POLITIK
Koster Lanjutkan Program Peninggalan Gubernur IB Mantra dan Pastika
Ket foto : Gubernur dan Wakil Gubernur Bali terpilih Dr.Ir. Wayan Koster (kiri) dan Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace).
Denpasar, JARRAKPOS.com – Gubernur dan Wakil Gubernur Bali terpilih Dr.Ir. Wayan Koster dan Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) telah membentuk Tim Khusus untuk membantu Gubernur mempersiapkan naskah akademik dan regulasi dalam rangka mempersiapkan dapat dilaksanakannya dengan efektif dan efisien melalui regulasi kinerja pelayanan pemerintahan Propinsi Bali yang mamu disinergikan dengan pemerintah kabupaten/kota.
Seperti diungkapkan salah satu Tim Khusus Gubernur Koster-Ace, Dr. Sudjana Budhi pembentukan Tim Khusus yang dipandu sejumlah narasumber sekelas AA. Oka Mahendra, Prof Made Bandem, Prof Bhakta dan sejumlah tokoh gaek lainnya. Hal itu menunjukkan adanya tradisi yang pertama kali dilaksanakan, tidak dikenal pada model pergantian pemerintahan pada periode gubernur sebelumnya. “Sekiranya, tradisi ini dapat dilanjutkan dimasa datang, utamanya karena setiap Calon Gubernur sudah pasti memiliki visi misi yang akan diwujudkan sebagai janji kampanye, yang perlu dipersiapkan secara matang, sebelum gubernur yang bersangkutan dilantik,” ujarnya di Kantor Transisi Gubernur Jalan Moh Yamin, Denpasar, Kamis (2/8/2018).
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unud ini menjelaskan, Tim Khusus yang dibentuk terdiri dari para birokrat, ahli dan tokoh masyarakat bersatu padu membangun kerja merumuskan sebanyak 19 regulasi, ada sebanyak 5 regulasi bersifat merevisi, ada sebagian besar lainnya adalah regulasi baru, yang mewadahi aturan pokok untuk menjadi wadah legal bagi pelaksanaan visi misi Koster-Ace. Dari sejumlah gubernur yang telah tercatat menjadi pemimpin Bali dimasa lalu, mungkin hanya ada dua gubernur yang peninggalannya dapat dirasakan sebagai hal yang perlu dikawal dan dilanjutkan dimasa datang. “Pertama, adalah gubernur Ida Bagus Mantra dengan gagasan besarnya tentang pelestarian seni budaya Bali dengan membangun Art Center. Kedua, adalah Gubernur Mangku Pastika yang menonjol karena gagasannya dalam mengembangkan program kesehatan JKBM dan program Simantri,” bebernya.
Ditegaskan, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Koster dan Cok Ace jelas telah menunjukkan komitmennya untuk meneruskan dua peninggalan dari gubernur sebelumnya, dengan mengawal dan melestarikan melalui regulasi sebagai proteksi atas gagasan besar pendahulunya, untuk menjadi lestari. “Art Center adalah gagasan besar Gubernur I.B.Mantra yang akan di relokasi menjadi lebih luas, tidak saja sebatas seni pertunjukan, tetapi juga dilengkapi dengan peragaan seni dan budaya lainnya, yang akan diatur melalui regulasi yang mewajibkan pemerintah daerah mengembangkan seni pertunjukan setahun sekali,” tandas tamatan S3 Ekonomi Moneter FEB Brawiaja Malang itu.
Dikatakan, regulasi lain yang akan dirumuskan adalah berkaitan dengan penyempurnaan program Simantri menjadi lebih efisien dan efektif, dengan fokus mensejahtrakan petani, tetapi dengan upaya mengamankan dana pemerintah yang terbatas dari resiko kerugian, sehingga akumulasi dana bergulir dari pola kemitraan Simantri menjadi lebih terawasi dan berdampak outcome optimal. “Maka yang dapat dicatat dari forum diskusi Tim Khusus Gubernur, adalah bahwa posisi Koster-Ace, memperkenalkan nuansa baru yang berbeda dengan tradisi pimpinan sebelumnya,” imbuh Putra Kelahiran Kubutambahan Buleleng Bali ini.
Selain itu, Koster-Ace akan meneruskan kebijakan gubernur sebelumnya, sehingga tidak perlu adanya sumber daya terbuang yang telah dibangun sebelumnya untuk kepentingan pembangunan berkelanjutan. Koster-Ace juga dapat dibedakan dari dua gubernur sebelumnya, adalah memprogramkan dengan tegas Nangun Sat Kertih melalui perwujudkan ngayah skala niskala lascarya, dalam perwujudan yang lebih kongkrit adalah menetapkan pantai sebagai kawasan suci untuk menolak reklamasi, memelihara dan menjaga semua sungai di Bali terlindungi bebas pencemaran, melestarikan danau dan hutan dengan segala isinya.
“Jika ditarik dari peninggalan arah kebijakan dari dua gubernur sebelumnya, Koster-Ace menunjukkan sikap lascarya yang menggandeng masa lalu (peninggalan kebijakan gubernur IB Mantra dan Mangku Pastika, red) sebagai masa lalu yang dihadirkan menjadi masa kini untuk membangun masa depan. Lalu dimanakah beda antara gubernur terdahulu dengan gubernur Koster Cok Ace, adalah Koster-Ace menghadirkan masa lalu menjadi kekinian, untuk bergerak membangun masa depan, lascarya membangun Bali melalui pola kepemimpinan dwi-tunggal,” tutupnya. aka/ama
You must be logged in to post a comment Login