Connect with us

    DAERAH

    Ada yang Pasang Tarif Rp 20 Ribu, Ratusan Anak di NTT Terjerumus dalam Prostitusi

    Published

    on

    Ilustrasi stop prostitusi (m.voa-islam)

    NTT, Jarrakpos.com- Sungguh sangat memeperihatinkan, terdapat banyak anak di Kabupaten Lembata, Provinsi NTT terjerumus dalam dunia prostitusi.

    Di usia mereka yang masih sangat muda itu, bahkan sudah ada yang menjadi pekerja seks komersial.

    Hasil pemetaan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) menunjukkan sedikitnya 507 perempuan di daerah itu terdeteksi menjadi wanita pekerja seks komersial (PSK). Data itu dikumpulkan pada rentang waktu 2015-2023.

    Kisah Mama Teteh, Nelayan Wanita dari NTT yang Gigih Perjuangkan Hak Perempuan Nelayan: Butuh Biaya Perbaiki Kapal

    “Sementara remaja ada 218 orang. Itu merupakan pemetaan saya sebagai pemerhati dari hasil konseling VCT (Voluntary Counselling and Testing). Saat ini anak yang terlibat ada yang putus sekolah dan ada yang masih bersekolah,” ungkap pemerhati masalah HIV/AIDS di Kabupaten Lembata, Nefri Eken.

    Advertisement

    Pergaulan yang makin bebas, lalu dijebak orang dekat menjadi faktor penyebab banyak dari mereka terjerumus dalam dunia prostitusi.

    Sebanyak 1.869 Narapidana di NTT Berpeluang Dapat Remisi Natal 2023

    Psikolog seks ini menerangkan, para remaja yang terjebak prostitusi anak itu kebanyakan berusia 15 tahun. Ada juga yang berusia 18-19 tahun.

    Survei pada 18 sekolah di sana sekitar 85 persen pelajar di sana mengaku sudah pernah berhubungan seks, baik laki-laki maupun perempuan. Beberapa dari mereka bahkan sudah menjadi pekerja seks komersial.

    Advertisement

    “Ada yang sudah berperan menjaja, menjual dirinya,” kata Nefri dikutip Jarrakpos dari Detik.com pada Minggu, 17 Desember 2023.

    Dibuka Pj Wali Kota, RPJPD Tahun 2025-2045 Bappeda Hadirkan Para Camat Hingga Kepala OPD di Kota Kupang

    Bahkan, kata dia, ada anak remaja yang putus sekolah dan punya pasangan tetapi mereka mematok tarif yang bervariasi.

    Di sisi lain, ada yang sekadar fantasi dan tak memasang tarif, hanya untuk senang-senang berhubungan seks berganti-ganti.

    Advertisement

    Mirisnya, beberapa dari mereka ada yang berangkat ke sekolah dengan naik ojek. Agar bisa naik gratis, mereka bisa saja berhubungan seks dengan tukang ojek.

    Meskipun Kurang Hakim, Layanan Perkara di Pengadilan Agama Kupang Tetap Berjalan dengan Baik

    Atau, biasanya mereka memasang tarif antara Rp 20.000 hingga Rp 50.000 sekali kencan.

    “Ini masalah serius yang harus diselesaikan,” tandas dia.

    Advertisement

    Semua pihak harus beperan dalam mengatasi persoalan serius ini.***