Connect with us

    EKONOMI

    Bank BPD Bali Gali Potensi Sentra Olahan Produk UMKM di Batu Malang

    Published

    on


    Malang, JARRAKPOS.com – Bank BPD Bali mendorong masyarakat untuk terus kreatif dalam mengelola potensi daerah. Sebagai lembaga keuangan milik masyarakat Bali, kali ini jajaran Komisaris dan Direksi Bank BPD Bali kembali menggali wawasan dan potensi pengembangan UMKM di Bali dengan melakukan kunjungan Media Gathering Bank BPD Bali ke Batu, Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/9/2019). Apalagi Batu Malang sangat terkenal dengan produk olahan keripik apel dan produk pertanian lainnya yang kini merambah ke produk olahan sayur-sayuran, sehingga potensi tersebut dinilai sangat berpeluang untuk memajukan industri rumahan di Bali, karena telah didukung Pergub Nomer 99 Tahun 2018 Tentang Pemasaran dan Pemamfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali serta penguatan dari sisi permodalan dari perbankan.

    Bn-20/9/2019

    Kunjungan diawali di UKM Gapura di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang mengolah berbagai jenis buah utamanya apel hingga total seberat 500 kilo gram per hari. Usaha yang dimiliki Puguh Hariono ini mempekerjakan 15 karyawan dan hasil produksinya tidak saja diserap di Kota Malang namun sudah masuk pasar di Bali. Menariknya produk yang dihasilkan memiliki merek ‘Bali’ yang berarti Batu-Asli sebagai daerah asal produksi. Pria yang mengaku pernah bekerja membuat keripik jamur di Tabanan, Bali 20 tahun lalu ini menjelaskan baru sejak tahun 2013 memproduksi aneka jenis keripik untuk mengolah hasil produksi buah yang melimpah di daerahnya menggunakan vacuum frying buatan sendiri seharga Rp200 juta. Bahkan potensi ini dinilai sangat cocok dikembangkan di Bali karena hasil produksi buahnya juga berlimpah utamanya di saat musim panen raya. “Perlu modal Rp200 juta, kalau pasar bagus dan serius serta setiap hari kerja dua tahun modal sudah balik,” jelasnya bahwa usaha ini harus digeluti dengan serius.

    Baca juga : Berkonsep Tri Hita Karana, Bank BPD Bali Gelontorkan Dana CSR Rp20 Juta di Pura Luhur Giri Arjuno

    Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma, S.H., M.H., mengatakan geliat UMKM di Malang menginspirasi pengembangan produksi di Bali. Produksi buah yang melimpah seperti apel, nangka, salak, mangga dan pisang diharpakan mampu diolah secara baik. Bahkan mampu menyerap produksi yang sulit dilempar kepasar umum, namu setelah diolah menjadi aneka sajian makanan olahan lain maka akan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. “Setelah kita lihat di Malang, cara produksi mudah, mesin pun tidak begitu rumit dan kalau dilihat jenis buah yang dijadikan keripik juga hampir mirip dengan di Bali. Nanti kita fasilitasi dengan dana kemiteraan mungkin seperti di Karangasem salak dan nangka. Negara bisa pisang dan Singaraja mangga. Itu sentra-sentra yang bisa dikembangkan dan nanti kita jajaki dengan Bumdes,” ungkapnya yakin usaha ini bisa lebih banyak dikembangkan dan memiliki.pasar yang luas mengingat Bali menjadi destinasi utama dunia. Lanjut menjelaskan perbankan dalam hal ini Bank BPD Bali akan siap dari sisi pemberian kredit modal usaha.

    1Th/Ik-5/9/2019

    Usai mengunjungi sentra produksi keripik buah, kunjungan kedua diarahkan menuju sentra produksi keripik sayur dan makanan olahan masih di desa yang sama. Yakni usaha yang dirintis oleh Joni rahmat sejak tahun 2000 yang memproduksi 13 jenis makanan yang dijual dalam keadaan beku seperti martabak, bakso dan tahu. Sementara untuk makanan kering berupa keripik mengolah 20 jenis sayuran, diantaranya keripik jamur tiram dan jamur kuping, keripik cabe merah besar serta keripik bunga kol dan brokoli. Pria yang mempekerjakan tujuh orang ibu-ibu rumah tangga untuk memasak berbagai olahan sayur ini mengaku hasil produksinya kini menargetkan Bali sebagai andalan salah satu target pasar utama penjualannya. “Pemasaran Malang dan mulai merambah Bali apalagi ada produk terbaru kita keripik cabe besar yang memang snak. Yang lain sebelumnya ada brokoli dan jamur tiram, kuping dan bunga kol. Kapasitas 10 kilo, sehari kita bisa produksi hingga 10 kali menggunakan vacuum frying. Untuk disini pendanaan kita masih konvensional dari Bank Jatim,” ungkapnya. eja/ama

    Advertisement