PARIWISATA
Bintang Puspayoga Beri Warna HUT ke-1 Case Closed
Denpasar, JARRAKPOS.com – Wahana edukasi, Podcast Case Closed menginjak usia 1 tahun, 11 November 2022. Menghormati hajatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dipusatkan di Nusa Dua, Bali, 15-16 November 2022, edisi ke-50 Case Closed menghadirkan bintang tamu spesial, yakni Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, pada Minggu, 27 November 2022.
Edisi spesial yang mengundang seluruh bintang tamu Case Closed dari edisi perdana hingga ke-49 ini dipusatkan di Get Up Bali, Jalan Teuku Umar No.143, Dauh Puri Klod, Kecamatan Denpasar Barat .
Host Case Closed sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kongres Advokat Indonesia (DPD KAI) Provinsi Bali, Nyoman Gde “Ponglik” Sudiantara mengatakan menjadi sebuah kehormatan bagi pihaknya karena Bintang Puspayoga- sapaan akrab I Gusti Ayu Bintang Darmawati bersedia menjadi bintang tamu spesial edisi ke-50 podcast yang digawanginya.
Ungkapnya, di usia 24 tahun, nama I Gusti Ayu Bintang Darmawati sudah mengharumkan nama Bali. Mewakili Pulau Dewata di ajang pertama Puteri Indonesia 1992, ia berhasil meraih Juara Harapan 2. Bintang bersanding dengan Indira Paramarini Sudiro (DKI Jakarta), Naomi Srikandi (DI Yogyakarta), Veria Syanusi (Lampung), dan Pungky Sukmawati (Jawa Timur).
27 tahun kemudian, tepatnya, 23 Oktober 2019, Bintang kembali ke Ibu Kota Jakarta, tetapi bukan sebagai finalis Puteri Indonesia, melainkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju. Bintang menjadi wanita Bali pertama yang menyandang status menteri.
Sebelum jadi menteri sesungguhnya, 5 tahun Bintang berstatus Ibu Menteri mendampingi sang suami, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga yang menjabat sebagai Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (2014-2019).
Dari bintang tenis meja, bintang ajang Puteri Indonesia 1992, Istri Walikota Denpasar, Istri Wakil Gubernur Bali, Istri Menteri, kini Bintang menjadi bintangnya Senayan di posisi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia.
Dipandu host multitalenta Ponglik Sudiantara, menteri kelahiran 24 November 1968 yang merupakan bintangnya bintang tenis meja lantaran menjuarai Kejuaraan Tenis Meja PB Perwosi pada Oktober 2010 di GOR Sumantri Brojonegoro, sepak terjang Bintang Puspayoga digali.
Sosok yang dipercaya sebagai Ketua Umum Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Bali di 2010-2014 itu menyampaikan berbagai hal dalam perbincangan berdurasi 40 menit.
Di antaranya soal kebanggaan sebagai wanita Bali pertama yang dipercaya mengemban tugas sebagai menteri.
Bintang Puspayoga mengungkapkan perasaan dan tanggung jawab lebih besar dibandingkan ketika ia mendampingi suami yakni Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga yang kala itu menjabat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun 2014 hingga 2019.
“Di setiap kesempatan orang memanggil Ibu Menteri, saya selalu sampaikan saya bukan Ibu Menteri. Tetapi astungkara dalam proses berjalan, ternyata menjadi menteri benaran diberikan amanah oleh Bapak Presiden,” ungkapnya ketika berbincang dengan Ponglik Sudiantara yang kini kerap ngayah menari Topeng Sidakarya di beberapa kesempatan.
“Ini dua hal yang sangat berbeda. Kalau dulu mungkin dari sisi beban secara psikis tidak ada, sekarang kan menjadi leader langsung, mengambil kebijakan, kemudian kita bawa ke mana institusi ini, itu yang memang agak berat sedikit,” lanjutnya.
Bintang Puspayoga juga membeberkan kiat berbagi waktu dalam mengemban amanah negara dan menunaikan tugas sebagai wanita Bali.
Menurutnya untuk menyelesaikan semua itu hanya memerlukan satu kata kunci, yaitu manajemen waktu.
“Kalau bicara soal pelestarian adat, budaya dan agama, walaupun saya jauh, sekarang pun walaupun saya di Jakarta, semisal yang namanya Tumpek Wariga saya buat banten sendiri. Kalau datangnya malam ya malam majejaitan, orang di rumah saya, ajudan, itu sudah pintar membuat canang dan sebagainya,” kata Bintang Puspayoga.
Terkait Podcast Case Closed, Ponglik Sudiantara mengatakan diskusi dalam program Case Closed pada kanal YouTube yang dikomandoinya diharapkan dapat menjadi solusi untuk Pemerintah Kota/Kabupaten maupun Pemprov Bali bahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kalau itu adalah kritikan dan memberikan solusi jalan keluar, bila memang betul-betul positif berdasarkan kajian nanti kita akan serahkan kepada pemerintah sebagai masukan,” katanya diwawancarai seusai HUT ke-1 Case Closed di Get Up Denpasar, Minggu, 27 November 2022 malam.
Dalam perayaan 1 tahun kanal Case Closed atau yang berarti ‘Kasus Ditutup’ itu berjalan, Ponglik menyampaikan bahwa rencana menyalurkan hasil kajian dari pembahasan bersama narasumbernya menjadi arah ke depan program itu.
“Selama ini belum pernah (mengajukan kajian ke pemerintah, red) karena apa yang kita bahas masih ada sisi debatnya, belum jelas, nanti kalau saatnya pasti kita sampaikan ke pemerintah, entah itu Kabupaten/Kota atau Provinsi Bali,” ujarnya sembari menegaskan Case Closed mengusung tagline “Kebenaran Pasti Temukan Jalan”.
Lebih jauh, advokat senior menegaskan bahwa programnya tidak semata-mata mengkritisi pemerintah, lebih jauh, ketika membahas mengenai sesuatu yang positif maka akan berkontribusi kepada pemerintah.
Salah satu yang disoroti adalah perdebatan pembangunan Terminal LNG Sanur.
Tim Redaksi Case Closed mengangkat isu tersebut dalam diskusi untuk mendengar keterangan kedua belah pihak, baik pemangku kewenangan maupun pihak yang berseberangan sehingga polemik selesai alias Case Closed.
“Tujuan paling penting Case Close adalah menjadi fungsi kontrol dan mendatangkan narasumber yang kredibel apabila ada kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat,” tandas sosok murah senyum itu sembari merinci dalam setiap episodenya Case Closed melibatkan tim yang solid, antara lain sutradara kawakan Erick Ebert Sabungan Tambunan alias Erick EST, Chaerul Juliandri Adjam owner Berangkat Studio, I Gede Agus Weda “Jagir” Wiguna, Dewa Ketut Sidan Arie Gunadi, Gek Bintang Wiattika, Andreas Elfa Rezi Villado, dan I Kadek Surya Kencana.
Dengan keilmuan yang dimiliki, khususnya sebagai lawyer, Ponglik mengaku ngin mengenalkan para narasumber di bidangnya masing-masing kepada pemerintah atau publik melalui wadah Case Closed. Ending dari setiap episode tersebut adalah mendapat respons positif dari pengambil kebijakan.
Di edisi spesial perayaan 1 tahun program tersebut, Ponglik Sudiantara menghadirkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati bukan tanpa sebab.
Sepak terjang Menteri PPPA yang menunjukkan kemanfaatannya di nasional wajib menjadi inspirasi bagi perempuan Bali lainnya yang notabene dibayang-bayangi garis patrilineal.
“Setiap permasalahan perempuan dan anak pasti masyarakat nanya KemenPPPA ke mana, ini mulai saya nikmati. Contoh pandemi, di balik musibah ada hikmah, akhirnya saya bisa memetakan perempuan anak. Kami bisa kumpulkan seluruh kepala desa perempuan untuk gali permasalahan perempuan dan anak di tingkat akar rumput,” kata Bintang Darmawati.
Kepada Ponglik, Bintang menuturkan bahwa saat ini forum-forum anak di tiap daerah di Indonesia menjadi kekuatan KemenPPPA untuk menjawab pemenuhan kebutuhan anak seperti hak untuk hidup, tumbuh berkembang, mendapat perlindungan dan partisipasi.
Ke depan, Ponglik Sudiantara mengaku akan menjalankan diskusi yang sama, namun lebih kritis dengan narasumber yang sesuai dengan bidangnya agar mudah dipahami dan bermanfaat bagi masyarakat luas, tak hanya Bali, melainkan juga Indonesia. tra
You must be logged in to post a comment Login