Connect with us

    NEWS

    Idul Fitri Momentum Memperkuat Ikatan Bangsa

    Published

    on

    Oleh : Putu Suasta.

    [socialpoll id=”2481371″]


    Denpasar, JARRAKPOS.com – Menjelang bulan Ramadhan tahun ini kita sempat dikejutkan dan bahkan dibuat panik oleh serangkaian peristiwa tragis yang mengoyak rasa kemanusiaan. Kondisi itu menaikkan tensi tahun politik yang sebelumnya telah terasa panas. Persaingan dalam Pilkada serentak dan persiapan menuju Pilpres 2019 membuat tokoh-tokoh politik dan pemerintahan di negeri ini tidak bisa satu suara dalam menyikapi peristiwa yang terjadi. Hasutan-hasutan melalui kabar bohong (hoaks) saling bergantian. Membuat jagat media sosial menjadi amat bising dengan debat-debat kusir yang kerap menjurus pada aksi saling tuding dan saling menyalahkan. Tak sedikit warga yang merasa kahwatir dan was-was dengan kondisi ini.

    Kemudian bulan Ramadhan tiba. Kekahwatiran itu berangsur sirna. Yang kita saksikan kemudian adalah semangat kebersamaan dan jalinan silaturahmi terutama lewat aneka acara berbuka bersama. Aksi bagi-bagi takjil di pinggir jalan dan berbagai tempat lainnya menambah semarak semangat kebersamaan dan rasa persaudaraaan.
    Kini perhatian kita telah beralih pada fenomena mudik. Hampir seluruh stasiun televisi, portal-portal berita dan aneka media lain mengabarkan suasana mudik di seluruh penjuru negeri ini. Puluhan juta warga Indonesia sekarang sedang dalam perjalanan agar dapat merayakan hari kemenangan bersama sanak keluarga.

    Advertisement

    Kendati tidak pernah belajar tentang ajaran Islam secara formal, saya tahu bahwa Idulfitri adalah perayaan kemenangan. Perjumpaan dengan teman-teman, saudara, rekan kerja dan kolega yang beragama Islam selama puluhan tahun memberi saya pemahaman batiniah yang kuat tentang pesan yang terkandung dalam Hari Raya Idulfitri. Setiap bulan Ramadhan tiba, saya menyaksikan mereka berpuasa serta berupaya memusatkan hati dan pikiran ke iktiar spiritual, religius dan menyisihkan hasrat-hasrat duniawi yang destruktif. Saat Idulfitri tiba, mereka merayakannya dengan semarak, meriah, penuh syukur dan sukacita.

    Bagi saya pribadi, sebagai penganut agama Hindu, menyaksikan suka cita yang terpancar dari wajah teman-teman dan kenalan yang mudik dan sedang bersiap menyambut Idul Fitri, adalah sebuah perayaan kehidupan. Ikatan afektif dengan mereka karena kebersamaan baik sebagai rekan kerja, teman sekolah-kuliah, maupun tetangga serta merta membuat saya ambil bagian dalam suka cita yang mereka rasakan menguatkan kesadaran saya bahwa hidup ini pantas dan mesti dirayakan.

    Hidup ini memang tidak selalu berjalan sempurna. Masalah tidak pernah selesai. Di Indonesia, kita masih menghadapai aneka persoalan sebagai sebuah bangsa. Tapi semua persoalan yang muncul di negara ini (bahkan di seluruh dunia) bersumber dari ketidaksempurnaan manusia. Tidak ada seorang pun yang dapat menjamin dirinya tidak akan terjerumus ke dalam kesalahan atau kenistaan. Pengakuan atas kelemahan manusia ini secara tegas diajarkan saudara-saudara saya yang beragama Islam selama bulan Ramadhan yang akan berakhir sebentar lagi. Besok saya akan menyaksikan dan mendengarkan pesan mereka akan pentingnya membuka hati-pikiran untuk saling meminta dan memberi maaf. Sungguh sebuah perayaan kehidupan yang paripurna.

    Tidak perlu rasanya tinjauan teologis atau filosofis bagi kita untuk turut ambil bagian dalam suka cita sesama. Ikatan kemanusiaan dan ikatan afektif berkat perjumpaan sehari-hari sejatinya membuat semua manusia dengan mudah berbagi suka maupun duka. Saat ini, saudara-saudara saya beragama Islam sedang bersiap menyongsong hari suka cita. Maka serta merta saya juga turut bersuka cita. Karena itu, saya mengajak keluarga, teman dan semua kenalan untuk berpaling sejenak dari hiruk pikuk debat dan gonjang-ganjing politik yang membuat media sosial dan kehidupan harian kita lumayan bising dalam beberapa bulan ini. Penuhilah kanal-kanal media sosial, diskusi di rumah dan di komunitas-komunitas kita dengan ucapan selamat penuh optimisme. Ini adalah satu langkah kecil tapi sangat efektif untuk memperkuat jalinan kebangsaan yang mesti terus menerus kita rawat bersama. Jika segenap warga dapat menyingsingkan perbedaan dan menunjukkan kepedulian yang tulus satu sama lain, niscaya kita akan terus berdiri kokoh sebagai sebuah bangsa.

    Advertisement

    Semoga hikmah Idulfitri semakin menguatkan keyakinan kita bahwa sejatinya semua agama mengajarkan kebaikan. Semua agama menuntun kita untuk selalu merayakan kehidupan ini, bukan mengutukinya dengan mengumbar kebencian, amarah dan permusuhan. Semua agama membantu manusia untuk kembali ke fitrahnya.

    Selamat menyosong hari Idulfitri bagi saudara-saudara saya beragama Islam! */ama

    Continue Reading
    Advertisement
    Click to comment

    You must be logged in to post a comment Login

    Leave a Reply