NEWS
Sucikan Gunung Agung, Aktifitas Galian C dan Jalan Menuju Pantai Jasri Ditutup Total

Ket foto : Upacara Melasti dengan menggunakan lantaran kain putih sepanjang 16,5 kilometer dari Pura Khayangan Jagat Penataran Agung Nangka menuju Pantai Jasri.
Karangasem, JARRAKPOS.com – Aktifitas Galian C di Desa Bebandem, Karangasem ditutup total termasuk jalan raya dikawasan Pura Khayangan Jagat Penataran Agung Nangka sebagai Stana Ida Bhatara Gunung Agung (Udaya Parwata) menuju Pantai Jasri seluruhnya terbebas dari lalu lintas kendaraan umum. Penutupan itu untuk memastikan kelancaran Upacara Melasti dengan menggunakan lantaran kain putih sepanjang 16,5 kilometer dari pura tersebut menuju Pantai Jasri yang akan dihadiri langsung puluhan ribu umat Hindu dari berbagai penjuru daerah.
Baca juga :
Dari pantuan seharian penuh aktifitas galian C tidak beroperasi, sehingga masyarakat nampak tenang tidak terganggu dengan suara alat berat maupun mesin pengolah pasir. Jalan pun tidak dipenuhi truk yang membawa pasir yang biasanya berderetan dijalanan. “Kami mengharapkan upacara ini sebagai penyucian Gunung Agung sehingga tetap terjaga kesuciannya,” kata Ketua Pasemetonan Jagabaya Agung I Gede Pawanan di Karangasem, Sabtu (15/9/2018).
Hal itu disampaikan ditengah-tengah upacara berkangsung, nampak umat Hindu bersemangat dan penuh ketulusan ngiring Ida Betara Gunung Agung melasti. Ia mengatakan, upacara tersebut sebagai momentum agar masyarakat selalu mengingat keagungan Gunung Agung yang memberikan penghidupan. “Gunung Agung sebagai sumber kehidupan baik mata air, penyubur lahan perkebenunan maupun menyediakan material yang berlimpah. Untuk itu, pemanfataanya agar digunakan dengan baik sesuai dengan filosofi Tri Hita Karana,” jelasnya.
Baca juga :
Jika keseimbangan tersebut terganggu, dikhawatirkan membawa bencana yang merugikan alam dan manusianya. Upakara itu juga diharapkan memulihkan aktivitas Gunung Agung agar kembali normal yang kini masih berstatus Siaga (level III). Pada kesempatan itu, pihaknya melakukan pemantauan yang lebih intensif terhadap perkembangan Gunung Agung yang disalurkan melalui radio amatir, karena upakara melibatkan banyak masyarakat. “Kesiapsiagaan selalu ditingkatkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Ik.16/8/2018
Sementara itu, Ketua Panitia Ida Made Alit menambahkan, usai puncak karya pada Purnamaning Kapat Senin (24/9),dilanjutkan dengan nyejer selama satu bulan lebih tujuh hari atau selama 42 hari di Balai Pesamuan. Pihaknya memberikan kesempatan lebih panjang krama ngaturang penganyar atau ngaturang sembah bakti. ‘’Karya agung ini baru dilakukan panyineban (penutupan) pada 5 November 2018,’’ jelas Ida Made Alit saat disampingi Ketua Panitia II Ketut Ngurah Subrata yang mengharapkan dukungan semua pihak agar kegiatan upacara berlangsung sesuai rencana.
Baca juga :
https://jarrakpos.com/2018/08/10/satpol-pp-bali-bidik-usaha-tanpa-ijin-tak-bayar-pajak/
Termasuk kehadiran Presiden RI Joko Widodo rencana pada puncak acara, apalagi Bali akan menjadi tuan rumah International Monetary Fund (IMF) dan World Bank bulan Oktober mendatang. Upacara melasti juga dihadiri Bupati Mas Sumatri didampingi Wabup Artha Dipa dan Sekda Kab. Karangasem Adnya Mulyadi. aya/ama
You must be logged in to post a comment Login