NEWS
Bali Tak Boleh Dipimpin Figur Parlente
DENPASAR, JARRAK POS – Bagaimana memilih seorang pemimpin? Itu pertanyaan yang selama ini mencuat di tengah-tengah masyarakat Bali memasuki masa kampanye Pilgub Bali 2018. “Pilihannya mau Bali bagus, apa mau Bali kelihatannya bagus, celetuk salah satu pengusaha sukses Bali Ir. Hendra Dinata. M.Th, di Denpasar, Jumat (16/2/2018).
Dikatakannya sebagai seorang pengusaha dan desainer properti dan pembangunan, seni menilai bagaimana cara memilih seorang pemimpin bagi Bali menjadi catatan khusus sebagai salah satu aspek kriteria pemimpin idamanan yang diharapkan masyarakat. Pemimlin yang baik yakni pemimpin yang bisa memajukan Bali dalam berbagai aspek didukunh ketegasan dalam bersikap, bukan tebar janji dan pesona saja. “Mau Bali bagus, pemimpin yang ideal harus berani bersikap bukan mau kelihatan bagus. Walaupun dalam bersikap ada yang merasa dirugikan karena pada akhirnya tidak semua orang senang,” ujarnya.
Sosok pengusaha Bali yang akrap disapa Sinyo ini juga menekankan, kebijakan untuk kepentingan rakyat belum tentu rakyat semua senang mengingat komponen di masyarakat sangat luas. Pemimpin yang tegas dan berani harus menjalankan konsep pemikiran yang berani ambil resiko. Saat ini banyak kebijakan pemerintah kelihatan bagus di permukaan tapi fakta dilapangan tidaklah demikian. Salah satu dicontohkannya terkait perizinan, terlihat mudah dengan pelayanan satu pintu namun kenyataan di lapangan sangat sulit bahkan kerap tanpa kepastian. Kondisi inilah yang menjadi keluhan sebagian besar kalangan pengusaha dalam menjalankan usahanya untuk kemajuan ekonomi masyarakat yang diharapkan berjalan sesuai aturan dan perundang-undangan.
Tidak jelasnya komitmen pemimpin membuat banyak pengusaha kelimpungan karena ribetnya aturan sementara disisi lain pelabrak aturan malah terkesan dibiarkan dan membuat pembangunan berjalannsemakin semrawut. “Kelihatan bagus di permukaan dengan kata-kata bagus tetapi faktanya dilapangan tidak demikian. Contoh perijinan dipermudah namun kenyataan dilapangan tidak ada kepastian. Membuat orang males berbisnis di Bali,” ungkapnya.
Adanya pilihan pemimpin yang terbuka demi kemajuan Bali pada Pilgub kali ini membuat banyak pengusaha berani merapatkan barisan sekaligus memberikan dukungan bahkan bersedia sebagai bagian dari relawan tim pemenangan. Para pengusaha menilai sebagai calon pemimpin Bali seorang figur pemimpin harus berani melihat perubahan kedepan yang lebih luas dan menyeluruh. “Pemimpin yang terbuka, pengusaha beranai jadi relawan yang mampu memberi perubahan secara keseluruhan. Lihat Bali lebih luas, gaung internasional namun faktanya harus didukung komitmen dan program yang bagus. Bahkan perlu adanya alternatif pengembangan industri pariwisata, masyarakat harus berani bersuara,” tegas Sinyo.
Pemimpin pilihan kedepan juga diharapkan mampu menumbuhkan partisipasi para pengusaha dalam pembangunan Bali yang bisa diwujudkan dalam berbagai aspek salah satunya melalui pajak. Tentunya ini harus didukung adanya kebijakan pemerintah dalam mengakomodir pengusaha yang ada dalam mengembangkan usahanya sementara tumbuhnya bisnis baru diharapkan tidak mematikan eksistensi usaha yang sudah berjalan. Aturan yang ada juga harus terus disesuaikan dengan kebutuhan jangan sampai aturan baru malah melemahkan kekuatan perekonomian yang sudah berjalan. “Ada pengusaha untuk bayar pajak kita dorong, kebijakan pemerintah harus mengakomodir pengusaha lama untuk mengembangkan usaha. Yang bisnis baru harus taati aturan,” tambahnya.
Pemimpin Bali juga harus mampi memitigasi berbagai hal dan oermasalahan, seperti terkait musibah Gunung Agung yang melanda masyarakat Karangasem. Warga yang sebelumnya tinggal di kaki Gunung Agung atau kawasan terdampak erupsi dipastikan wilayahnya akan mati hingga beberapa tahun kedepan menunggu hingga bisa dikelola seperti semula. Untuk itu nasib masyarakat ini harus mulai difikirkan pemimpin dan calon pemimpin Bali kedepan agar nasif masyarakat terdampak erupsi ini segera bisa diarahkan untuk keberlangsung hidup dan penghidupannya. “Pemimpin Bali kedepan harus mampu memikirkan segala hal, harus tegas, berani, tidak hanya tebar pesona dipermukaan. Pembangunan fisik untuk pencitraan penting tapi komitmen untuk membangun Bali lebihbaik itu yang terpenting,” imbuhnya. eja/ama
Pengusaha dan Desainer Properti Ir. Hendra Dinata. M.Th.
Mandriasa.
16/02/2018 at 10:43 am
Tanda-tanda akhir zama tampak semakin jelas: kejahatan dan kriminalias semakin mningkat. Belum lagi kekerasan/ kekejaman yg dilakukan an agama, mengerikan!
Peran dan fungsi agama, pemerintah n penegak keamanan hrs semakin nyata mbela kebenaran dan keadilan dan haklak luhur. Semoga Tuhan YME memberkati/ meridhoinya.