Connect with us

    EKONOMI

    Bali Menolak Impor Beras Thiland dan Vietnam

    Published

    on

    Foto : Bali saat ini tidak memerlukan impor beras dari Thailand dan Vietnam karena dari sisi ketersediaan masih mencukupi. (Ist)


    DENPASAR, JARRAKPOS – Gubernur Bali dan jajarannya menyatakan daerahnya hingga saat ini tidak memerlukan impor beras dari Thailand dan Vietnam karena dari sisi ketersediaan masih mencukupi. Beras impor di saat panen raya justru dikhawatirkan akan membuat harga beras anjlok dan pedagang beras di Bali akan resah.

    Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Mardiana mengatakan, berdasarkan data produksi 2017, Bali hingga saat ini masih sangat surplus beras lebih dari 50 ribu ton. “Sejalan dengan itu, stok Bulog juga masih lebih dari 8.500 ton yang mencukupi hingga tiga bulan ke depan,” ujarnya di Denpasar, Sabtu (21/1/2018).

    “Sejujurnya ya, Bali aman-aman saja, dari segi pasokan atau ketersediaan cukup sekali. Yang terjadi, memang ada kenaikan harga,” katanya menegaskan seraya juga menjelaskan, bahwa rata-rata konsumsi perkapita masyarakat perhari sebanyak 276,31 gram atau 7,7 kilogram dalam sebulan.

    Advertisement

    Sementara luasan panen pada 2017 mencapai 142.321 hektare, produksi gabah kering giling sekitar 839.911 ton atau setara dengan produksi beras 486.747 ton, sehingga masih surplus. Jumlah penduduk Bali sekitar 4,2 juta dikalikan dengan kebutuhan beras perkapita, maka total kebutuhan beras dalam setahun mencapai 415.149 ton. “Jadi, sesungguhnya masih ada surplus beras, tidak perlu tambah dari impor,” bebernya.

    Sedangkan dengan harga beras, lanjut Mardiana, sampai saat ini harga beras premium tidak ada yang di atas harga eceran tertinggi (HET). “Yang di atas HET adalah harga beras medium. Tetapi pada beras medium di Bali itu kualitasnya di atas medium yang ditetapkan Dinas Perdagangan. Pada beras medium yang tidak dalam kemasan, harganya saat ini berkisar Rp10.800 hingga Rp11.000,” katanya.

    Mardiana menambahkan, sebenarnya saat ini di perusahaan penggilingan juga masih banyak ada stok gabah, tetapi kesulitan untuk memproses di tengah kondisi curah hujan tinggi. “Bulan Maret-April nanti akan ada panen raya. Kami sangat mengharapkan jangan sampai gabah kering panen anjlok saat panen raya,” katanya menegaskan. tak/ama

    Advertisement
    Continue Reading
    Advertisement
    Click to comment

    You must be logged in to post a comment Login

    Leave a Reply