Banyak Kader Mundur, Ketua DPD Golkar Bali Harus Intropeksi Diri Jangan Arogan

Denpasar, JARRAKPOS.com – Prahara di tubuh Partai Golkar Bali terus bergulir, akibat keluarnya Kader Golkar Muntra cs menuai polemik, kali ini Pengurus DPP Partai Golkar dan Wasekjen DPP Ormas MKGR, Dewa Widiasanida angkat bicara, dirinya merasa prihatin dan sangat menyayangkan atas mundurnya Kader tersebut. Dengan banyaknya Kader Golkar yang keluar seharusnya Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Kory harus bisa intropeksi diri, dan tidak sewenang-wenang seperti kemarin mencabut Kader milenial, padahal saat ini program DPP sedang mendekati kaum milenial.

Lebih lanjut Dewa Widiasanida yang akrab dipanggil Dewa Nida keluarnya Muntra sangat disayangkan sebab untuk mencari Kader pengurus sangatlah susah dijaman pandemi sekarang. “Nah disitulah diperlukan sikap bijak seorang Ketua DPD yang bisa mengayomi para Kadernya,” jelasnya Jumat (11/6/2021).

Diakuinya Dewa Nida, pengurus Partai Golkar Bali di DPD I hasil Musda banyak yang tidak aktif akibat kurang komunikasi dengan Ketua DPD I, sejatinya para pengurus sekarang sangat perlu diperhatikan. “Para pengurus sekarang mereka bekerja tidak mendapatkan apapun dan para pengurus pun tidak ada yang menjabat menjadi anggota Dewan, nah masalah ini harus dimengerti oleh Ketua DPD I,” tegasnya.

Ditambahkanya, Wayan Muntra yang keluar dari Golkar jelas membawa dampak crusial, sebab Muntra merupakan Kader yang berpotensi, apalagi Muntra pernah melakukan komunikasi dengan pihaknya melalui WA, disana Muntra menjelaskan masalahnya hanya satu saja yaitu digantinya dari Ketua Bakumham bukan masalah yang dulu-dulu dan beliau juga sudah tidak mempermasalahkan persoalan yang lama.

“Keluarnya Muntra akibat dia diganti dari Ketua Bakumham tanpa ada komunikasi, seharusnya Muntra tersebut dipanggil diajak bicara berdua, kalau memang Muntra tidak mau memgundurkan diri ya sodorkan saja surat pernyataan, jangan diganti tiba-tiba itu kan sangat disayangkan, dan Sugawa Kory sudah dua kali bertindak gegabah pertama mencopot staf tenaga ahli DPRD RI dengan sewenang-wenang tanpa ada prosedur dan tanpa ada pernah memanggil, dan ini merupakan pola yang tidak benar,” bebernya.

Dewa Nida mengingatkan, dengan adanya permasalah di DPD Partai Golkar harus berhati-hati, mengingat Partai Golkar di Bali bukanlah partai pemenang, apalagi ada rencana akan merevisi UU Perda Desa Adat dan itu sangat berbahaya, untuk mengambil hal terebut DPD Partai Golkar Bali harus benar-benar dipikirkan. Pasalnya, Perda Desa Adat tidak hanya Golkar saja yang buat, sebaliknya ketika Fraksi PDIP tidak setuju jelas akan menjadi sia-sia.

“Desa adat sekarang sudah nyaman, jangan dikutak-katik lagi apalagi anggaran sudah dinaikan dan memiliki kantor,” paparnya.

Lebih lanjut Dewa Nida berharap, untuk bisa memajukan Partai Golkar Bali Ketua DPD I harus bisa mengurangi arogan, dan intropeksi diri melakukan mulat sarira, perbanyak senyum, apalagi hampir 50 persen penguruanya banyak yang tidak aktif, dan terlihat ketika ada panitia hanya itu-itu saja orangnya sehingga timbulah kecemburuan diantara kader.

“Aroganya Ketua sering main telepon sambil marah-marah, ketika dikritik dibilan oposisi kadernya, padahal kritikan adalah vitamin,” ungkapnya seraya menambahkan saya sudah membuat catatan untuk menyampaikan kondisi yang sebenarnya yaitu satu Muntra mundur, kedua masalah desa adat, dan nantinya tinggal Ketua Umum saja yang mengevaluasi.

Dewa Nida menghimbau, kepada semua Anggota Kader yang diganti tidak sesuai dengan AD ART, bisa membawa ke Mahkamah Partai. “Kalau ada Kader Partai yang merasa dirugikan diganti tidak sesuai AD ART silahkan melapor ke Mahkamah Partai. Kalau ada kader yang sudah keluar lalu masuk lagi bahkan diberikan jabatan strategis kan membuat semangat kawan-kawan yang lain hilang. Dan Ketua DPD I belum terbukti bisa menyatukan kader-kader Golkar, bahkan bisa dikatakan kacang lupa kulitnya,” pungkasnya. tra/JP