EKONOMI
11 Ton Beras Merah Asal Bali Diekspor Perdana ke Belanda
Ket foto : Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si.
Denpasar, JARRAKPOS.com – Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan diharapkan terus membangun pertanian sehingga bisa menyediakan pangan yang cukup serta dapat meningkatkan pendapatan petani. Salah satunya menghasilkan produk-produk khusus dengan kualitas premium, sehingga mempunyai daya saing ekspor dalam rangka memperluas pangsa pasar. “Pada saat kunjungan Kepala Staf Presiden Jenderal (Purn) Moeldoko yang sekaligus sebagai Ketua DPN HKTI dalam Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) 2018 yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta akhir bulan lalu mengapresiasi produksi pertanian Bali. Apalagi diketahui Bali sudah mengekspor beras merah organik dari Desa Piling, Penebel,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si, di Denpasar, Selasa (3/7/2018).
Sebuah kebanggan di awal tahun 2018 produksi pertanian Bali utamaya beras merah sudah menembus pasar ekspor ke negara Belanda sebanyak 11 ton untuk pengiriman perdana. Capaian ini juga diharapkan mampu mendorong hasil produksi lainnya seperti buah-buahan hingga produksi tebu yang direncanakan sudah memasuki masa panen perdana di tahun 2019. Wisnuardhana menjelaskan meningkatnya hasil produksi dan kualitas pertanian sejalan dengan program pemerintah dalam mensejahterakan petani layaknya slogan “HKTI Bangkit Petani Makmur”. Sesuai arahan Kepala Staf Presiden Jenderal (Purn) Moeldoko, pihaknya juga mendorong terus petani Bali untuk menghasilkan produk-produk organik khususnya beras. Dibarengi upaya dari pemerintah dalam keterlibatannya memperpendek rantai pasar. Petani juga didoring tidak hanya menjual gabah namun mampu mengolah hasil produksi sendiri kemudian menjualnya melalui toko tani. “Karena selama ini harga gabahnya murah Rp 4.000 sampai Rp 4.500, tapi berasnya diatas Rp 10.000 sehingga Pak Moeldoko akan mengirimkan orangnya supaya bisa memutus rantai pasar ini,” jelasnya.
Pejabat asal Buleleng ini juga mengatakan, ASAFF yang telah dilaksanakan dari tanggal 28 hingga 30 Juni 2018 di Jakarta memamerkan produk yang memiliki sifat spesifik lokasi, mempunyai nilai tambah dan daya saing ekspor. Komoditi tersebut antara lain yang telah memperoleh sertifikat Indikasi Geografis (IG) seperti mete, kopi arabika, kopi robusta, produk premium yang telah mempunyai pasar ekspor seperti coklat dan beras merah. Disamping itu juga komoditi khusus yang mulai dikembangkan di Bali seperti teh Bali dengan beragam olahannya yaitu organic tea, artisan tea, wellness tea dengan salah satu produk unggulannya organic white peony. “Sudah ada transaksi di pameran, sudah ada kontak bisnis,” ungkapnya
Kaitannya dengan fasilitasi promosi dan pemasaran hasil petani Bali pihaknya juga berencana akan kembali melaksanakan Festival Agribisnis dengan mengambil lokasi di Lapangan Bajra Sandhi Renon, Denpasar. Acara ini akan dilaksanakan tanggal 26 hingga 29 Juli 2018 mendatang dengan menghadirkan 40 stand pameran sehingga kelompok tani bisa memamerkan potensi dan hasil produksi pertaniannya. Kegiatan yang direncananya akan dibuka Gubernur Bali ini juga sebagai upaya untuk mengenalkan kepada masyarakat luas khususnya dunia pariwisata baik hotel maupun restaurant serta swalayan dan potensi pasar lainnya agar lebih mengenal dan membuka informasi ketersediaan hasil produksi petani Bali. Dalam acara tersebut diharapkan terjadi lebih banyak kontak bisnis sebagai salah satu upaya mensinergikan antara pertanian dan potensi pasar. Dalam rangka memfasilitasi kegiatan pertanian di Bali, jajaran HKTI juga diketahui telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian sesuai arahan presiden tentang usulan alokasi Rice Milling Unit (RMU) Organik di setiap kabupaten/ kota di Bali sehingga petani bisa menjual produk dalam bentuk beras bukan padi. Dalam rangka akselerasi ekspor yang memerlukan standar mutu khusus direncanakan akan dialokasikan satu unit Packing House. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login