DAERAH
Bangkit Di Tengah Pandemi Covid-19 , SyamsirLubis Kembangkan Usaha Kreasi Batok Kelapa
Padangsidimpuan, (JarrakPos) – Dalam upaya melawan dan bangkit dari pandemi covid-19 , selain melaksanakan Protokol Kesehatan yang terdiri dari 5 M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan dan Mengurangi mobilitas umum) , baik secara nasional maupun dalam konstek individu juga harus ber-ihtihar melakukan pemulihan ekonomi akibat imbas coviid-19 .
Syamsir Lubis (49) salah seorang warga kecamatan Padangsidimpuan Batunadua terpaksa banting stir memutar otak melakukan pengembangan usaha dari kedai nasi bertambah menjadi pengrajin kreasi dari batok kelapa.
Mulai dari buah, kulit, serabut dan batok kelapa dipadu satu menjadi kreasi artistik yang bernilai seni tinggi.
Syamsir mampu mengkolaburasikan 2 talenta seni mulai dari pengkerdilan pohon kelapa hingga mengukir kulit kelapa menjadi suatu berbentuk binatang sesuai permintaan pelanggan.
Bayangkan sebuah pohon kelapa dalam bentuk kerdil yang lazim dikenal sebagai pohon bonsai kelapa dihinggapi sebuah burung Murai Batu yang sering ikut kontes suara emas tiba-tiba lepas dari sangkar majikannya, dan hinggap dalam teduhan pohon kelapa sambil pamer bulu halus dan ekor putihnya yang terurai panjang.
Dalam seni pengerjaannya, demikian telitinya sang maestro seni Syamsir Lubis mengukir lekukan-lekukan tubuh Murai Batu, detail-detail bulu, ekor sampai pada proses pengecatan jika diabadikan dalam sebuah foto seolah ukiran tersebut benar-benar hidup yang dapat melepas rindu pemilik Murai Batu yang hilang tersebut.
Diceritakannya, dalam kurun waktu berjalan pandemi covid-19 menyerang bangsa dan negara ini, daya beli warung nasinya berkurang.
Dalam inspirasi upaya pemulihan ekonominya, awalnya Syamsir mencoba-coba memanfaatkan waktu di sela menunggu pelanggan warung datang. Sedikit demi teknik bonsai kelapa yang sudah lama dimilikinya dikembangkannya dengan paduan polesan seni ukir. Tak hanya burung Murai Batu, Syamsir juga mengukir kulit kelapa menjadi ayam jago, ayam hutan, kura-kura hingga benda mati seperti vespa, bahkan bonsai kelapa diukir dalam koridor iklan nama dari sebuah perusahaan .
Seiring waktu berjalan, semakin banyak orang yang tertarik terhadap karya seni Syamsir Lubis, hingga menurutnya penghasilannya kini lebih lumayan dari sebelumnya.
“Dalam satu bulan , pesanan rata-rata bisa mencapai 6 sampai dengan 10 unit , dengan harga yang variatif mulai dari Rp. 150.000 hingga Rp. 600.000 , ya tergantung pesanan pelangganlah”, tutur Syamsir menjawab pertanyaan wartawan.
Menurutnya , permintaan pelanggan ada dua jenis ada yang pengennya hanya dipoles dengan pernis saja biar terkesan asri memperlihatkan kalau ukir tersebut tampak dari bahan serabut kelapa dan ada yang pengen dicat biar menyerupai bentuk aslinya. Jika dipoles dengan cat tentu membutuhkan waktu hingga satu minggu dalam proses pengecatan dan pengeringan yang berulang dan harganya tentu lebih mahal.
Sejauh ini, Syamsir berharap, masih butuh uluran tangan pemerintah setempat dalam hal ini pemerintah kota Padangsidimpuan khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam hal pembinaan, menyokong modal dan mencari pangsa pasar.
“Insya Allah, jika pemerintah ikut campur tangan dalam industri lokal ini, saya yakin karya-karya lokal seperti saya ini dapat berkembang dan bisa menciptakan lapangan kerja baru terlebih di masa pandemi covid-19 sekarang kini”, pungkas Syamsir. *(Ali Imran)
You must be logged in to post a comment Login