Connect with us

    NEWS

    Megawati dan SBY Duduk Satu Meja dan Terlihat Harmonis di Gala Dinner KTT G20, I Putu Sudiartana : Ini Pertanda Baik Kemajuan Politik di Indonesia

    Published

    on

    Bali.Jarrakpos.com. Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri dan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono datang ke resepsi makan malam KTT G20 di Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bali.

    Sebelumnya hubungan politik tidak harmonis antara mantan Presiden Megawati dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah berlangsung sangat lama. Hubungan buruk akibat politik masa lalu itu, terus terjadi sampai hari ini.

    Namun publik dibuat tercengang, di acara jamuan makan malam bersama para kepala negara G20 di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, pada Selasa malam, 15 November 2022, kedua mantan presiden Mega dan SBY duduk satu meja ditemani para mantan presiden dan wakil presiden RI lainnya, seperti Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan Hamzah Haz juga hadir.

    terlihat kehadiran kedua mantan presiden Indonesia tersebut, sorotan kamera menangkap dua mantan presiden RI itu bercengkrama dengan tamu undangan yang sudah tiba.

    Advertisement

    Dalam foto yang beredar, Megawati, SBY, Puan, dan JK terlihat makan malam bersama di satu meja bundar. SBY yang menggunakan batik biru tampak duduk di sebelah JK yang hadir bersama istrinya, Mufidah Kalla.

    Sementara Megawati duduk berseberangan dengan SBY mengenakan kebaya berkelir biru. Lalu Puan Maharani duduk di tengah meja dan menjadi pembatas antara SBY dengan Megawati. Turut hadir dalam meja tersebut Hamzah Haz dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno.

    SBY, Megawati, dan JK terlihat menunggu di ruang transit sebelum beranjak ke Lotus Pond GWK untuk makan malam bersama para pemimpin negara-negara G20. Saat tiba di lokasi acara, tampak Megawati dan Ketua DPR RI Puan Maharani banyak berinteraksi dengan para menteri. Sementara SBY terlihat menyapa sejumlah kepala negara G20.

    Dalam foto yang beredar, Megawati, SBY, Puan, dan JK terlihat makan malam bersama di satu meja bundar. SBY yang menggunakan batik biru tampak duduk di sebelah JK yang hadir bersama istrinya, Mufidah Kalla.

    Advertisement

    Sementara Megawati duduk berseberangan dengan SBY mengenakan kebaya berkelir biru. Lalu Puan Maharani duduk di tengah meja dan menjadi pembatas antara SBY dengan Megawati. Turut hadir dalam meja tersebut Hamzah Haz dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno.

    Dalam gala dinner itu, Jokowi dan istrinya, Iriana tampak mengenakan pakaian adat Bali. Mereka berdua menyambut kedatangan setiap kepala negara yang hadir dalam acara tersebut.

    Jokowi juga tertangkap kamera mengobrol bersama Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dan Presiden Perancis Emmanuel Macron. Dalam obrolan tersebut, MBZ dan Macron tampak membicarakan sesuatu yang disambut tawa oleh Jokowi.

    Selain itu, sejumlah menteri seperti Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, hingga Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga hadir dalam kesempatan tersebut.

    Advertisement

    Selain menikmati makan malam, para kepala negara G20 itu juga turut menikmati sejumlah pertunjukan musik hingga tari tradisional Bali.

    Mantan Anggota DPR RI, I Putu Sudiartana mengomentari, mengapresiasi dan melihat ini sebagai pertanda baik dan kemajuan Politik Indonesia yang semakin maju.

    “Ini bertanda baik untuk kemajuan Indonesia, pertanda politik di indonesia sudah mulai modern dan menuju kemajuan. Berbeda di TPS semenit setelah itu rukun kembali. Siapapun yang terpilih yang kalah mendukung dan seperti periode kemarin Prabowo digandeng Jokowi menjadi menteri. Ini tanda tanda demokrasi yang baik. Kalau punya kualitas dan mampu memimpin dan ada yang lebih besar demi bangsa Indonesia, way not”, ucap I Putu Sudiartana.

    Demikian apa yang terjadi di GWK antara Megawati dengan SBY kata Putu ini tanda tanda Indonesia sudah maju tidak politik balas dendam, yang menang ya silahkan Mengelola indonesia yang kalah mengawasi.

    Advertisement

    “Kekuasaan tidak ada yang abadi sehingga kata Putu tidak boleh sombong disaat berkuasa atau menjabat nanti akhirnya pensiun atau turun menjadi rakyat biasa”, pungkas I Putu Sudiartana. (red /tim)