NEWS
Pertemuan Terbatas Menko Luhut Dengan Tokoh Penting di Bali
Gianyar, jarrakpos.com — Alumnus UGM dan Cornell University Putu Suasta mengatakan sejumlah aspirasi dalam pembenahan tata kelola Bali kepada Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Berbagai usulan perbaikan tata kelola Bali dalam Pertemuan Terbatas secara Kekeluargaan menjelang sambut Tahun 2023 di Rumah Dewa Muka, Batubulan, Gianyar, Jumat (30/12).
Acara itu dihadiri Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih, Bupati I Wayan Geredeg, Bupati Karangasem Periode 2005 – 2010 dan 2010 – 2015, Ketua Yayasan Kepustakaan Soekarno, IB Darmika Marhaen, Mantan Rektor Unud Prof Dr dr Ketut Suastika, Sp PD-KE yang juga Ketua Forum Guru Besar Unud, Tokoh Gede Wirata, Putu Sudiartana, Bendesa Batubulan.
Suasta mengatakan, lalu lintas Bali Selatan memang terjadi kemacetan di sejumlah daerah, khususnya kawasan pariwisata yakni Sanur, Kuta, Canggu maupun Dalung. Sudah melewati ambang batas toleransi. Apalagi perbaikan jembatan di Gatot Subroto sudah 15 bulan tidak kunjung rampung, sangat lambat sehingga masyarakat mengeluh.
Untuk itu, lalu lintas yang menjadi akses masyarakat dan wisatawan domestik dan mancanegara bisa dibenahi secara total.
Upaya itu agar aman, lancar selama berwiisata di Bali, apalagi Pulau Dewata sebagai pintu gerbang wisatawan masuk Indonesia. Mengingat Bali baru saja sebagai tuan rumah KTT G20 telah sukses dilakukan pada November lalu mendapatkan apresiasi banyak pihak.
“Memang pertemuan ini diinginkan sejak lama, tetapi karena beliau (Menko Luhut-red) kemarin masih sebagai sebagai Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20,” ujarnya.
Diakui tanah di Bali tanah suci. Bali sebagai pintu gerbang manca negara dan masyarakatnya homogen. Maka dari itu, perencanaan transportasi Bali agar sungguh – sungguh melalui kajian bukan berdasarkan perasaan semata.
Berikutnya pihaknya juga menyoroti tindak lanjut proyek Pelabuhan Tanah Ampo. Untuk itu, Menko Luhut langsung memberikan respon dengan komunikasi kepada Pelindo dan Perhubungan.
Tidak lupa, pembahasan yang menarik yakni agar ada pembangunan yang seimbang antara Bali Utara dan Bali Selatan. Termasuk perlu kajian perbaikan tranportasi udara untuk bandara.
Disamping itu, tak lupa menyampaikan penataan Pura Besakih agar selalu menjaga kesucian dan kesakralannya dengan menjaga lingkungan tetap bersih. Termasuk diharapkan suasana kondusif Bali tetap terjaga sehingga investasi dan pariwisata tetap aman.
Dengan demikian, polemik dan konflik bidang keyakinan di Pulau Dewata bisa dihentikan dan mematuhi peraturan yang ada.
Suasta menyambut baik program Menko Luhut dalam mewujudkan digitalisasi pemerintah pusat hingga daerah agar mencegah adanya korupsi.
Pada kesempatan itu, pihaknya tidak lupa menyampaikan peristiwa Padmasana SMPN 3 Bebandem longsor pada Oktober lalu.
Penambangan dekat SMPN 3 Bebandem tengan disoroti publik karena memberikan dampak kepada keberadaan sekolah, apalagi dekat dengan kuburan.
Mendesak pemerintah Bali segera mengambil tindakan kongkrit dalam menertibkan seluruh galian C bodong yang tidak berizin, yang menghancurkan lingkungan hidup.
Keterlambatan pemerintah dan aparat dalam bertindak akan melipatgandakan kerusakan lingkungan, keanekaragaman hayati, fasilitas umum (jalan raya, sekolah, pura), penduduk maupun korban jiwa.
Oleh karena, berbagai pertemuan pemimpin dunia baik Konferensi Perubahan Iklim PBB Conference of The Parties (COP)27, KTT ASEAN, KTT G20 tahun 2022 yang sukses di gelar di Bali menekankan pada antisipasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Apalagi Pemerintah Bali memiliki visi pembangunan “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, sudah sepatutnya garda terdepan dalam menyelamatkan lingkungan baik darat, laut dan udara.
Namun perusakan lingkungan jalan terus, aktivitas Galian C tidak saja memakan korban jiwa, salah satunya seorang tewas di bawah kaki Gunung Agung, Desa Sebudi, Selat Karangasem beberapa waktu lalu.
Namun kini salah satu sekolah dipicu longsor, sebagian bangunanya termasuk padmasana longsor tidak bisa difungsikan dengan normal. Belakangan juga dilaporkan oleh pihak setempat, tanah dan bangunan sekolah mulai retak.
Kondisi itu sungguh memprihatinkan, pembangunan SDM yang cerdas justru dihambat oleh oknum – oknum yang melakukan perusakan alam.
Suasta yang juga Pengamat Sosial menyayangkan peristiwa itu terjadi, di tengah-tengah perhatian dunia terhadap lingkungan semakin besar, beragam masalah bisa timbul bisa alam rusak. Budaya dan adat Bali sangat bergantung pada pelestarian alam dan lingkungannya.
Sebaiknya pemerintah Bali dan masyarakatnya harus memperhatikan secara serius penanganan lingkungan Bali, khususnya proyek tambang Galian C. Bahkan kasus Galian C di Bali sudah menjadi sorotan nasional dan internasional sampai KPK RI dan kejaksaan Agung mengendus adanya masalah beberapa lembaga yang terkait.
Suasta pun menyerahkan buku kepada Menko Luhut yang berjudul Indonesia Through Stamp 1945-2013 dalam Bahasa Inggris. Buku perangko setebal 800 halaman yang ditulis selama 20 th, dengan kata pengantar Presiden Joko Widodo dan Menlu Retno Marsudi. Buku ini merupakan cerminan Indonesia seutuhnya dari wilayah sampai flora fauna.(megga)
You must be logged in to post a comment Login