EKONOMI
Sukseskan Visi Masa Depan Bali, Kadin Bali Dukung Rencana Tersus LNG di Sidakarya
Denpasar, JARRAKPOS.com – Wakil Ketua Umum (WKU) Kadin Bali Bidang Ekonomi Digital & Renewable Energy, Agung Wirapramana mendukung Pemerintah dan Pemprov Bali segera merealisasikan LNG (Liquifiied Natural Gas) yang rencananya dibangun di wilayah Desa Adat Sidakarya untuk mewujudkan Pulau Dewata mandiri energi dan energi bersih. Apalagi Pemerintah pusat tengah mengenjot pembangunan infrastruktur dan peningkatan investasi di Indonesia terus didorong untuk menguatkan perekonomian nasional. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong agar pembangunan lapangan hulu minyak dan gas abadi Blok Masela dapat segera terselesaikan. Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam keterangannya di Pasar Olilit, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, pada Jumat (2/9/2022).
“Blok masela itu terus kita dorong, yang semula dulu sebetulnya sudah akan jalan Inpex kemudian Shell, tetapi karena saat itu harganya (minyak) rendah sehingga ada satu yang mundur, pengerjaannya juga ikut mundur,” ujar Presiden. “Partner yang baru terus kita dorong agar segera terbentuk lagi, sehingga segera dimulai Blok Masela,” tambahnya. Menurut Presiden Jokowi, Blok Masela nantinya dapat berdampak besar terhadap perekonomian di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, utamanya di Saumlaki. Kepala Negara juga meyakini produksi liquefied natural gas (LNG) Masela dapat berkontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Provinsi Maluku.
“Yang mendapatkan keuntungan besar nanti kalau Blok Masela adalah di Kepulauan Tanimbar, di Saumlaki. Dan itu akan baik untuk perputaran uang di daerah, untuk PDRB di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan juga Provinsi Maluku,” lanjutnya. Karena itulah, Kadin Bali pasang badan untuk ikut mendukung Tersus LNG yang dirancang Pemprov Bali segera terwujud. “Kita harus mendukung setiap tujuan baik untuk Bali, jadi kita harus melihat visi masa depan dari sebuah ide atau gagasan,” kata Agung Wirapramana di Denpasar, Selasa (6/9/2022). Menurutnya, Bali sebagai sebuah ekosistem pulau kecil harus mempertimbangkan kemandirian energi masa depan. Dan transisi energi ini harus didukung.
Dirinya justru lebih melihat sisi positif dalam setiap kompleksitas pertimbangan, sepanjang terukur dan sesuai untuk ekosistem ekonomi masyarakat Bali yang berbasis pariwisata. Di sisi lain, inisiatif energi bersih dapat menjadi nilai plus bagi Bali sebagai destinasi masa depan sekaligus terintegrasi dengan pilot project green economy di tengah perhelatan KTT G20 di Pulau Dewata sebagai tuan rumah. Secara global telah mendorong transisi energi dan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). Bila dikaitkan dengan masalah kebijakan, pihaknya merasa itu semua bisa disesuaikan, dipertimbangkan kembali tentunya dengan kesepakatan para pengambil kebijakan, tentunya pertimbangan kembali merupakan kunci untuk menemukan kesepakatan baru untuk menghindari area abu – abu sekaligus memperoleh kesamaan visi.
Sepakati dulu tujuannya, samakan visi dan lakukan bersama sama sehingga bisa terintegrasi dengan rencana jangka panjang dan visi masa depan dengan tetap mempertimbangkan seluruh aspek terkait serta impact yang ditimbulkan. “Yang terpenting adalah bagaimana kegiatan tersebut dapat memberi dampak lebih baik bagi ekosistem ekonomi Bali masa depan,” ukarnya. Bila terkait masalah dampak lingkungan, itu perihal bagaimana pemangku kebijakan mampu bertimbang dan mengkaji lebih jauh, kajian lebih lanjut dengan memperhatikan sisi human, process dan teknologi tentunya harus dimasukkan dalam kajian tersebut untuk menghasilkan keputusan terbaik. “Tinggal bagaimana kita memanfaatkan teknologi masa kini untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan,” imbuhnya.
Dan sebaiknya, tetap mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur yang telah exist, jadi merupakan integrasi yang berkelanjutan dan sustainable. Sebelumnya juga, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkomitmen terus mendukung penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam mengembangkan investasi hijau di pasar modal Indonesia. Bahkan Para Menteri Energi negara-negara G20 menyepakati Bali Common Principles in Accelerating Clean Energy Transitions (COMPACT). Dokumen ini merupakan prinsip-prinsip dasar dalam mempercepat transisi energi yang akan menjadi pondasi dan acuan bagi negara anggota G20 dalam percepatan transisi energi yang dilakukan.
“Kami sangat senang karena inisiatif kami, yakni Bali COMPACT disetujui oleh semua negara anggota G20. Itu berarti Bali sekali lagi akan diakui sebagai pulau yang memproduksi hal yang bermanfaat bagi masyarakat dunia,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, pada Press Statement di hadapan media, usai menutup Sidang Energy Transitions Ministerial Meeting (ETMM) Presidensi G20 Indonesia, di Nusa Dua Bali, Jumat (2/9/2022). Selanjutnya, Bali COMPACT akan disahkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi para Pemimpin Negara G20 di Bali November 2022 mendatang. Arifin juga mengatakan, diskusi yang dilakukan Menteri-Menteri Energi ini menghasilkan Chair”s Summary, yakni catatan dari seluruh intervensi yang disampaikan pada Energy Transitions Working Group (ETWG) di Yogyakarta, Labuan Bajo, dan terakhir di Bali.
“Output dari ETWG dan ETMM ini berupa Chair”s Summary, di mana kami menuangkan seluruh isi diskusi yang telah dikemukakan selama rapat dan diskusi berlangsung,” tambah Arifin. Selain Bali COMPACT, Indonesia juga mengajukan Bali Energy Transitions Roadmap sebagai inisiatif untuk memberikan kontinuitas pada agenda global untuk memperkuat kerja sama internasional dan arsitektur energi. “Roadmap Presidensi ini menetapkan aksi multi-years sukarela untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan meletakkan jalur menuju Net Zero Emission (NZE) atau Karbon Netral sesuai dengan kondisi nasional,” tandasnya.
Peta jalan ini memberikan kerangka kerja untuk mempercepat transisi energi melalui tiga prioritas utama, yakni pengamanan aksesibilitas energi, peningkatan teknologi energi pintar dan bersih, serta memajukan pembiayaan energi bersih. “Tindakan-tindakan yang dilakukan pada ketiga prioritas ini merupakan dasar untuk bekerja menuju rencana aksi G20 yang lebih luas, untuk mempercepat transisi energi yang bersih, berkelanjutan, adil, terjangkau, dan dapat dipertimbangkan sebagai program kerja Presidensi G20 berikutnya,” pungkas Arifin. aya/ama/ksm
You must be logged in to post a comment Login