EKONOMI
Bank BPD Bali Semester I Mampu Tembus Aset Rp23,15 Triliun
Denpasar, JARRAKPOS.com – Berbagai upaya dilakukan oleh industri perbankan menghadapi situasi ekonomi global yang tidak pasti dan pasca pulihnya ekonomi Bali dampak dari Gunung Agung. Beberapa perbankan melakukan langkah efisiensi, salah satunya Bank BPD Bali. Efisiensi yang dilakukan bank kebanggaan masyarakat Bali itu, dengan mengurangi deposito berbunga tinggi, sekaligus mengefektifkan pembiayaan. Upaya tersebut untuk mendorong NIM agar bisa meningkat, rasio intensitas bunga meningkat, sehingga otomatis juga akan meningkatkan pencapaian laba.
Hal itu disampaikan langsung, Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma didampingi Direktur Operasional IB Gede Setia Yasa, bersama Direktur Kepatuhan I Wayan Sutela Negara yang membeberkan, terkait pertumbuhan asetnya pada bulan Juni 2018 atau semester I tahun 2018 sudah mampu tembus Rp23,15 triliun, atau tumbuh 96,7 persen dari target 23,793 triliun. Demikian juga dengan posisi kredit sudah tumbuh sekitar 97,8 persen dari target Rp16,7 triliun, telah tercapai Rp16,3 triliun.
Dijelaskan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada semester I 2018 tumbuh 95,73 persen dari target Rp19,5 triliun yaitu Rp18,7 triliun. Komposisi DPK terbesar BPD Bali adalah tabungan, yang posisinya jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. Hal ini dikatakan karena dampak besar dari layanan e-banking, meskipun sejak tahun 2015 baru dikembangkan layanan itu, sehingga baru efektif dirasakan mulai tahun 2018. “Pencapaian DPK 95,73 persen semester I tahun 2018, karena fitur-fitur yang dikembangkan memberikan value edit terhadap layanan CASA Account, baik giro maupun tabungan,” ujarnya di Denpasar, Jumat (24/8/2018).
Sementara itu, DPK dari tabungan sudah memberikan manfaat pada komposisi pendanaan yang cukup signifikan, ditambah LDR masih rendah. Sehingga beberapa deposito yang berbunga mahal dikurangi. Dengan demikian, tingkat NIM bisa terjaga. Karena penggunaan DPK untuk pembiayaan kredit saat ini bisa dioptimalisasi. Seiring dengan itu, rasio bottom line bisa cukup baik atau mencapai target. “Kita kurangi karena suku bunga tinggi yaitu 4,5 persen. Penghimpunan dana dari tabungan lebih bagus dan lebih murah dengan bunga 2,5 persen. Itulah yang dipelihara. Hal ini juga sejalan dengan visi misi bank BPD Bali untuk meningkatkan peran UMKM,” imbuhnya.
Dengan upaya itu, akhir Juli 2018, bottom line BPD Bali telah mencapai target 111 persen. Pencapaian laba semester I BPD Bali 98,89 persen atau Rp 318 miliar atau Rp 322 miliar. Sementara itu rasio gross NPL BPD Bali 3,75 persen semester I 2018. Untuk menekan NPL dan mencapai target NPL 2,53 persen, upaya penyelamatan terhadap sektor produktif telah dilakukan. eja/ama
You must be logged in to post a comment Login