Connect with us

    NEWS

    Tingkatkan Produksi, Penyuluh dan POPT Monitoring Organisme Pengganggu Tanaman Cabai

    Published

    on

    MAGELANG,jarrakpos.com – Cabai merupakan komoditas idola petani di Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang saat ini. Harga cabai yang kian meroket menjadi motivasi bagi petani untuk menanam cabai di lahan miliknya.

    Luas tanam cabai di wilayah lereng timur Gunung Sumbing semakin tahun semakin bertambah. Bahkan, sampai tahun 2022 lalu tercatat lebih dari 1.000 hektar luas tanaman cabai di Kecamatan Windusari.

    Hal itu diungkapkan Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Windusari, Wahyudi, S.ST. saat melakukan monitoring di Desa Pasangsari, Kecamatan Windusari, Kamis (07/12/2023).

    Wahyudi mengungkapkan semakin luasnya area tanaman cabai, tentu hasil panen akan meningkat pula. Namun terkait hal itu, petani harus jeli dan telaten merawat tanaman agar hasil panen semakin bagus.

    Advertisement

    “Salah satu kendala yang dihadapi petani cabai adalah munculnya serangan hama dan penyakit tanaman cabai yang menyebabkan produksi menurun. Salah satunya adalah penyakit layu Fusarium,” ungkap Wahyudi, Kamis (07/12/2023).

    Dijelaskan Wahyudi, perubahan musim kemarau ke musim penghujan (pancaroba) menyebabkan intensitas organisme pengganggu tanaman (OPT) cabai meningkat. Untuk mengantisipasi hal tersebut Penyuluh bersama Pengamat OPT turun ke lahan pertanian melakukan monitoring hama penyakit tanaman cabai.

    “Pengamatan dilakukan dengan mengunjungi dan mengamati langsung tanaman cabai milik petani per petak lahan,” ungkap Wahyudi didampingi POPT Darmanto.

     

    Advertisement

    Dok.jarrakpos/fri

    Lebih lanjut, di hadapan Ketua Poktan “Tani Slamet” Pasangsari, Warkam dan anggotanya, Wahyudi menjelaskan beberapa penyebab meningkatnya hama dan penyakit tanaman. Disebutkan, antara lain: 1) kurangnya penggunaan pupuk organik yang sudah matang; 2) Olah tanah yang tidak tepat; 3) pH tanah yang kurang ideal, dan 4) terjadinya perubahan iklim.

    Wahyudi menjelaskan, hasil pengamatan yang dilakukan olehnya bersama POPT terhadap beberapa lahan cabai di Desa Pasangsari dengan menggunakan pH tester menunjukkan beberapa lahan tanaman cabai pH-nya di bawah standar teknis.

    “Tingkat keasaman atau pH tanah ideal untuk tanaman cabai adalah 6,5 . Dalam pH ini semua unsur hara baik makro maupun mikro dapat diserap tanaman secara optimal,” terannya.

     

    Sedangkan solusi yang bisa dilakukan petani untuk mengatasi masalah penyakit tanaman cabai, disebutkan yaitu: 1) Budidaya tanaman sehat; 2) Penggunaan pupuk organik yang sudah matang sesuai dosis rekomendasi. Kemudian, 3) Meningkatkan pH tanah dengan menggunakan kapur pertanian.

    Advertisement

    “Untuk solusi selanjutnya, 4) Menggunakan agensia hayati dan pestisida organik ramah lingkungan. 5) Petani melakukan pengamatan hama dan penyakit secara rutin. Terakhir, 6) Gerakan pengendalian OPT tanaman cabai secara serempak oleh anggota kelompok tani,” jelas Wahyudi. (Fri)

     

     

    Editor : Feri

    Advertisement
    Continue Reading
    Advertisement
    Click to comment

    You must be logged in to post a comment Login

    Leave a Reply

    Advertisement

    Tentang Kami

    JARRAKPOS.com merupakan situs berita daring terpercaya di Indonesia. Mewartakan berita terpercaya dengan tampilan yang atraktif dan muda. Hak cipta dan merek dagang JARRAKPOS.com dimiliki oleh PT JARRAK POS sebagai salah satu perusahaan Media Cyber di unit usaha JARRAK Media Group.

    Kantor

    Jl. Danau Tempe No.30 Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Denpasar – Bali Kode Pos: 80227
    Tlp. (0361) 448 1522
    email : [email protected]

    Untuk pengajuan iklan dan kerja sama bisa menghubungi:
    [email protected]