Connect with us

EKONOMI

Bali Siap Terbangkan Buah Naga 40 Ton Per Hari Ke Cina

Published

on

[socialpoll id=”2522805″]


Denpasar, JARRAKPOS.com – Sukses mengekpor buah manggis 1.500 ton dalam dua bulan terakhir ke Cina, eksportir Bali kembali lirik komoditi produksi buah naga. Para ekportir menunggu kran ekspor buah naga ke Negeri Tirai Bambu bisa dibuka sebelum tahun 2018 berakhir. Harapan ini mencuat karena Tim Karantina Tiongkok yang telah langsung datang meninjau kokasi perkebunan buah naga sekigus menyatakan hasil produksi petani layak ekspor. “Pemerintah Cina akan membuka kran untuk buah naga. Tim Karantina Pemerintah Tiongkok GACC (General Administration of Customs Peaples Republic of China) telah mengecek kebun buah naga terkait hama dan kualitas buah, kontinuitas dan sebaginya. Potensi di Bali bisa sampai 20 sampai 40 ton perhari,” ungkap salah satu eksportir buah, Agung Weda di sela-sela acara yang dilaksanakan di Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan dari Provinsi, Kamis (1/11/2018).

Lebih lanjut Agung Weda mengatakan GACC telah mengidentifikasi jenis OPT Buah Naga dari Kelompok Tani Naga Gunung Sari di Desa Bulian, Kubutambahan, Buleleng, Minggu (28/10/2018). Dalam kesempatan tersebut kebun dan hasil produksi dinyatakan telah masuk dalam kualifikasi ekspor. Hanya saja hambatan sementara ada pada tidak tersediaan packing house. Menindak lanjuti hal ini para ekportir dilapangan telah mempersiapkan diri membangun packing house khusus untuk buah naga kendati telah memiliki packing house untuk komoditi manggis. “Pengolahan kebun dan produksi buah sudah masuk kualifikasi ekspor, namun untuk packing house buah naga kita diminta membedakannya dengan buah manggis. Packing house kita ada di Lukluk, karena ada beberapa lantai jadi lantai atas buah naga dan bawah buah manggis,” ungkapnya. Seraya menjelaskan untuk komuditas buah manggis pembersihan di Packibg house dilakukan dengan cara penyemprotan dan penguasan sementara buah naga dengan cara dicuci.

Baca juga :

Advertisement

https://jarrakpos.com/2018/10/31/40-ton-beras-bali-terpilih-jadi-beras-bantuan-korban-bencana-palu/

Ditanya mengenai potensi permintaan buah naga ke Cina dijelaskannya belum dibatasi, karena pasar masih terbuka sangat luas sepanjang kualitas buah naga terjaga dengan baik. Untuk tahap awal potensi buah naga yang diprediksi mencapai 100 ton per hari yang tersebar di hampir seluruh Bali akan menjadi prioritas ekspor utama. Dalam kondisi tertentu diakuinya mungkin akan didukung produkai buah naga dari luar Bali, namun seiring berjalannya waktu dipastikan pemetaan produksi buah naga di Bali akan semakin baik. Kondisi ini juga akan mendorong petani lokal untuk meningkatkan hasil produksi buah naga. “Per hari 100 ton bisa, kalau ekspor jalan otomatif terpetakan dan petani terpacu menanam buah naga, karena buah naga 2 tahun menghasilkan beda dengan manggis dan durian. Kita prioritaskan produk buah naga Bali, kalau kehabisan stok baru diambil dari luar,” jelasnya.

Ket foto : Yayasan Yeshua Home International membuka “Dompet Peduli Bencana” bantuan untuk korban gempa Palu dan Donggala.

Produksi buah naga secara organik di Bali dipastiian akan menjaga nilai jual, dengan harapan harga buah dipetani mencapai Rp15 hingga 20 ribu per kilogram. Kondisi ini juga akan menekan harga anjlok di musim panen raya yang bisa mencapai di kisaran harga Rp 5 hingga 7 ribu per kilogramnya. Produksi buah naga menyerupai buah jeruk yang hampir tidak mengenal musim dan hanya menurun di bulan Mei hingga Juli saja. Di waktu yang sama Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnu Adhana juga mengungkapkan bahwa ekportir Bali sudah siap untuk mengirim puluhan ton buah naga ke Cina. “Para eksportir menunggu keran dibuka saja, begitu dibuka puluhan ton buah naga akan diterbangkan ke Cina setiap hari. Mengingat produksi kita cukup besar,” terangnya. Seraya memuji produksi buah naga di Bali dari sisi rasa lebih manis, warna lebih menarik dan diproduksi secara organik. eja/ama