunikasi dengan Bobby Nasution.”Nanti tak kasih tahu Bobby itu,” ucap Bobby.
Gubsu menambahkan jangan sampai pengambilan alih kepengurusan PSMS Medan dijadikan kenderaan politik. Namun, sayangnya ia tidak membeberkan siapa yang ingin menjadi PSMS Medan sebagai kenderaan politik.
“Ini bukan politik, turun kan. Kasih kan enak saja. PSMS terpuruk, ribut lagi. Jangan dihancurkan PSMS, kesayangan rakyat Sumatera Utara. Tolong kasih saya masukan, ini ada orang yang sayang sama PSMS, Besok saya kasihkan. Jangan dijadikan kendaraan politik,” pungkasnya.(
You must be logged in to post a comment Login