NEWS
Batal Ditutup, Pemprov Tawarkan Aplikasi Transport Online Tandingan
Dikatakan, melalui langkah Pemprov Bali yang diwakili oleh Dishub Bali yang mengundang pemilik izin penyelenggara angkutan sewa khusus untuk melakukan audensi, menunjukkan bahwa Gubernur Bali menyadari bahwa transport online adalah sebuah keniscayaan dan konsekwensi logis dari kemajuan teknologi dan zaman. Langkah ini layak mendapatkan apresiasi dari kami,” kata Aryanto, seraya mengatakan saat ini yang paling penting driver online segera mengurus izin ASK. Selain itu, juga dalam penerapan Permenhub No.118 tahun 2018, Pemprov Bali segera mengkaji dan melakukan pembahasan terkait tarif minimum. “Khususnya tarif di wilayah perkotaan dan di wilayah pariwisata, agar disparitas harga yang selama ini menjadi akar permasalahan konflik antar transport online dan juga konvensional segera selesai,” tutupnya. tim/ama
Pitbul
21/05/2019 at 12:02 am
Belakangan saya sering mendengar keluhan fari yamu asing kalau mereka merasa ada mafia transport (konvensional) di beberapa tempat dan saya rasa itu akan membuat wisatawan merasa shok tentu nya dan akan enggan ke bali lagi tentu nya,kalo menurut saya biarkan kebebasan hak para tamu untuk memilih transport yg mrk ingin kan,toh gak semua tamu itu punya uang banyak,kita lihat aja backpacker2 di airport ternyata mrk juga banyak yg pake jasa ojek online
Ketut go
18/05/2019 at 1:49 pm
Biarkan alam yang menyelesaikan.
Alam akan menjawab semua ini, semua akan bangkrut di bali.
Percaya atau tidak ayo kita buktikan sebentar lagi.
Ketut go
18/05/2019 at 1:43 pm
Jaje kotake tradisional. Misi selo mekukus, jek gebuh. Liunan gebuh jaen masih inumang kopi pait di bongkol kepuhe.
I Ketut Suweca
17/05/2019 at 12:14 pm
Semua pejabat kl anggaran ke uangan baru di tetapkan karena tex projek managemen kalau keselamatan ekonomi rakyat di tutup mata kan contoh sama2 online bluebard dengan grab.gokar tetap terjadi tumpang tindih karena tidak ada penetapan standar harga orang bekerja di bluebard tidak mencapai target di putuslah hubungan kerja terjadilah pengangguran menambah kemiskinan rakyat itu dampak dari online dan rant motor bike yang menjamur banyak bule jadi onwer motor bike yang sudah jelas menambah kemacetan dan parkir sembarangan sehingga orang Bali kos pindah sanasini dan jadi penonton
sugiartawan wibisana
17/05/2019 at 11:01 am
Blunder besar jika pemerintah melakukan penutupan transportasi online, pasalnya transportasi online untuk saat ini sangat di butuhkan oleh masyarakat luas dan membuka ribuan lapangan kerja,menciptakan lapangan kerja yg sebanyak2nya adalah misi pemerintah yg paling utama dmi pningkatan ekonomi bangsa, ini bukti nyata adalah kmajuan teknologi yg sangat menekan angka pengangguran di Indonesia, karena dg memodalkan sepeda motor kita sudah bisa cari nafkah buat kluarga, hanya di zaman sekarang bisa seperti ini dalam artian jika kita mau punya penghasilan tidak harus cari orang kaya melulu (bos) untuk mohon2 pekerjaan seperti zaman sebelumnya. Maaf hanya mengungkapkan isi hati bilamana ada kata2 yg kurang berkenan di hati pembaca tolong di maklumi!!!
Mariana
17/05/2019 at 7:52 am
Dengan adanya taxi online sangat membantu dan mempermudah kami dlm rutinitas kami , mengingat transportasi umum di bali sangat minim
Eko fatoroni
17/05/2019 at 12:10 am
Ada hikmahnya juga tentang usulan Bpk Gubernur diantanya, menstabilkan ekonomi rakyat agar sama mendapatkan Rejeki, semoga keputusan Gubernur menjadi yg baik dan terbaik bagi rakyat. #sekedar ungkapan bay.
Asori gulo
16/05/2019 at 11:54 pm
Saran saja..pemerintah bali membuat aplikasi baru sesuai aturan yg ditentukan oleh pemerintah bali dengan seluruh layanan.transportasi ,kirim barng,makanan ,dn jenis jenis layanan lainya.di satukan klu itu bisa barulah tutup semua aplikasi lain yg sudah jalan.
Itu baru keren.
Mekel
16/05/2019 at 11:10 pm
Yth
Pemerintah dan dinas terkait sebelum mengambil keputusan mohon dipahami apa itu Transport Konvensional yang ada di Bali.
ingat kearifan lokal
ingat Banjar Adat
ingat pemanfaatan sumber daya manusia
ingat ada kontribusi terhadap wilayahnya masing masing
perlu diketahui siapa yang merawat serta memiliki tanggungung jawab keamanan kenyamanan wilayah setempat
perlu diketahui Transport Konvensional tidak asal asalan ( tetap memiliki Etika, skill pramuwisata tanggung jawab kepada wilayah masing masing )
Transport Konvensional memiliki sona sona tersendiri
Transport Konvensional tidak bisa antri, ngetem, mencari muatan seenaknya di sona wilayah lain
Pelaku Konvensional memiliki tanggung jawab kepada lingkungannya masing2. Pelaku Konvensional bisa bergabung dengan bayak persyaratan yang harus dipenuhi.Anggota sona Transpot konvensional anggotanya Terbatas akan berkembang sesuai perkembangan lahan operasional yg dimililiki oleh wilayah itu sendiri.
Perlu diketahui
pemanfaatan sumberdaya manusia , Kontribusi keamanan kenyaman wilayah setempat
Kalau ingin bergabung ikuti aturan yang sdh disepakati oleh wilayah setempat
Demikian sepintas ki sampaikan
Terimakasih.
Ngh Surata
16/05/2019 at 10:56 pm
Mohon kepd bpk pejabat dan instansi terkait didalamnya jgn asal menjalankan aturan,bpk2 sudah liat situasi dilapangan para driver sudah menjerit susahnya cari uang,apalagi skarang mengharuskan semua mobil harus berijin,ijin mahal dan ngurus susah.Emang selama ini ada pengaruhnya dg mobil tanpa ijin.Bantu dong rakyatmu,Bpk jadi pejabat karena siapa,bukankah dri rakyat yg memilih bapak shg bpk jadi pejabat. Setelah bpk jadi pejabat apa balasannya kepd rakyat,kok bpk malah menyulitkan rakyat.Kami mohon ijin harus gratis klo emang semua mobil angkutan harus ber ijin. Harus gratis. Pejabat2 terkait harus mengerti sikon rakyat saat ini.
Bpk2 dan Pejabat terkait jgn asal menerapkan aturan segala.Sesekali liat dan turun kelapangan.Gampang apa susah nyari uang.Jgn rakyat sllu ditekan dg segala aturan dan undang2. Kapan bpk2 dan pejabat2 bisa memberikan ketenangan dan kesejahtraan kepd rakyat,Terima kasih
Agus
16/05/2019 at 8:53 pm
Kalau sudah berijin ask apa bisa menjamin bisa mengambil penumpang dimana saja , itu saja yang terpenting untuk driver ..jangan nanti udah berijin malah sama aja di cegat taxi konvensional ,ujung” nya jadi ribut kembali ..
Ahmad Jazuli
16/05/2019 at 7:51 pm
Hallo saya pada dasarnya sangat mendukung kalau taxol / konvensional harus berijin dan yang tidak berijin harus harus diambil tindakan dan sangsi
Untuk aplikator supaya menyetarakan harga agar di lapangan tidak terjadi gesekan antara taxol/ konvensional
Demikian terimakasih
Wayan Kanta
16/05/2019 at 7:43 pm
Sy perlu tindakan tegas Dinas . Kalau memang Tdk Bisa ditutup… Jgn byk Kata akan… Yg mana byk yg tdk Ikuti aturan Dari online… Dan ORGANDA… Jgn bisa nya pungut keur… Kerjanya Tdk ada