NEWS
Ancam Gugat Gubernur Koster, Jayamahe Menolak Keras Rencana Penutupan Taksi Online
Denpasar, JARRAKPOS.com – Pasca pertemuan antara utusan Gubernur Bali, Wayan Koster (Perusda Bali) dengan perwakilan driver konvensional di Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Kamis (9/5/2019) yang mengisyaratkan adanya penutupan taksi online (taksol), mendapat tanggapan keras dari Direktur PT Dwi Sarana Mesari (Jayamahe), Aryanto. Jayamahe merupakan satu di antara rekanan dari transportasi online nasional yang ada di Bali. Aryanto tidak sepakat rencana penutupan taksi online, dengan beberapa alasan. “Pertama, dasar hukum taksi online roda empat sudah tercantum dalam Permenhub nomor 118 tahun 2018,” katanya saat dihubungi JARRAKPOS.com, Sabtu (11/5/2019).
Dalam Permenhub itu memang dijelaskan terkait kewenangan Gubernur untuk mengatur jumlah kuota taksi online yang boleh beroperasi di wilayahnya, menetapkan tarif minimum per kilometer dan menerbitkan izin penyelenggaraan angkutan sewa khusus (taksi online) untuk wilayah operasi dalam satu Provinsi. Namun menurutnya, berdasarkan Permenhub 118 itu kewenangan Gubernur tidak sampai menutup taksi online. “Selama ini kami taksi online Jayamahe Transport, melengkapi armada kami dengan ijin angkutan sewa khusus dan yang menerbitkan izin itu adalah Gubernur,” tegas Aryanto.
Baca juga : Melalui Kewenangan Gubernur, Perusda Bali Segera Tutup Layanan Aplikasi Taxi Online di Bali
Candra nila purnama gandi
13/05/2019 at 7:58 pm
Kenapa yang selalu ribut taxi konvensional dengan taxi online. Saya tidak memihak siapapun karena kita sama2 hidup di jalanan bali. Justru menurut saya yg merusak pariwisata bali adalah beberapa perusahaan online yg sejenis booking.com, traveloka dan lain2. Justru mereka yg menjual bali dengan harga murah. Dan kenapa kalian tutup mulut soal agent travel yg jual bali dengan harga murah entah itu agent cina, india atau agent lainnya yg jual bali dengan harga sangat murah…. Liat saja bagaimana kloop bisa dengan seenaknya ambil tamu di airport… Apa modal pariwisata mereka hanya berbekal website tapi liat standart driver mereka (nol) dan berapa mereka menjual pariwisata bali…. Amat sangat murah…. Kenapa kalian taxi konfensional dan taxi online terus saja berselisih…..
Ni Kadek parmika
13/05/2019 at 11:45 am
Saya pengguna Taxol sdh hampir 4 th, sangat terbantu , antar jemput krj maupun, anak Sekolah. Jadi sangat keberatan apabila Taxol di hapus.
Suyoga
14/05/2019 at 10:39 am
Belum ada 4 tahun pak.anda seorang yg selalu memakai jasa armada taxi online pada saat beraktifitas..tapi anda tidak tahu apa kontribusi buat bali,secara garis besar saya sampaikan bahwa taxi online ada bisnis mlm,yg akan merekrut banyak anggota,apakah anda siap kalau semua orang di luar bali berbondong bondong mencari nafkah di bali,kita ini bukan kotabesar pak,kita ini destination pariwisata,pak gubernur saja sudah melarang adanya penjualan murah di bali,apalagi ini bisnis yg disubsidi oleh pihak pengelola,dan sdh pasti yg ikut didalanya akan ikut aturan mereka,apa mau bapak kalau bali di kuasai oleh orang yg akan meperbudak kita,lihatlah sopir taxol kerjanya 24 nonstop,tapi apa yg mereka dapat,ya kalau orderan banyak terus,bagaimana kalau sepi,apakah dia harus kerja 24 jam terus agar bisa bayar kreditan,kalau pak mengerti situasi dilapangan dan menanyakan ke sopir konvensional,bagaimana kehidupannya mereka,yg selalu mencari nafkah buat keluarga dan beryadnya,itulah alasan gubernur menutuf taxi online,apalagi taxi meter sdh banyak dibali dan tidak selalu masyarakat membutuhkan taxi buat pergi kerja,apalagi situasi macet parah kayak gini,baru 3tahun saja taxol masuk ke bali dan selalu membikin macet,parkir di badan jalan,mobil berplat luar di pakai kerja dibali,tapi kintribusi masuk ke luar,apa gak pusing guberner melihat keaadan seperti ini,dimana mana ada keributan antara taxol dengan konvesional dan kriminal bertambah banyak,dalm 1 bulan ini sdh ada 3 kejadian jambret di area kuta,sasarannya semua bule,gimana kita katakan bali itu aman,nah itu sekedar bayangan buat bapak.suksma
Kadek Sherly
11/05/2019 at 7:02 pm
Saya sebagai masyarakat dan selalu menggunakan jasa taxol sangat diuntungkan dengan adanya taxol, selain sangat mudah menggunakan juga biaya yang kita keluarkan tidak terlalu mahal, dibanding dengan transport lainnya, dimana saat baru buka saja sudah dikenakan tarif, belum lagi jika keadaan macet menuju kuta atau perjalanan yang melewati Teuku umar, argo meter terus berjalan mengikuti menit jauh atau dekat jika perjalanan macet tarifnya hampir sama.
Mafe aso
11/05/2019 at 6:25 pm
Transport konvensional adalah transport manual yg ada sejak ada pariwisata yg pelakunyapun sebagian besar tergolong tidak fasih dgn teknologi internet,namun cukup piawai melayani dan menuntun kepentingan wisatawan yg datang ke Bali!
Mereka(konvensionsl) juga dgn senang dan sabar melakoninya demi kepentingan hidup yg sederhana dan cukup menghidupi keluarga anak sampai cucu !
Tapi adakah yg menyadari harapan mereka pupus dan terputus semenjak lahan dan penghasilannya dikuasai para pelaku taxi online ! Adakah yg merasakan kesulitan mereka bahkan rintihan mereka saat ini.
Mereka tak bisa berbuat apa apa tak punya basic lain dan tak canggih mengikuti tekhnologi online .
Saya pribadi merasa resah dgn adanya taxi online karena pelaku/driver nya terlalu bebas, bebas berpakaian(seenaknya), bebas masuk tanpa batasan kuota jalan ataupun luasnya wilayah Bali khususnya sekitar bali selatan ,bahkan sering ada indikasi bikin perselisihan
Putu Agung
11/05/2019 at 4:47 pm
Saya sebagai masyarakat biasa merasa diuntungkan dgn adanya taxol karena mempermudah mendapatkan akses transportasi yg murah utk semua kalangan. Jadi pengguna taxol bukan hanya wisatawan tp masyarakat bali sendiri. Kami tidak mungkin menggunakan jasa taxi konvensional yg harganya sama dgn turis. Mohon pak gubernur mempertimbangkan kembali. Masyarakat sangat membutuhkan sarana transportasi yg murah dan nyaman.
Eka budiyasa
11/05/2019 at 4:10 pm
Bpk Ariyanto yth.
Bagaiamanapun bapak merasa menjadi WN Indonesia sama denagn kami, maka kami berharap bpk bisa merasakan hal yg sama pda dua sisi bersamaan. Pertama punya hak yg sama untuk hidup dan mencari penghidupan, semestinya juga punya kewajiban yg sama memelihara Damai nya Bali maaf kami tidak suka dengan kata kata demo besar-besaran yg menurut kami bahasa itu provokayif katena saudara kami di Bali sngat rukun dan saling menghormati, kami yakin ada solusi yg terbaik.
Sekali lagi kami berharap statement yg teduh jangan seolah berkeinginan mengadu warga kami mengadu masyrakat bali yang rukun dan damai.
setiap warga negara boleh berstatement namun yg teduh dan mengayomi. Kata kata demo besar besaran ini akan menjadi catatan bagi kami Semeton bali, karena kami suka damai kami suka Rukun sejak dulu jauh sebelum adanya kemajuan-kemajuan spt saat ini.
Salam santun dan damai Baliku …
Dewa Brahma
11/05/2019 at 2:46 pm
Maju terus Koster.
Save Bali please dari pelecehan desa adat yg dilakukan oleh oknum TaxOl pendatang.. Save Pariwisata Bali dari pariwisata murahan.
Taxi Conventional 80% Warga Bali Local yg sudah dari dulu jauh ada dan berjuang demi kemajuan Pariwisata Bali.
TaxOl datang hanya mengambil keuntungan semata.. Jika Bali hancur mereka pergi begitu saja ttpi kami yg harus menata kembali Pariwisata ini.
Bukan kami menolak kemajuan teknologi tetapi kami memilah teknologi itu sendiri mana yg harus diterima dan mana yg tidak.
icha
11/05/2019 at 4:19 pm
Ngeri saya bacanya smpe bilang JIKA BALI hancur, pak kemajuan teknologi jngan dipndang sbelah mata hanya dri adanya taxi online saja, kemajuan yg lain yg ada dibali yg dibawa dri luar negri gak bpk liat??? Sprti contoh mudah hp yg bapak gunakan skg gak mngkin kan bpk msih pke hp jadul jels akn tertinggal jauh bgitupun transportasi, bapk bolh tdk suka dngan taxol tapi tdk sepantasnya bapak mmbrikan komentar sperti itu kepda pendatang, karna para pendatang jg berdampak besar bgi pulo bali jangan dipungkiri,orang bali bkin kos²san bnyak,ruko,dan kontrakan kalo bukn pendatang yg nyewa siapa??? Yg kerja keras jdi babu, karyawan,dll kbanyakan emg pendtang pak, bgitupun jg tukang ojol dan taxol., anda jangan seenak blg klo pendtang pergi mmberikan kehancuran pda bali., ANDA SALAH BESAR HARUS DAN SEGERA RALAT KATA² ANDA sbelum pendtang lain trsinggung
Van
12/05/2019 at 12:00 am
Asal ngomong ni orang ya..saya ini pengemudi taxol pak tapi saya sangat menghormati taksi konvensional.. saya GK pernah ambil orderan taksi konvensial klo costumer mau menggunakan atau mereka yg punya wilayah.. kami memang pendatang pak tp kami tidak menghancurkan jadi pikir positif jgn asal bacot itu mulut ya pak.. hormati sesama…
Cleaning service Salon kamar mandi bali
11/05/2019 at 1:50 pm
Knapa gak tarifnya aja yg disamakan antara online dan konventional.
Misalkan 5.000/km baik online maupu. Konventional, bukankah masalah selama ini, konsumen milih online karena harganya lebih murah??
Made sukarta
13/05/2019 at 11:16 am
Betul sekali pak coba kalau taripnya tidak terlalu murah gak bakalan penumpang lari ketaksi online kalau dibandingkan taripnya lebih murah dari Bemo/ angkot
Made putra
11/05/2019 at 1:13 pm
Semoga pak gubernur bisa membijaksanai kami kami yg taksi online, kami driver online yg di bali mungkin ribuan jumlahnya, kami bekerja keras dan bersaing sehat pak, hanya untuk bisa kluaga hidup dan anak” kami bisa mengikuti pendidikan sekolah mreka. Astungkare pak gubernur bisa mendengar keluhan saya, dan bahkan mungkin sebagian driver online juga merasskan keluh kesah seperti ini.
I Made Sudiana
11/05/2019 at 1:02 pm
Gubernur keblinger………supir taxi online banyak pak…….,pelanggan taxi online juga banyak….,kenapa yg bapak pikirkan cuma supir konvensional aja………? Jangan bikin keputusan kontroversial……. Saya adalah pengguna taxi online
Toyota Bali
11/05/2019 at 12:36 pm
Semoga dapat diselesaikan dengan adil nggih
I Gd Agus Adi Wirawan
11/05/2019 at 11:35 am
Saya setuju pendapat Bapak, karena masyarakat Bali merasa sangat terbantu oleh adanya taxi online, dan juga mengurangi tingkat pengangguran, jika dilihat dari penghasilan yg di peroleh jauh lebih besar dibandingkan menjadi pegawai atau karyawan swasta yang di patok tiap bulan nya dng UMK, jadi jika Pak Koster menutup Taksi Online apakah bisa memberikan pekerjaan yang pengasilan nya sama dengan yg di dapat di taksi online, jangan sewenang-wenang mengeluarkan wacana yang akan merugikan masyarakat Bali yg juga menjadi driver online, jadi saran saya mohon di sampaikan taksi online hanya Plat DK ato plat bali saja yg bisa beroprasi dan jika memang di daerah pariwisata tidak di mungkinkan jangan beroprasi disana untuk mengurangi permasalahan, dan utamakan lah driver orang bali dulu, nanti jika kurang baru di isi oleh orang luar Bali.
Agung
11/05/2019 at 10:50 am
Semoga Pak Gubernur mempertimbangkan lagi kebijakan yang akan diambil, Dan keputusan yang lebih mengutamakan perekonomian makro, bukan micro.
Yustinus
11/05/2019 at 8:47 am
Gubernur mesti harus mengkaji dari banyak aspek
1. Akan ada ribuan pengangguran baru
2. Tingginya permintaan masyarakat bali terhadap jasa ya Colol
3. Taxi salah satu solusi bagi Wisatawan baik Asing / wisatawan lokal
4. Gubernur Bali juga mesti tahu keluhan wisatawan terhadap persekusi harga yg tinggi yg selama ini di praktikan oleh taxi conventional
Kusuma trnsport bali
11/05/2019 at 8:05 am
Mantapppp…JAYAMAHE JAYAAAAAAAAAAAAAAA