NEWS
Aksi Demo Walhi Bali Tersus LNG Sidakarya Jangan Tebang Pilih
Denpasar, JARRAKPOS.com – Kebutuhan Bali akan energi jelas akan semakin bertambah, hal tersebut dikarenakan populasi yang semakin meningkat, sejalan dengan kebutuhan energi, maka Bali harus menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti halnya LNG (Liquifiied Natural Gas) yang dilengkapi dengan terminal. Dimana perencanaan terminal tersebut dibangun Lokasi di di blok khusus kawasan Tahura I Gusti Ngurah Rai.
Kehadiran terminal tersebut nantinya mendukung kemandirian energi Bali dan pariwisata yang ramah lingkungan. beban puncak kelistrikan Bali mengalami penurunan yang signifikan dari 900 MW menjadi 600 MW selama pandemik. Namun ketersediaan kelistrikan Bali akan mengalami rebound dalam kurun 1 sampai 2 tahun ke depan. Sehingga perlu menyiapkan kapasitas dan daya mampu kelistrikan Bali dengan tepat.
Mengingat Bali tidak memiliki Sumber Daya Alam dan Mineral untuk pembangkit listrik, sehingga diperlukan kerja sama kelistrikan dengan membangun berbagai insfrastruktur penunjang. Selain benefit, kerja sama kelistrikan ini diharapkan juga mendatangkan profit untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan potensi terminal LNG Sidakarya akan mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Bali dengan income sekitar Rp30 miliar perbulan. Upaya itu dapat meningkatkan PAD Bali sekaligus penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.
Bahkan terminal LNG di kawasan blok khusus hanya memakai 3 hektar saja untuk pembangunan infrastruktur. Dan ada penanaman pipa untuk penyaluran gas di kedalaman 10 meter dari Jetty ke terminal yang melewati area mangrove. Dengan kedalaman 10 meter itu, pipa tak akan mengganggu akar mangrove yang hanya sampai di kedalaman sekitar 6 meter.
Anehnya rencana tersebut masih ada penolakan warga Intaran Sanur dan aktivis lingkungan Walhi dengan melakukan aksi demo beberapa waktu lalu. Bahkan aksi demo ini ditanggapi dingin oleh Penggiat Energi Bersih, Mohamad Bakri, dikatakannya alasan penolakan tersus Sidakarya belom jelas arahnya, bahkan dirinya menilai aksi demo tersebut tebang pilih dan diduga ada aksi demo tersebut ada yang menunggangi. Sebab dirinya menilai, banyak proyek menggunakan lahan Tahura Ngurah Rai seperti proyek Embung Sanur yang dibangun di lahan Tahura seluas 2,3 ha tidak dipermasalahkan dan tidak ada yang demo, belom lagi yang sudah jelas Pelindo banyak melakukan pengurukan lahan Manggrove juga tidak ada mendemo. Artinya aksi penolakan Tersus Sidakarya tersebut tebang pilih.
“Nanti kan proyek Tersus LNG Sidakarya menggunakan pipa dibawah tanah, agar tidak mengganggu ekosistem di lahan Tahura Ngurah Rai, kenapa dilarang? Tersus ini kan sedikit penggunaan lahan Tahura, coba lihat Pelindo berapa hektar manggrove yang mati akibat proyeknya, kok dulu ga demo jg saat reklamasi pelindo dan caplok lahan mangrove di akame,” tegasnya ketika ditemui pada Jumat (1/7/2022).
Lanjutnya Bakri yang juga Ketua DPD FKP PJUTS Bali menjelaskan, kalau dilihat Tersus LNG Sidakarya pihaknya sangat mendukung, asalkan tidak menggangu ekosistem hutan manggrove. Sedangkan kalau Walhi Bali yang menolak kehadiran Tersus Sidakarya, harus ada alasan yang jelas, argumentasinya juga harus jelas. “Saya mendukung Tersus Sidakarya sepanjang tidak merusak hutan manggrove, seharusnya kasih kesempatan dulu Tersusnya biar hadir disana, kalau dia melanggar tinggal tutup aja, gampang kok urusan seperti itu beres sudah. Kan kalau ini aneh ya, orangnya barangnya belom nongol sudah ditolak, kasih kesempatan dulu kita lihat sampai dimana perkembangannya,” ungkapnya sambil menambahkan manusia itu harus punya pertimbangan yang khusus, jangan asal menolak apa sebabnya. Biarkan dulu berproses, lihat apa benar merusak lingkungan, apa benar menggangu hutan manggrove, belum apa-apa sudah main tolak.
Bakri menambahkan, perlu diketahui kehadiran LNG di Bali merupakan suatu terobosan baru untuk kemajuan Bali dibidang energi mandiri yang ramah lingkungan, sebab LNG merupakan LNG adalah gas metana dengan komposisi 90 persen metana (CH4) yang dicairkan pada tekanan atmosferik dan suhu -163 derajat celcius. Sebelum proses pencairan, gas harus menjalani proses pemurnian terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan senyawa yang tidak diharapkan seperi CO2, H2S, Hg, H2O dan hidrokarbon berat. Proses tersebut akan mengurangi volume gas menjadi lebih kecil 600 kali. Penyusutan ini membuat LNG mudah ditransportasikan dan dalam jumlah yang lebih banyak. LNG ditransportasikan melalui kapal-kapal ke terminal-terminal LNG dan disimpan di tangki dengan tekanan atmosferik. Kemudian LNG dikonversi kembali menjadi gas dan disalurkan melalui sistem transmisi.
Sehingga terobosan hadirnya LNG bisa juga dijadikan PAD terbaru untuk Bali, dan hal tersebut merupakan kegiatan positif banyak serapan manfaat untuk pemerintah maupun masyarakat sekitar, seperti lapangan pekerjaan baru. “Kita harus menjadi warga yang cerdas apa dampak dari semua itu, dimasa covid banyak para investor lokal yang berinovasi untuk berinvestasi di Bali. Tetapi belom apa-apa ditolak, ya sudah pasti investornya kabur. Kalau menolak ya harus jelas jangan asal tolak dan ikut-ikutan menolak, tapi tidak tahu maksud dan tujuan dari penolakannya. Pertanyaanya kalau merusak lingkungan, ada gak yang dirusak? kan Tersusnya belom ada,” tegasnya seraya menambahkan untuk bisa berjalan dengan lancar diperlukan juga peran aktifnya dari Kadin Bali, jangan sampai Kadin tersebut diam, harus bisa memberikan solusi, mengingat LNG dan infrastruktur pendukungnya untuk kepentingan masyarakat Bali.
Bakri menegaskan, berbicara proyek manggrove di Bali sudah hampir habis. Coba lihat di sekitar wilayah SMA 1 Kuta Selatan dibelakangnya sudah habis manggrovenya, inilah yang harus diperhatikan oleh penggiat LSM lingkungan hidup di Bali. “Kalian tuh (Walhi Bali, red) harus lihat, berkunjung ke belakang SMA 1 Kuta Selatan hutan manggrove sudah sangat parah kondisinya, dan itu tidak ada yang perhatikan disana karena tidak ada bisnis disana. LSM Lingkungan Hidup tuh harus bergerak kesemua lini, banyak manggrov yang terancam mati, apakah Walhi Bali tanam manggrove? Kalau memang Walhi Bali pengamat lingkungan ajak dong semuanya tanam manggrove, baru kritik orang. Kita perlu kerja nyata, jangan ngomong saja, jangan sampai bergerak berdasarkan kepentingan saja. dx
You must be logged in to post a comment Login