Connect with us

    NEWS

    Lagi-lagi Caplok Lahan Tahura 1,5 Hektar untuk Proyek TPST Pecinta Lingkungan Adem Ayem, Tersus LNG Ditolak

    Published

    on

    Denpasar, JARRAKPOS.com – Rencana Pemerintah menangani sampah di Kota Denpasar dengan membangun tiga lokasi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) salah satunya di lahan Taman Hutan Rakyar (Tahura) Suwung, Denpasar Selatan, Denpasar menjadi tandatanya besar lolosnya proyek tersebut. Proyek fisik yang dibiayai dengan Pagu Dipa Rp105 miliar oleh pemerintah pusat lewat PUPR dan dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) itu, ternyata mencaplok lahan mangrove seluas 1,5 hektar. Namun anehnnya tak ada gelombang gerakan apapun dari para pencinta lingkungan malah adem ayem, terutama Walhi Bali yang dibandingkan sebelumnya sangat getol menolak proyek Tersus LNG di Desa Adat Sidakarya.

    Sindiran pedas itu, disampaikan langsung oleh pengamat sosial dan pembangunan, A. A. Gede Agung Aryawan, ST., ketika meninjau langsung lokasi proyek TPST Tahura Suwung pada Selasa (11/10/2022). Dikatakan lahan TPST Tahura Suwung oleh warga sekitar lokasi, mengakui bahwa itu lahan mangrove. “Mengapa mangrove dipakai TPST? Katanya mau jaga mangrove Suwung, makanya tolak LNG Sidakarya,” sentilnya lagi, seraya mempertegas jika memang benar menjaga mangrove Suwung, tapi malah dipakai TPST di Tahura Suwung. Bahkan, TPST-nya belum ada pengolahan air lindi. “Kemana air lindinya akan dibuang?,” sorot tokoh msyarakat Denpasar ini.

    Pihaknya kembali menyesalkan gerajan tolak LNG di Sidakarya untuk menjaga mangrove, tapi malah membabat hutan mangrove di TPST Tahura Suwung. “Makanya proyeknya molor, tapi alasan molor karena lahan banyak plastik. Lokasinya kan itu pencemaran TPA Suwung yang terbang berhampuran. Lokasinya berbatasan dengan TPA Suwung. Jelas itu ada plastik ada sebelum pembangunan TPST. Apakah tidak ditest daya dukung tanah sebelum mulai tender proyek? Ngak survey lokasi? Kontraktor ngak profesional,” tandas Gung De sapaan akrabnya ini, sekaligus menyesalkan tindakan oknum pegawai dan petugas keamaan proyek yang sempat adu mulut, karena dilarang datang ke are publik di depan proyek, termasuk mengusir sejumlah wartawan.

    “Posisi di luar area proyek saja dilarang ambil foto. Apalagi kalau masuk ke dalam area proyek. Oknum pegawai kontraktornya ngak profesional. Makanya proyek molor. Proyek molor kok alsan banyak plastik. Sudah tahu lokasi lahan bekas TPA Suwung dan ada test kekuatan daya dukung tanah. Kecuali plastik kiriman baru cocok mengeluhkan banyak plastik. Kondisi existing lahan jelas bekas TPA sebagian dan mangrove juga. Kontraktor ngak pofesional mestinya jangan dipakai. Apalagi security saja bukan orang Bali,” tegasnya, karena melakukan foto dari pinggir jalan atau luar kawasan tidak masuk privasi, sehingga tidak perlu ijin. “Ini foto dari pinggir jalan, bukan kawasan area proyek,” katanya.

    Advertisement

    Menurutnya ketakutan dan melarang itu sudah sangat memperlihatkan kontraktor tidak profesional. Untuk itu, seharusnya proyek ini memasang pagar temporary, termasuk pintu masuk ada pos jaga untuk memeriksa tamu masuk. “Jelas akan ada tulisan pemberitahuan TAMU HARAP LAPOR. Ini proyek ngak ada pagar dan pos jaga di gerbang masuk. Takut bayar security lebih? Ngak mungkin dalam kontrak proyek kayak begini pakai security 1 orang saja. Minimal 2 orang untuk satu shift,” bebernya. Seandainya sebagai LSM,. Ia akan meminta dokumen kontraknya, karena siapa pun boleh masuk ke direksi keet untuk melihat dan membaca dokumen kontrak dan lain-lain. “Itu kan wajib ada dan bisa dibaca oleh masyarakat yang bertamu ke lokasi. Tapi proyek TPST Tahura Suwung melarang difoto dan mengusir wartawan posisi di pinggir jalan memperlihatkan ada rasa ketakutan kontraktor, karena proyek molor,” tutupnya.

    Sebelumnya diketahui, rencana Pemerintah menangani sampah di Kota Denpasar dengan membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) nampaknya bisa gagal sesuai target. Padahal upaya penanganan sampah menjelang perhelatan G20 di Bali ini, tidak tanggung-tangung dengan tiga proyek TPST dibangun pada 2022 di Kota Denpasar, yakni di TPST Tahura Suwung, TPST Padangsambian Kaja, serta TPST Kertalangu, Kesiman. Tapi sayangnya TPST yang dikerjakan Kementerian PUPR melalui kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk proyek fisiknya diperkirakan baru dibangun sekitar 50 persen. Padahal menurut sumber di internal rekanan proyek ditargetkan paling lambat 15 Oktober 2022 proyek fisik sudah rampung dan bisa beroperasi.

    Sumber itu, juga mengakui meskipun progress proyek TPST baru memasuki tahap 50 persen di Kertalangu, namun kesiapan mesin pengolah sampah sudah datang tepat waktu, baik itu mesin konpreyor hingga sampai mesin RDF sudah siap. Hanya saja kesiapan kontruksi bangunan yang belum siap, padahal TPST Kertalangu disiapkan sebagai pengolahan sampah yang menghasilkan bahan bakar alternatif seperti briket. Maka dari itu TPST Kertalangu pada pertengahan bulan nanti, atau sekitar 15 Oktober 2022 targetnya sudah rampung. “Untuk kelancaran TPST harus ada sinkonisasi, tetapi kesiapan bangunan baru 50 persen otomatis semuanya menjadi molor,” ungkap sumber itu, mewanti-wanti namanya tidak disebutkan, saat ditemui belum lama ini.

    “Intanlasi mesin mundur, kelistrikan belum siap bagaimana mau instal mesin? Gimana mesin bisa bisa terpasang, kontruksi cor untuk mesin belum siap?,” sentilnya. Di sisi lain, dikatakan malah masih menunggu umur cor sebagai pondasi mesin yang seharusnya jika ingin mengejar target proyek TPST, maka pengecoran harus memakai zat aditif beton biar cepat mengeras. “Jadi ketika semua mesin datang bisa langsung terpakai untuk dipasang mesin,” katanya. Jadi artinya sampai saat ini semua mesin belum bisa terpasang, seperti saat disambangi langsung ke TPST Tahura Suwung, pada Selasa (11/10/2022), bahkan belum dipasangi atap. Nampak pekerja masih melakukan penataan dan pemadatan lantai bangunan. Namun anehnya wartawan malah sempat diusir oleh mandor dan oknum petugas keamanan dengan alasan tidak menunjukan surat ijin ketika melakukan peninjauan. “Wartawan tidak bisa masuk pak,” kata oknum petugas keamanan asal NTT itu.

    Advertisement

    Molornya proyek TPST tersebut, juga sempat diungkapkan oleh Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara yang mangakui kesulitan mengejar target disebabkan oleh proses dalam pembangunan seperti pengeringan beton yang membutuhkan waktu lama. Namun, hingga saat ini sudah ada empat mesin kontainer yang dimasukkan. “TPST kan dikerjakan pemerintah melalui Kementerian PUPR untuk fisiknya, dan capaiannya sudah 50 persen. Memang kalau harapannya Menko Marvest kemarin di akhir Oktober ini sudah jalan,” kata Jaya Negara di Denpasar, Rabu (28/9/2022). Tidak hanya itu saja, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian juga meninjau langsung progres pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Kamis (6/10/2022).

    Peninjauan ini untuk memastikan pembangunan TPST berjalan sesuai rencana. Hal ini mengingat puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dilaksanakan di Bali bakal berlangsung pada November mendatang. Adapun TPST Kesiman Kertalangu merupakan salah satu dari tiga TPST yang dibangun pada 2022 di Kota Denpasar. Dua TPST lainnya yakni berada di Tahura Suwung dan di Padangsambian Kaja. Ketiga TPST tersebut bakal mengelola sampah dari Kota Denpasar. Mendagri berharap, pembangunan tersebut dapat rampung pada akhir Oktober 2022. Sayangnya secara terpisah, ketika dihubungi Adi selaku salah satu pimpinan proyek TPST di Denpasar, saat dikonfirmasi belum mau merespon. Baik telpon maupun pesan singkat WhatsApp juga belum dibalas hingga berita ini diturunkan.

    Seperti diketahui, pelaksana 3 proyek pembangunan TPST di Denpasar dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor dan PT Bemaco Rekaprima JV dan CV Indera Cipta Konsultan sebagai konsultan supervisi. Pembangunan TPST dilakukan pada tiga titik di Kota Denpasar, yakni Kawasan Tahura Suwung, Desa Kesiman Kertalangu, dan Desa Padangsambian Kaja. Proyek tersebut merupakan gelontoran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk Provinsi Bali, khususnya Kota Denpasar. Pembangunan 3 TPST ini sendiri merupakan bagian dari persiapan Bali menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. tim/tra/ksm/ama

    Advertisement
    Continue Reading
    Advertisement
    Click to comment

    You must be logged in to post a comment Login

    Leave a Reply

    Advertisement

    Tentang Kami

    JARRAKPOS.com merupakan situs berita daring terpercaya di Indonesia. Mewartakan berita terpercaya dengan tampilan yang atraktif dan muda. Hak cipta dan merek dagang JARRAKPOS.com dimiliki oleh PT JARRAK POS sebagai salah satu perusahaan Media Cyber di unit usaha JARRAK Media Group.

    Kantor

    Jl. Danau Tempe No.30 Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Denpasar – Bali Kode Pos: 80227
    Tlp. (0361) 448 1522
    email : [email protected]

    Untuk pengajuan iklan dan kerja sama bisa menghubungi:
    [email protected]